Jumat, 04 Maret 2011

Story of the Thirteenth LanZa_Third Story

Third Story

Begin

??? : Akhirnya aku berhasil melarikan diri dari istana. Tapi dimana aku sekarang? Sungguh sial. Sudah tiga hari aku berjalan.

Tiba-tiba orang itu melihat ada seorang lelaki jatuh dari langit. Ia segera berlari menuju arah jatuhnya lelaki tersebut.

Coraa : Akh! Sakit sekali!

??? : *Hosh..Hosh..* Hey! Kamu tidak apa-apa? Darimana kamu? Kenapa kamu bisa jatuh dari langit? Siapa kamu?

Coraa : Ukh, maaf.. Sepertinya, kakiku patah.

??? : Ya sudahlah. Akan kubaya kamu ke dalam sebuah gua untuk beristirahat dahulu.

Seorang penyihir yang tidak diketahui namanya itu membawa Coraa ke dalam sebuah gua. Ia menyandarkan Coraa ke dinding.

Coraa : Kamu siapa ?

??? : *Gubrak!* Hah! Justru kamu yang siapa!

Coraa : Aku siapa? Aku berasal darimana? Ini dimana?

??? : *BLETAK!* Jangan bercanda ! Jangan-jangan kamu..pasukan kegelapan!?

Coraa : Ukh.. Aku tidak ingat. Hey, lihat gantungan ini ! Jangan-jangan namaku..Coraa..?

??? : Sepertinya begitu. Mungkin saja kamu terkena amnesia. Namaku Tamaa Savi..Ah, maksudku Tamaa Shivania.

Coraa : Oh, Tamaa. Salam kenal. *kruyuk* aduh, aku lapar.

Tamaa : Tunggu disini. Akan kucarikan makanan untukmu.

Tamaa pergi.

Coraa : Sebenarnya siapa aku ?

Coraa mencoba untuk membongkar isi kantongnya. Tapi ia hanya mendapati bungkus-bungkus permen yang tidak ada isinya. Coraa tertunduk kecewa. Seteleha itu ia kembali mencoba untuk membongkar isi kantongnya yang satu lagi. Betapa senangnya ia emndapatkan selembar foto bersama, cermin, lencana berbentuk lingkaran dan sebuah lencana yang bentuknya sangat unik.

Coraa : *lirik kiri lirik kanan* Bagus! Tidak ada siapa-siapa! Daritadi aku belum melihat wajahku. Lebih baik aku bercermin sebentar *lihat kiri lihat kanan* Wah ternyata aku sangat manis! *senyum pepsodent*

Tamaa : Aku kembali

Coraa : UWAAAA!! *menyembunyikan cerminnya* O..Oh..Ah, kamu sudah kembali. Cepat sekali.

Tamaa : Apa itu yang ada di depanmu? *mengambil dan melihat lencana yang berbentuk lingkaran* Ares World? Apa!? Kamu datang dari Ares World?! Pantas saja kamu hilang ingatan.

Coraa : Apa maksudmu? Aku tidak mengerti.

Tamaa : Ya sudahlah. Lupakan saja.

Coraa : Coba kita lihat benda-benda yang lain. Mungkin dengan itu aku bisa mengingat masa laluku.

Tamaa : Hmm, bagaimana dengan foto ini ?

Pada foto tersebut terdapat Coraa bersama dengan dua orang lelaki dan seorang perempuan .

Coraa : Wah, ini aku bukan?

Tamaa : Tentu saja ini kamu. Ah! Jangan-jangan karena amnesia, kamu bahkan tidak tahu bagaimana rupamu!?

Coraa : Be...begitulah. Hehe.

Tamaa : Ya sudah, apa perlu kubawa kau ke sungai di luar sana untuk bercermin ?

Coraa : Ah, tidak perlu. Aku punya cermi..ups!

Tamaa : He? Kamu punya cermin? Ahahaha! Seperti perempuan saja! Aku jadi ingin tahu bagaimana tampangmu sewaktu bercermin.

Coraa : Aaa! Sudahlah! Hentikan!

Tamaa : Iya iya. Ahahahah. Ya sudah, kembali ke topik semula. Siapa orang-orang yang ada di foto itu ?

Coraa : Hey Tamaa, apa kamu bodoh?

Tamaa : Apa?! Apa maksudmu?! Aku tidak bodoh!

Coraa : Kalau kamu tidak bodoh, kenapa kamu bisa tidak menyadari bahwa ada tulisan berupa nama mereka di bawahnya?

Tamaa : *muka memerah karena malu* i..itu aku juga sudah menyadarinya dari tadi! Aku..aku hanya mengetesmu saja!

Coraa : Mukamu merah tuh. Manis sekali. *tersenyum kecil*

Tamaa : *tambah memerah*

Coraa : Sepertinya justru kamu yang seperti perempuan

Tamaa : Ah sudahlah, kamu diam saja! Jangan mengalihkan pembicaraan lagi. Lihat! Sepertinya mereka ini teman-temanmu. Apakah ada sesuatu yang kamu ingat?

Coraa : Sepertinya begitu. Sudahlah. Aku sama sekali tidak ingat apapun.

Tamaa : Bodoh. Jangan menyerah begitu saja dong!

Coraa : Mau bagaimana lagi? Lebih baik aku ikut berkelana bersamamu saja.

Tamaa : Orang sepertimu? Bagaimana aku bisa yakin kalau kamu tidak akan menjadi beban selama perjalananku?

Coraa : Eh, aku..

Tamaa : Sudahlah. Kalau kamu mau ikut denganku, sebelum pagi tiga hari lagi kamu harus bisa menggundulkan hutan bambu itu.

Coraa : Baiklah..Eh! Bagaimana caranya!?

Tamaa pergi meninggalkan Coraa sendirian. Coraa tertunduk dan terdiam. Ia bingung. Bagaimana caranya ia dapat menggundulkan hutan bambu yang lebat itu dalam waktu tiga hari? Tidak mungkin akan ditebang satu persatu bukan ?

Tiba-tiba, dua buah pedang yang berada di pinggangnya bersinar. Coraa terkejut hingga terjatuh.

Coraa : A..UWAAA !! APA INI!??

Kedua pedang itu melayang dan menancap tanah tepat di depan Coraa.

Coraa : Kalau diingat-ingat, sejak tadi aku belum menyentuh pedang ini sedikitpun. Hmm, pedang apa ya ini? Yang kutahu ini pasti milikku. *tersenyum pepsodent*

Kedua pedang itu kembali bersinar dan mengeluarkan sebuah kekuatan yang dashyat. Coraa terlempar ke belakang dan menabrak sebuah batang pohon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar