Senin, 14 Maret 2011

Story of the Thirteenth LanZa_Seventh Story

Seventh Story

Gorge

Coraa, Tamaa dan Sicronizee berangkat menuju ke Primetal City. Menurut Tamaa, Primetal City tidak jauh dari tempat mereka berada sekarang. Di tengah perjalanan, Coraa mengeluh.

Coraa : Primetal City dimana sih..? Sudah lama kita berjalan tapi tidak sampai-sampai.

Tamaa : Kamu ini cowok atau bukan sih? Masa baru sebentar begini saja sudah mengeluh?

Coraa : Ya, aku bukan cowok. Kalau aku cowok aku sudah tahu dari awal kalau kamu ini perempuan.

Tamaa : %$#&#&$!!

Sicronizee : Ah sudahlah. Jangan bertengkar. Tamaa, kira-kira berapa lama lagi kita sampai di Primetal City?

Tamaa : Kita tinggal melewati sebuah jembatan besar. Jembatan itu dijuluki dengan Pirate Bridge.

Sicronizee : Apa itu?

Tamaa : Maksudnya adalah apabila kita jatuh dari jembatan itu otomatis kita akan jatuh ke laut yang merupakan sarang bajak laut.

Coraa : Maksudmu jembatan itu? *menunjuk sebuah jembatan yang berada di depan mereka

Tamaa : Ya bena..eh!?

Sicronizee : A..Ada apa dengan jembatan itu? Jembatannya..putus..?

Tamaa : Begitulah. Huh! Dasar para bajak laut! Selalu saja begitu!

Sicronizee : He? Memangnya kenapa dengan mereka?

Tamaa : Tidak ada apa-apa sih. Hanya saja mereka selalu mengganggu orang dengan cara iseng mereka. Contohnya pada jembatan ini.

Sicronizee : Huh. Jadi bagaimana cara kita pergi ke Primetal City?

Tamaa : Hanya ada satu cara. Ikuti aku.

Tamaa berlari menuju ke arah yang berlawanan. Coraa dan Sicronizee mengejarnya.

Beberapa jam kemudian, mereka telah sampai di suatu tempat yang asing.

Coraa : *hosh..hosh..* WTH! Jauh sekali! Dimana ini!?

Sicronizee : *hosh..hosh...* Air..

Tamaa : Ini jalan kedua untuk sampai ke Primetal City. Namanya adalah Gorge of Primetal. Seperti yang kalian lihat, ini merupakan jalan yang sangat sulit. Huft. Jurang yang curam dan.. apabila kita jatuh maka kita akan ditangkap oleh para bajak laut!

Sicronizee : Air.. air..

Coraa : Dasar mesum! Air melulu. Ya sudah, minum saja air yang ada di tasmu.

Sicronizee : Kamu kali yang mesum. Grr! *mengambil air* *gluk gluk*

Tamaa : Sama saja mesumnya! Dasar kalian mesum!

Coraa : Aaaa! Sudahlah, lupakan saja dulu! Lebih baik kamu menjelaskan bagaimana cara melewati jurang-jurang yang curam ini!

Tamaa : Kamu kira aku ini apa? Mana aku tahu. Menurut sejarah belum pernah ada orang yang bisa melompat sejauh itu. Aaaa! Jauh sekali jarak antar bukit ini!

Coraa : Kukira kamu tahu. *menghela nafas*. Sicronizee, kamu ada ide tidak?

Sicronizee : Jarak seperti ini tidak jauh kok. Kenapa susah?

Coraa and Tamaa : *terdiam*

Sicronizee : Lihat ini ya.

Sicronizee berdiri di tepi jurang yang curam itu. Ia mengangkat tangannya ke atas. Beberapa orang malaikat turun dan membuat sebuah jembatan.

Coraa : Wow, ajaib!

Sicronizee : Malaikat pun berpihak padaku~. *tersenyum pepsoden*

Tamaa : *memukul kepala Sicronizee* terus kenapa?

Sicronizee : Aw! Dasar tidak tahu terima kasih. Ah sudahlah lebih baik aku pergi sendiri saja.

Tamaa : Aaa aku hanya bercanda!

Sicronizee : Terus kenapa?

Coraa : Sudahlah. Jangan membuang waktu. Hei Tamaa, lebih baik kamu yang pertama. Cepat pergi ke seberang dengan jembatan yang dibuat oleh Sicronizee! Sicronizee, kamu setelah Tamaa.

Sicronizee : Hei Coraa! Tidak bisa begitu, dong! Aku baru ingat, jembatan ini hanya bisa membawa dua orang. Bagaimana dengan dirimu?

Coraa : Aku akan mengandalkan lompat tinggiku. Mau bagaimana lagi? Hanya ini cara yang tersisa.

Sicronizee : Hei jangan bercanda!

Coraa : Aku tidak bercanda!

Sicronizee : *terdiam sejenak* Tapi bagaimana caranya kamu bisa melompat sampai ke seberang?

Coraa : Kamu tidak lihat? Ada bukit-bukit kecil di tengah-tengah perjalanan untuk sampai ke seberang.

Sicronizee : Kemungkinanmu bisa selamat sampai ke seberang itu hanya 1%, bego.

Tamaa : Ah kalian ini. Dari tadi ribut saja. Sudahlah, biar aku saja yang tinggal. Lebih baik kalian berdua pergi mencari teman-teman kalian.

Coraa : Ta..Tamaa!

Tamaa : Sudahlah. Pergi! Dan tolong, selamatkan Savior World dari kegelapan.

Tamaa membalikkan badannya seraya melambaikan tangan pada Coraa dan Sicronizee seakan mengucapkan selamat tinggal. Tamaa berjalan kembali menuju arah yang berlawanan. Ketika ia mengira bahwa Coraa dan Sicronizee telah pergi, ia kembali ke Gorge of Primetal itu. Betapa terkejutnya Tamaa, ia mendapati Coraa dan Sicronizee masih berada di tepi jurang itu.

Tamaa : Ke..kenapa.. kenapa kalian masih disini..?

Coraa : Kami tidak akan pergi tanpamu, Tamaa!

Tamaa : Bo..bodoh! *menundukkan kepalanya*

Sicronizee : Sudahlah, memangnya kamu tidak mau pergi bersama kami? Kemana kamu akan pergi setelah itu?

Tamaa : Bu..bukan! Aku bukannya tidak mau pergi bersama kalian! Hanya saja..

Coraa : Kamu tidak percaya dengan lompatanku?

Tamaa : Aku bukan tidak percaya padamu. Tapi..badanmu kecil, kamu pendek, ya aku tidak bermaksud bahwa aku lebih tinggi daripada kamu sih..

Coraa : *jleb, jleb* Ka..kau ini..!

Tamaa : Sudahlah. Lagi pula untuk apa aku ikut? Toh aku tidak bisa melakukan apa-apa.

Sicronizee : Hanya kamu yang tahu isi Savior World ini!

Coraa : Kamu mau kami tersesat atau ditangkap oleh orang yang tak dikenal?

Tamaa : E..eh.. Kalau dipikir-pikir gawat juga sih. Ya sudahlah, aku ikut.

Tamaa dan Sicronizee menyeberangi Gorge of Primetal yang curam itu. Sementara Coraa melompati bukit-bukit kecil yang menjadi perantara antar seberang dan seberang.

Tidak lama kemudian Coraa, Tamaa dan Sicronizee berhasil menyeberangi Gorge of Primetal itu dengan selamat. Coraa menghela nafas sejenak. Ia sedikit berkeringat dingin.

Tamaa : Hei, lihat! *menunjuk ke depan*

Sicronizee : Apa apa? Ada apa?

Coraa : Itu..itukah..?

Tamaa : Yeah, Primetal City.

Mereka pun berjalan memasuki Primetal City. Primetal City yang mereka lihat tampak sangat luas. Bangunan-bangunan di dalam wilayah Primetal City tampak seperti mudah roboh. Atap-atapnya terbuat dari jerami dan bangunannya terbuat dari kayu tua. Seluruh penduduk Primetal City mengenakan pakaian yang lusuh.

Tamaa : Lho? Apa yang terjadi?

Coraa : Apakah Primetal City memang seperti ini?

Sicronizee : Padahal, menurut kabar yang kudengar dari penduduk yang berkunjung ke rumahku untuk berobat waktu itu, Primetal City adalah sebuah kota yang rata-rata penduduknya berpenghasilan tinggi. Tamaa, apakah kita tidak salah kota?

Tamaa : Tidak mungkin kita salah. Lihat papan nama itu. Disana tertulis “Primetal City”. Sebenarnya apa yang terjadi?

Coraa : Bagaimana kalau coba kita tanya saja pada penduduk disini?

Tamaa : Baiklah. Sebentar, hmm. Ada kain tidak?

Sicronizee : Kain? Untuk apa?

Tamaa : Sudah, jangan banyak tanya!

Sicronizee memberikan sebuah kain yang panjang berwarna merah muda kepada Tamaa. Tamaa menutupi wajahnya dengan kain tersebut. Sicronizee dan Coraa hanya terdiam dan bingung melihatnya. Tamaa berjalan mendekati seorang dari penduduk Primetal City.

Tamaa : Hei, apa yang terjadi dengan Primetal City?

Penduduk : Akhir-akhir ini banyak bajak laut yang ingin menguasai darat. Kabarnya mereka telah memilih seorang kapten baru yang sangat hebat. Akan tetapi ia sama sekali tidak mengurus anak buahnya.

Tamaa : Maksudmu..bajak laut itu yang bertindak seenaknya?

Penduduk : Ya begitulah. Raja Aibon, Dex sudah hampir tidak dapat mengurus pemerintahan karena putrinya kabur dari istana.

Sicronizee : Siapa putrinya? Siapa tahu kita dapat mencari putrinya agar ia kembali ke istana dan Raja Dex dapat mengurus pemerintahan lagi.

Coraa : Ide bagus!

Penduduk : Benarkah? Kami penduduk Primetal City sudah satu minggu mengalami kesusahan dan penghinaan dari para bajak laut itu. Aku mewakili seluruh penduduk Primetal city untuk memohon pada kalian, kumohon, carilah Putri..

Tamaa : Sudahlah. Lebih baik kita cari cara sendiri untuk menyelamatkan penduduk disini tanpa bantuan Raja Dex.

Coraa : Kenapa begitu? Bukankah akan lebih mudah dengan bantuan Raja Dex?

Tamaa : Lupakan. Aku berani menjamin ia tidak akan bisa mengurus masalah ini.

Penduduk : Tapi..tapi.. kalau begitu bagaimana cara yang nona pikirkan?

Tamaa : Serahkan saja pada kami. Ini semua atas nama Tamaa. Sampaikan pada penduduk lain.

Penduduk : Ta..Tamaa..? Kau..!

Tamaa : Sudah. Diam saja. Serahkan pada kami.

Penduduk : Ba..baiklah!

Coraa : Kamu ngomong apa sih? Aku tidak mengerti.

Tamaa : Lupakan. Sekarang demi para penduduk disini, langsung saja kita pergi ke markas bajak laut.

Sicronizee : Kamu yakin? Eh ngomong-ngomong bukannya seharusnya disini banyak bajak laut?

Tamaa : Ya seharusnya memang banyak. Tapi yang seharusnya terjadi adalah bajak laut itu hanya berada di toko-toko atau penginapan. Bukan merampas seperti ini. Ini tanggung jawabku. Makanya, kalau kalian tidak mau ikut juga terserah. Aku sama sekali tidak memaksa kalian.

Coraa : Tentu saja kami ikut. Kita kan teman.

Tamaa sedikit terkejut mendengar kata ‘teman’ yang diucapkan oleh Coraa.

Tamaa : Teman? Kamu..

Sicronizee : Ah! Coraa, dia tidak menganggap kita sebagai teman!

Coraa : A..apa!? Ternyata..teganya dirimu..teganyaa!!

Tamaa : Hei! Jangan mengarang begitu dong! Aku bukannya tidak menganggap kalian sebagai teman! Tapi.. memangnya kalian mau berteman dengan orang sepertiku?

Sicronizee : Tentu saja! Mengapa tidak?

Tamaa : Baiklah. Kita semua adalah teman! *tertawa riang*

Coraa : *berbisik pada Sicronizee* Ada yang aneh semenjak kita ingin pergi ke Primetal City.

Sicronizee : *berbisik pada Coraa* Ya, aku juga merasa begitu.

Tamaa : Tunggu apa lagi? Ayo kita pergi, teman!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar