Senin, 25 April 2011

Story of the Thirteenth LanZa_Thirteenth Story

Thirteenth Story

Coraa vs Sacrificee

Pertarungan dimulai. Coraa memutar kedua pedangnya seperti sirkus lalu menggenggamnya kembali sementara Sacrificee melempar panahnya ke atas lalu menangkapnya. Sicronizee dan Tamaa hanya duduk terdiam seraya menonton aksi mereka berdua. Bagaimana dengan Chasper? Chasper sudah masuk ke dalam kedua pedang Coraa dan menjadi kekuatan bagi Coraa.

Sicronizee : Hei Tamaa

Tamaa : Wut?

Sicronizee : Menurutmu siapa yang akan menang?

Tamaa : Aku tidak tahu. Bagaimana denganmu?

Sicronizee : Entahlah. Aku juga baru bertemu dengan Sacrificee. Ukh! Sepertinya aku mengingat sesuatu!

Tamaa : Ya sudah. Ingat-ingat saja dulu, nanti beritahukan padaku, ya!

Sepertinya Coraa memulai pertarungan dengan sangat buru-buru dan penuh emosi, begitu juga Sacrificee. Baru saja mulai mereka sudah pukul-pukulan seperti orang bodoh. Tamaa terdiam melihat aksi mereka berdua. Di dalam pedang Coraa, Chasper tertawa terbahak-bahak.

Ternyata aksi itu hanyalah sebagai pemanasan. Tidak lama, mereka mengambil senjata masing-masing lalu kembali saling meluncurkan serangan. Sacrificee yang merupakan tipe penyerang jarak jauh terus mundur sambil menembaki panahnya karena dikejar oleh Coraa yang merupakan tipe penyerang jarak dekat.

Salah satu kelebihan Sacrificee terletak pada lompatannya yang jauh lebih tinggi daripada Coraa. Sacrificee melompat ke lampu Kristal yang berada di tengah ruangan itu lagi lalu menembaki Coraa dari atas. Coraa hanya berlari-lari menghindari panah-panah dari Sacrificee dengan muka kusut.

Nah, kalau begitu apa sih kelebihan Coraa? Kelebihan Coraa terletak pada kepintarannya. Tinggi obor di setiap ruangan merupakan setengah dari tinggi ruangan. Dan lompatan Coraa dapat mencapai tinggi obor tersebut (Walaupun di atas obor ada apinya, tapi ada sisi-sisi di sampingnya sehingga terdapat tempat untuk berpijak). Coraa melompat ke pinggiran obor tersebut lalu melompat ke lampu Kristal di atasnya.

Sacrificee terkejut melihat Coraa berada di sampingnya. Coraa tersenyum kecil seakan meledeknya. Coraa menggenggam kerah baju Sacrificee lalu melemparnya jatuh ke dasar.

Coraa : Hanya segitu saja? Phuih.

Sacrificee : U..Ukh! Aku belm kalah!

Coraa : Daripada begitu bagaimana kalau kita taruhan saja?

Sacrificee : Apa taruhannya?

Coraa : Kekuatan matamu.

Sacrificee : Oh i..HAAA?!? WTH KEKUATAN MATAKU!? ENAK SAJA!

Coraa : Muahahahah! Aku hanya ingin mengingatkanmu saja ! Aku tahu, tanpa kekuatan matamu kau tidak akan pernah bisa menang melawanku.

Sacrificee : Si..siapa bilang! Hei cebol, aku belum kalah! Memang sih aku masih ingin bertarung tapi kekuatan mata itu milikku!

Coraa : Kalau begitu berarti kamu takut kalah dong?

Sacrificee : Tidak. NEVER ! Aku tidak akan pernah kalah melawan orang sepertimu!

Tamaa : Aduuh. SUDAH DONG! DUNIA INI SUDAH KACAU,TAHU! KITA MAU MENCARI Snatcherr, KAN!?

Coraa and Sacrificee : *terdiam. I..iya ya. Maafkan kami *menundukkan kepala.

Tamaa : Kekuatan mata itu untuk Sacrificee saja. Lagipula itu memang miliknya.

Coraa : Ya sudah. Lagipula siapa juga yang mau mengambil kekuatan seperti itu?

Sacrificee : Hei, bilang saja kalau kau merasa harga dirimu terinjak karena dikalahkan oleh kekuatan mataku!

Coraa : NEVER!

Tamaa : Haaah. Kalian ini tidak bisa berbaikan ya? Harus bagaimana supaya kalian bisa berbaikan?

Coraa : Tunggu saja sampai dunia ini kiamat.

Sacrificee : Aku setuju.

Sacrificee mengambil kembali kekuatan matanya dari Santavanee. Setelah itu Coraa dan Sacrificee berjalan keluar ruangan bersama-sama meninggalkan Tamaa dan Sicronizee yang hanya duduk dan bengong saja.

Tamaa : Hei, kalian mau kemana? Hei! Tunggu aku! Eh, Sicronizee, ayo kita susul mereka!

Sicronizee : A…A…A…

Tamaa : Sicronizee!!

Sicronizee : Eih aku ingat !

Tamaa : Bukan saatnya untuk itu! Mereka sudah pergi meninggalkan kita!

Sicronizee : Ah sudahlah, lupakan mereka! Kau tahu? Aku telah mengingat sesuatu yang penting!

Tamaa : Memangnya apa? Ayo cepat ceritakan! Setelah itu kita harus mengejar mereka!

Sicronizee : Begini, ternyata dari dulu mereka memang suka berantam dan saling membalas omongan. Tapi kau tahu tidak bahwa ternyata mereka sangat kompak. Buktinya yaitu sewaktu mereka pergi tadi. Kompak, bukan? Apalagi sewaktu bertarung. Kalau mood mereka sedang baik, maka lawan seperti apapun..bisa dikalahkan.

Tamaa : Oh, itu saja?

Sicronizee : Yep!

Tamaa : Kau sudah membuang waktuku! Ah, ayo kita kejar mereka!

Sicronizee : ... Eh? Ya sudahlah.

Setelah keluar dari markas bajak laut dan kembali ke dasar, mereka pergi kembali ke Primetal City. Tamaa mengabari bahwa mereka telah berhasil menepati omongan mereka yaitu melakukan sesuatu agar para bajak laut tidak lagi mengganggu kehidupan di darat. Mendengar kabar baik dari Tamaa dan kawan-kawan, penduduk Primetal City bersorak gembira. Mereka dipersilahkan untuk menginap secara gratis.

Pada malam hari, Coraa dan lainnya sudah tertidur lelap. Tapi ternyata Tamaa belum tidur. Tamaa keluar dari penginapan itu dan duduk di bukit belakang penginapan tersebut sambil menatap bintang-bintang di langit.

Di dalam kamar, Coraa menyadari bahwa Tamaa keluar dari ruangan tersebut. Coraa menyusul Tamaa keluar penginapan dan melihat Tamaa sedang duduk sambil menundukkan kepala diterangi oleh bulan purnama yang seolah tersenyum. Ketika Coraa ingin menghampiri Tamaa dan menyapanya, tindakan Coraa terhenti ketika melihat Tamaa menangis. “Ayah..” Ucap Tamaa dengan suara yang kecil tetapi terdengar oleh Coraa.

Coraa yang bersembunyi di belakang tiang menundukkan kepala. Setelah itu ia berjalan menghampiri Tamaa dan duduk di samping Tamaa.

Coraa : Heii Tamaa!

Tamaa : E..Eh, Coraa..!? *menghapus air matanya.

Coraa : Kamu sedang apa disini? Kenapa kamu tidak tidur?

Tamaa : Kamu sendiri?

Coraa : Aku tidak bisa tidur. Soalnya kamu tidak ada. Jadi aku kira terjadi sesuatu denganmu. Kamu kan lemah. Hehe.

Tamaa : Ih apaan sih. Haha. Aku ingin melihat bintang. Hari ini hari peringatan kematian Ibuku..

Coraa : Oh.. Maafkan aku..

Tamaa : Lupakan! Untuk apa kamu meminta maaf? Tidak seperti kamu yang biasanya saja. Ayo, semangat !

Coraa : Ya, ya, ya. Sudahlah, aku yakin Ibumu tidak mau melihat kamu seperti ini. Besok kita akan melakukan perjalanan yang jauh menuju Aibon City! Lebih baik sekarang kita istirahat yang cukup. Oke? *tersenyum kecil.

Tamaa : Yah.. Baiklah. Eh tadi apa katamu? Aibon City?

Coraa : Yup. Ada apa memangnya? Kamu tahu sesuatu?

Tamaa : Coraa, sebenarnya..

Coraa : Huh?

Tamaa : Kamu tahu nama putri kerajaan Aibonia?

Coraa : Tidak. Memangnya kenapa?

Tamaa : Nama putri kerajaan Aibonia itu..Tamaa Saviorinia.

Coraa : He? Wah namanya sama seperti namamu. Hanya nama belakangnya saja yang berbeda.

Tamaa : Tamaa Shivania itu hanya nama samaranmu. Namaku yang sebenarnya Tamaa Saviorinia.

Coraa : Oh begi..eh?! Jadi kamu itu..

Tamaa : Ya. Akulah putri yang kabur dari kerajaannya dan membuat rakyatnya susah. Aku ini tidak pantas menjadi seorang putri!

Coraa : Sudahlah. Aku yakin kamu mempunyai alasan kan? Kalau tidak kenapa kamu kabur?

Tamaa : Hiks.. iya, Coraa. Sebenarnya.. Ayahku mau menikah lagi dengan wanita lain. Aku tidak terima! Itu kan sama saja bahwa ia telah melupakan Ibu!

Coraa : Ya, aku mengerti perasaanmu. Sudahlah, jangan bersedih lagi. Kamu tidak salah, yang salah itu ayahmu. Sekarang ayo kita kembali ke penginapan dan istirahat untuk perjalanan besok.

Tamaa : Huhu.. Iya Coraa. Hiks.. Terima kasih..

Coraa : Tidak perlu sungkan. Ayo cepat kembali, nanti bisa-bisa kamu ditangkap sama penjaga malam!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar