First
Story
Claire and
Harry
“Musnah
kau, Merald!!” Teriak seorang gadis.
“kau akan
kukutuk….” Balas seorang dari bangsa
Merald tersebut.
Gadis
ini memakai baju berlengan panjang yang berwarna hitam, celana panjang hitam,
dan masker untuk menutup mukanya yang juga berwarna hitam, seperti ninja. Nama
gadis ini adalah Claire. Gadis ini baru saja membunuh salah satu anggota dari
bangsa Merald. Walaupun sekarang ia tampak seperti ninja perempuan, akan
tetapi, di pagi hari ia akan menjadi anak sekolah biasa.
Pada
pagi hari…
“Selamat
pagi temen-temen…!” seru Claire.
“Selamat
pagi Claire!!” jawab teman-teman Claire.
Kurang
lebih 10 menit kemudian bel berbunyi. Ibu Guru masuk ke dalam kelas.
“Anak-anak, hari ini kita kedapatan murid baru.” ujar Ibu guru. “nah, Harry,
silahkan masuk.”
Seorang anak laki-laki masuk ke dalam ruangan
kelas. Laki-laki itu tinggi dan juga tampan. “hai, selamat pagi semuanya.
Namaku Harry. Salam kenal dan mohon bantuannya.” jelas anak laki-laki itu. Semua
anak perempuan serentak maju ke depan untuk bertanya-tanya kepada laki-laki
itu, kecuali Claire.
Ada
juga yang berani bertanya, “Harry, seperti apa tipe perempuan yang kamu suka?” tanya
perempuan tersebut. Harry pun menjawab, “ng… aku suka perempuan yang berambut
panjang, imut, pintar, dan tidak terlalu pendek. Yah, seperti itulah..”
Dalam
sekejab, semua anak perempuan berteriak histeris, “KYAA!!”. Selain itu, muka
Claire juga berubah menjadi merah. Tentu saja satu kelas
menjadi heboh. Sebab, ciri-ciri yang disebutkan oleh Harry itu tepat serupa dengan ciri-ciri dari Claire. Harry yang pintar,
dapat langsung menangkap alasan mengapa satu kelas itu bisa berteriak
sehisteris itu.
“Harry,
silahkan duduk di… di bangku kosong samping Claire.” perintah Ibu Guru dengan
wajah memerah. “baik, Bu” jawab Harry.
“kring..kring…”
bel berbunyi. Waktu istirahat pun dimulai. Harry memanggil Claire untuk
berbicara di dekat lapangan sekolah mereka. Claire menyetujuinya dengan
terpaksa. Lalu, Claire mengikutinya ke lapangan kosong di samping sekolah
mereka yang sangat luas itu.
“Claire,
aku tahu, kamu itu salah satu anggota bangsa Phirre, ‘kan?” tanya Harry sambil bersandar di
dinding dengan santainya.
“Hah??
A… Apa maksudmu..? A… aku tidak mengerti..” jawab Claire dengan gugupnya.
“Haha..
Ga usah gitu deh! Aku tahu kok…”
“
ta… tapi..”
“Jangan
panik seperti itu.. aku juga salah satu anggotanya..”
“HAH!?”
“kaget?”
“be…
begitulah…”
“Aku
diperintahkan oleh Profesor untuk memberitahukan padamu, bahwa nanti malam kamu
harus ke markas besar karena ada rapat.”
“oh
begitu.. baiklah…”
“ya sudah, itu saja. Kalau begitu, aku
pergi ke kantin dulu ya. Laper…”
“iya-iya…
eh, sebenarnya apa sih alasan kamu pindah sekolah ke sini?”
“hah?
Kamu belum tahu? Mulai sekarang aku dan kamu satu kelompok.”
“satu
kelompok? Dalam rangka apa?”
“Susah dijelaskan di sini… Tanya saja pada kakekmu”
“pelit..”
Lima menit kemudian bel tanda istirahat telah
selesai berbunyi. Siswa-siswi kembali ke tempat duduk masing-masing,
begitu juga Claire dan Harry. Pada saat Claire melihat isi laci mejanya, ada
sebuah surat di dalamnya. Isinya adalah surat
dari Asti, teman
sekelas Claire. Asti
memintanya untuk bertemu dengannya seusai pulang sekolah.
Saat pulang sekolah, Claire langsung pergi
menuju ke gedung belakang sekolah untuk menghadiri tantangan dari Asti.
“Asti, aku sudah datang.
Keluarlah!” panggil Claire. Akan tetapi, tidak ada jawaban sama sekali. Tiba-tiba, teman-teman Asti muncul dari belakang dan langsung
membungkam mulut Claire dengan saputangan yang sudah dibubuhi dengan obat bius.
Claire yang merupakan anggota bangsa Phirre tidak mungkin bisa terjebak oleh tipuan
murahan seperti itu. Ia dapat meloloskan diri dengan mudah.
Asti yang menyadari bahwa rencananya tidak
berhasil, langsung kabur secara diam-diam. Akan tetapi, tiba-tiba Harry muncul
dan menghadangnya. Ternyata, Harry telah mengikuti Claire dari tadi. Claire
yang sadar akan hal itu, langsung menghampiri Harry dan memarahinya
“kenapa
kamu mengikutiku!?!”
“hah?
Memangnya ga boleh, ya?”
“uh…
sial…(cemberut)”
Tanpa
mereka sadari, Asti
telah berbalik dan dari belakang mengambil pisau lalu menghampiri Claire dengan cepat.
“Claire,
awas!!!” teriak Harry
“hah?”
katanya seperti orang bodoh.
Karena
Harry berpikir bahwa sepertinya tidak akan sempat, Harry langsung melindungi
Claire. Akibatnya, perut Harry lah yang tertusuk pisau. Darah mengucur deras dari perut Harry. Asti tampak kaget. Claire menghampiri Asti dan menghardiknya.
“kenapa
kamu lakukan ini? Sebenarnya apa salahku padamu??”
Asti terdiam.
“jawab
pertanyaanku!”
“cih!
Sederhana saja. Karena, aku iri padamu yang akrab dengan Harry! Kenapa harus
kamu? Kenapa bukan aku saja? Aku juga ingin berada di dekat Harry!”
“huh!
Hanya itu? Hanya karena itu saja alasannya sampai-sampai harus Harry yang
terluka?”
“A..
Aku tidak bermaksud begitu! Aku…”
“PLAAK”
sebuah tamparan mendarat di pipi Asti.
Claire menampar Asti
sambil menangis dengan tatapan iba.
“Dasar
bodoh! Kau hanyalah makhluk rendahan yang tega membuat orang lain menderita
hanya untuk mencapai kesenanganmu sendiri !”
Asti yang mendengar perkataan Claire, langsung
pergi tanpa berkata apapun. Teman-temannya berlari mengikuti. Claire segera memapah Harry dan bergegas membawanya
ke rumah sakit terdekat.
Sampai
di rumah sakit, Harry langsung dirawat. Luka yang ia dapati membuatnya harus
di-opname di rumah sakit selama seminggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar