Selasa, 01 November 2011

Story of the Thirteenth LanZa_Twenty Seventh Story

Twenty Seventh Story

Continue the adventure and you’ll know what happen

--Left Side--

Ayumi : Hmm, sekarang kan kau seorang raksasa. Apa kau bisa menggendongku?

Tamaa : Mau didorong jatuh, ya?

Ayumi : Ups.. Tidak, tuh.

Setelah terus berjalan, sampailah mereka di depan dua buah pintu gerbang yang sangat besar. Tamaa menepuk jidat dan memasang wajah tidak senang. Ayumi hanya mengangkat sebelah alis dengan mulut terbuka lebar.

Tamaa : Tidak ada cara lain.

Ayumi : Ya sudahlah.

Tamaa : Aku ke kiri, kau ke kanan.

Ayumi : Baiklah.

Seketika senjata Ayumi bersinar.

Tamaa : Eh ngomong-ngomong.. Senjatamu itu senjata legendaris..?!

Ayumi : Iya, kenapa?

Tamaa : Hey! Jadi kau pejuang legendaris juga..?

Ayumi : Oh, tidak. Aku dapat menggunakan senjata ini hanya karena mantera yang diberikan oleh Shivarivee. Suatu saat juga aku tidak akan dapat menggunakannya lagi.

Tamaa : Oh, begitu. Senjata keberapa itu..?

Ayumi : Hmm. Mungkin nomor tujuh..?

Tamaa : Oh, begitu.. Apa kau tahu enam senjata legendaris lain ada dimana?

Ayumi : Aku hanya tahu tentang senjata nomor enam.

Tamaa : Hah..?! Ada, ya..? Beritahukan padaku!

Ayumi : Senjata nomor enam itu berbentuk seperti topeng, dan yang diberikan mantera agar dapat menggunakannya adalah Bathu, seorang pengkhianat. Topeng itu memiliki kekuatan yang sangat mengerikan dibandingkan dengan senjata-senjata lain yang diberikan pada kami.

Tamaa : Kakek tua itu..?!

Ayumi : Kau mengenalnya?

Tamaa : Yah..Mungkin..?

Ayumi : Oh, iya! Ada juga senjata nomor lima!

Tamaa : Apa itu??

Ayumi : Senjata nomor lima itu Summon Staff, dan yang diberikan manteranya adalah..

Tamaa : Siapa..?

Ayumi : Sakura Yuki. Seorang bawahan Shivarivee yang terhipnotis dan juga merupakan seorang summoner terkuat.

Tamaa : Tampaknya sangat sulit untuk mengalahkan semua yang tersisa. Ada lagi yang kau tahu..?

Ayumi : Sebentar, biarkan aku berpikir.. Oh, ya! Senjata nomor tiga dan empat!

Tamaa : Bagaimana..?

Ayumi : Senjata nomor tiga dan empat adalah tombak yang digunakan oleh dua orang kakak beradik Magina!

Tamaa : Magina..!? Hah..!? Maksudmu Bzzzz Magina dan Survivalee Magina..!?

Ayumi : Yup, benar!

Tamaa : Tapi.. mereka sudah mati..

Ayumi : Hah!? Benarkah..?!

Tamaa : Ya. Pada saat itu kami telah membunuh mereka..

Ayumi : Apa kau tidak salah..? Mereka berdua tidak bisa mati, lho..

Tamaa : Tidak mungkin! Aku telah menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri, mereka telah mati!

Ayumi : Mungkin saja menurutmu mereka telah mati, tapi..Oh, aku tahu! Bagi pasukan immortal seperti mereka, setelah mati sekali maka kendali Shivarivee akan hilang dan mereka akan menjadi normal.

Tamaa : Berarti maksudnya mereka berdua masih hidup dan kendali Shivarivee dari mereka telah lepas..? Dan apa itu immortal..?

Ayumi : Benar! Immortal itu maksudnya tidak dapat mati, bisa dapat dikatakan abadi juga.

Tamaa : Lalu apa mereka masih immortal..?

Ayumi : Tidak. Setelah mati sekali dengan kendali yang terlepas maka mereka tidak dapat hidup setelah mati untuk kedua kalinya.

Tamaa : Aku mengerti. Bagaimana dengan senjata nomor dua dan satu?

Ayumi : Senjata nomor dua dan satu tidak pernah ditunjukkan. Pasti ada pada Shivarivee.

Tamaa : Baiklah kalau begitu. Sekarang saatnya kita berpencar!

Ayumi : Yoyoy!

--Center Side--

Despair : Red, Herzt!!

Red : Despair..?!

Herzt : Sicronizee..?! Rivera..?!

Snatcherr : Sacrificee..?!

Sicronizee and Sacrificee : Yo, kami hadir.

Bathu : Kurang ajar. Hanya namaku yang tidak disebutkan!

Rivera : Kau kan hanya kakek tua yang tidak penting.

Bathu : Kurang ajaaarrr!! Kalian hanya belum mengetahui kekuatanku yang sesungguhnya saja!

Rivera : Begitukah? Memangnya seperti apa kekuatanmu?

Bathu : Grr.. Huh! Aku hanya tidak ingin pamer kekuatan saja.

Snatcherr : Bacotan suka-suka.

Sacrificee : Sudahlah, jangan ribut lagi.

Snatcherr : Baiklah, Sacrificee~

Sacrificee : Mulai lagi ini anak.. *menggelengkan kepala.

Sicronizee : Berarti kelompok kita sekarang terdiri dari aku, Sacrificee, Snatcherr, Red, Herzt, Despair, Rivera, dan Bathu. Hey, hampir semuanya di kelompok kita. Apa tidak apa-apa..?

Red : Kupikir tidak masalah. Coraa pasti dapat menjaga putri Tamaa.

Snatcherr : Ti..tidak mungkin! Dalam kondisi seperti ini Coraa hanya sendirian saja. Bagaimana bisa ia bertarung nantinya..?

Sacrificee : Benar juga. Seharusnya salah satu dari kita bertiga bergabung dengan Coraa.

Herzt : Aku tidak mengerti.

Sicronizee : Begini. Kami Four Heroes dari Ares World mendapatkan sebuah kutukan luar biasa dimana kami tidak dapat bertarung sendirian. Jika bertarung sendirian maka kekuatan kami akan melemah dengan drastis. Oleh karena itu kami harus bertarung bersama-sama.

Despair : Tapi mau bagaimana lagi, sudah terlanjur. Sudahlah, Coraa pasti bisa. Putri Tamaa juga tidak lemah.

Snatcherr : Tapi ada satu masalah!

Sacrificee : Masalah besar..

Bathu : Memangnya masalah apa?

Sicronizee : Coraa mendapatkan kutukan naga legendaris. Jika ia tidak dapat mengendalikan kekuatannya maka perlahan ia akan berubah menjadi seekor naga yang ganas dan tidak akan dapat kembali ke wujud semula.

Red : ..?! Yang benar saja..?!

Snatcherr : Kau tidak percaya?

Despair : Wah.. Lumayan mengerikan juga, ya.

Herzt : Lalu bagaimana? Tidak mungkin kita kembali ke tempat Coraa dan putri Tamaa. Jauh sekali, tahu.

Rivera : Sudahlah. Coraa kan teman kalian sejak dulu. Percayakan saja padanya.

Bathu : Benar sekali!

Sacrificee : Baiklah, aku setuju. Sekarang kita lanjutkan perjalanan kita. Bagaimana?

Sicronizee : Boleh saja. Aku yang memimpin kelompok.

Semua : Roger!

--Left Side(Left Gate)--

Tamaa : Sendirian itu mengerikan. Huh.

Tamaa yang terus berjalan tiba juga di tepi jalanan yang dilaluinya. Kini di depannya tidak ada jalan lagi. Yang ada di depannya hanyalah sungai yang luas dan tidak diketahui dimana ujungnya.

Setelah berpikir cukup lama, Tamaa menceburkan dirinya ke dalam sungai tersebut dan berniat untuk berenang sampai ke ujung sungai yang belum terlihat juga. Tanpa ia sadari, tubuhnya yang raksasa kini kembali ke wujud semua. Ia sempat kebingungan. Tapi biarlah, yang penting sekarang ia telah kembali ke wujud semulanya.

Setelah berenang cukup lama, akhirnya Tamaa tiba di tepi jalanan lain yang ia temukan. Ia segera memerhatikan sekeliling. “Sepertinya aman.” Gumamnya. Ia pun berjalan menjauh dari tepi sungai dan mengeringkan pakaiannya.

??? : Sudah selesai?

Tamaa : Hmm, ternyata ada orang.

??? : Namaku Hyde Zero. Hobiku adalah menjilat darah yang mengalir, terutama darah perempuan muda sepertimu.

Tamaa : Begitukah? Bagaimana jika kau biarkan aku beristirahat sebentar? Aku sangat lelah setelah berenang cukup jauh.

Hyde : Tidak masalah bagiku. Tapi..

Tamaa : Tapi apa..?

Dalam sekejab Hyde menghilang. Ketika Tamaa menyadari, Hyde telah berada di belakang Tamaa dan menggigit leher Tamaa lalu menjilat darah yang mengalir keluar.

Tamaa : Akh! Menjijikkan..!

Hyde : Hmm, lumayanlah sebagai hidangan pembuka.

Tamaa : Kau menjijikkan. Aku menyesal telah melalui gerbang ini.. *menundukkan kepala.

Hyde : Ayolah, jangan lemas seperti itu. Bersemangatlah.

Tamaa : Bagaimana mungkin aku bisa semangat setelah kejadian menjijikkan darimu itu!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar