Senin, 18 Juni 2012

Rienum Island_First Story



First Story
Claire and Harry



“Musnah kau, Merald!!” Teriak seorang gadis.

kau akan kukutuk….” Balas seorang dari bangsa Merald tersebut.

Gadis ini memakai baju berlengan panjang yang berwarna hitam, celana panjang hitam, dan masker untuk menutup mukanya yang juga berwarna hitam, seperti ninja. Nama gadis ini adalah Claire. Gadis ini baru saja membunuh salah satu anggota dari bangsa Merald. Walaupun sekarang ia tampak seperti ninja perempuan, akan tetapi, di pagi hari ia akan menjadi anak sekolah biasa.

Pada pagi hari…

“Selamat pagi temen-temen…!” seru Claire.

“Selamat pagi Claire!!” jawab teman-teman Claire.

Kurang lebih 10 menit kemudian bel berbunyi. Ibu Guru masuk ke dalam kelas. “Anak-anak, hari ini kita kedapatan murid baru.” ujar Ibu guru. “nah, Harry, silahkan masuk.”

Seorang anak laki-laki masuk ke dalam ruangan kelas. Laki-laki itu tinggi dan juga tampan. “hai, selamat pagi semuanya. Namaku Harry. Salam kenal dan mohon bantuannya.” jelas anak laki-laki itu. Semua anak perempuan serentak maju ke depan untuk bertanya-tanya kepada laki-laki itu, kecuali Claire.

Ada juga yang berani bertanya, “Harry, seperti apa tipe perempuan yang kamu suka?” tanya perempuan tersebut. Harry pun menjawab, “ng… aku suka perempuan yang berambut panjang, imut, pintar, dan tidak terlalu pendek. Yah, seperti itulah..”

Dalam sekejab, semua anak perempuan berteriak histeris, “KYAA!!”. Selain itu, muka Claire juga berubah menjadi merah. Tentu saja satu kelas menjadi heboh. Sebab, ciri-ciri yang disebutkan oleh Harry itu tepat serupa dengan ciri-ciri dari Claire. Harry yang pintar, dapat langsung menangkap alasan mengapa satu kelas itu bisa berteriak sehisteris itu.

“Harry, silahkan duduk di… di bangku kosong samping Claire.” perintah Ibu Guru dengan wajah memerah. “baik, Bu” jawab Harry.

“kring..kring…” bel berbunyi. Waktu istirahat pun dimulai. Harry memanggil Claire untuk berbicara di dekat lapangan sekolah mereka. Claire menyetujuinya dengan terpaksa. Lalu, Claire mengikutinya ke lapangan kosong di samping sekolah mereka yang sangat luas itu.

“Claire, aku tahu, kamu itu salah satu anggota bangsa Phirre, ‘kan?” tanya Harry sambil bersandar di dinding dengan santainya.

“Hah?? A… Apa maksudmu..? A… aku tidak mengerti..” jawab Claire dengan gugupnya.

“Haha.. Ga usah gitu deh! Aku tahu kok…”

“ ta… tapi..”

“Jangan panik seperti itu.. aku juga salah satu anggotanya..”

“HAH!?”

“kaget?”

“be… begitulah…”

“Aku diperintahkan oleh Profesor untuk memberitahukan padamu, bahwa nanti malam kamu harus ke markas besar karena ada rapat.”

“oh begitu.. baiklah…”

“ya sudah, itu saja. Kalau begitu, aku pergi ke kantin dulu ya. Laper…”

“iya-iya… eh, sebenarnya apa sih alasan kamu pindah sekolah ke sini?”

“hah? Kamu belum tahu? Mulai sekarang aku dan kamu satu kelompok.”

“satu kelompok? Dalam rangka apa?”

“Susah dijelaskan di sini… Tanya saja pada kakekmu”

“pelit..”

Lima menit kemudian bel tanda istirahat telah selesai berbunyi. Siswa-siswi kembali ke tempat duduk masing-masing, begitu juga Claire dan Harry. Pada saat Claire melihat isi laci mejanya, ada sebuah surat di dalamnya. Isinya adalah surat dari Asti, teman sekelas Claire. Asti memintanya untuk bertemu dengannya seusai pulang sekolah.

Saat pulang sekolah, Claire langsung pergi menuju ke gedung belakang sekolah untuk menghadiri tantangan dari Asti.

“Asti, aku sudah datang. Keluarlah!” panggil Claire. Akan tetapi, tidak ada jawaban sama sekali.  Tiba-tiba, teman-teman Asti muncul dari belakang dan langsung membungkam mulut Claire dengan saputangan yang sudah dibubuhi dengan obat bius. Claire yang merupakan anggota bangsa Phirre tidak mungkin bisa terjebak oleh tipuan murahan seperti itu. Ia dapat meloloskan diri dengan mudah.

Asti yang menyadari bahwa rencananya tidak berhasil, langsung kabur secara diam-diam. Akan tetapi, tiba-tiba Harry muncul dan menghadangnya. Ternyata, Harry telah mengikuti Claire dari tadi. Claire yang sadar akan hal itu, langsung menghampiri Harry dan memarahinya

“kenapa kamu mengikutiku!?!”

“hah? Memangnya ga boleh, ya?”

“uh… sial…(cemberut)”

Tanpa mereka sadari, Asti telah berbalik dan dari belakang mengambil pisau lalu menghampiri Claire dengan cepat.

“Claire, awas!!!” teriak Harry

“hah?” katanya seperti orang bodoh.

Karena Harry berpikir bahwa sepertinya tidak akan sempat, Harry langsung melindungi Claire. Akibatnya, perut Harry lah yang tertusuk pisau. Darah mengucur deras  dari perut Harry. Asti tampak kaget. Claire menghampiri Asti dan menghardiknya.

“kenapa kamu lakukan ini? Sebenarnya apa salahku padamu??”

Asti terdiam.

“jawab pertanyaanku!”

“cih! Sederhana saja. Karena, aku iri padamu yang akrab dengan Harry! Kenapa harus kamu? Kenapa bukan aku saja? Aku juga ingin berada di dekat Harry!”

“huh! Hanya itu? Hanya karena itu saja alasannya sampai-sampai harus Harry yang terluka?”

“A.. Aku tidak bermaksud begitu! Aku…”

“PLAAK” sebuah tamparan mendarat di pipi Asti. Claire menampar Asti sambil menangis dengan tatapan iba.

“Dasar bodoh! Kau hanyalah makhluk rendahan yang tega membuat orang lain menderita hanya untuk mencapai kesenanganmu sendiri !”

Asti yang mendengar perkataan Claire, langsung pergi tanpa berkata apapun. Teman-temannya berlari mengikuti. Claire segera memapah Harry dan bergegas membawanya ke rumah sakit terdekat.

Sampai di rumah sakit, Harry langsung dirawat. Luka yang ia dapati membuatnya harus di-opname di rumah sakit selama seminggu.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar