Rabu, 30 November 2011

Story of the thirteenth LanZa_Twenty Ninth Story

Twenty Ninth Story

Cursed Illusion

Sicronizee, Sacrificee, Snatcherr, Tamaa, Red, Herzt, Despair, Rivera, Bathu, Ayumi, Sakura, Survivalee, dan Bzzzz kini bergabung dalam satu kelompok. Mereka memasuki gerbang dimana gerbang tersebut menuju tempat dimana Shivarivee menunggu mereka. Tamaa membuka pintu gerbang tersebut lalu masuk perlahan-lahan diikuti yang lain. Tampak Shivarivee duduk menunggu di sebuah kursi yang panjang.

Shivarivee : Akhirnya kalian datang juga, pejuang terpilih.

Sicronizee : Kau Shivarivee, bukan?

Shivarivee : *tersenyum. Tiba saatnya kini kalian akan mengalahkanku, pejuang. Tapi, tanpa si bocah yang terjatuh ke jurang kematian itu apa kalian yakin bisa mengalahkanku?

Snatcherr : Kami tidak selemah yang kau kira, idiot!

Sacrificee : Lihat saja, kami akan mengalahkanmu dan membelahmu menjadi seribu bagian!

Tamaa : Dendam semua orang yang menderita karenamu akan kami balas!

Red : Ini juga demi teman kami yang telah kau bunuh!

Herzt and Despair : Kau harus membayar semuanya!

Rivera : Aku tidak akan tinggal diam saat ini, akan kukeluarkan semua kemampuanku.

Shivarivee : Hohoho. Menarik. Walau kalian telah mendapatkan sepuluh senjata legendaris itu, apalah gunanya tanpa senjata ke tigabelas yang dimiliki oleh bocah pendek itu?

Bzzzz : Yang terpenting adalah kerja sama.

Survivalee : Kekompakan sangat dibutuhkan dalam bertarung.

Tamaa : Rasakan ini! Big Rock!

Sebuah batu besar terbang melayang dengan kencangnya. Shivarivee menendangnya hingga batu besar tersebut berbalik ke Tamaa. Sebelum batu itu mengenai Tamaa, Red berlari ke depan Tamaa dan membelah batu tersebut menjadi dua bagian.

Red : Putri tidak apa-apa?

Tamaa : Terima kasih. Tapi kini aku tidak selemah dulu.

Sicronizee : Ayo, lanjutkan! Burning Spear!

Sacrificee : Flame Arrow!

Shivarivee dapat membalikkan serangan-serangan tersebut dengan mudahnya. Tanpa disadari Nave telah berada di belakangnya dan meninju kepala Shivarivee dengan gauntletnya. Shivarivee terjatuh dari kursi panjangnya lalu segera bangun kembali. Jubahnya yang panjang ia rapikan lalu ia mengeluarkan senjata legendarisnya yang berupa sebuah..

Bathu : Itu dia senjata legendaris milik Shivarivee!

Herzt : Boneka..

Despair : Kutukan..?

Shivarivee : Kalian telah membuatku marah. Kali ini Nave kumaafkan, tapi aku tidak menjamin berikutnya. Nah, siapa dulu ya? Oh. Bersiaplah, gadis kecil. *menunjuk Ayumi.

Ayumi : Ti..ti..ti..tidaaaak!!

Sakura : Ayumi, segera gigit..

Shivarivee : Nah, rasakanlah hasil pengkhianatanmu ini. *menusuk boneka kutukannya yang berupa jerami.

Ayumi : AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!

Ayumi tampak sangat kesakitan. Entah bagian yang mana tidak ada yang mengetahuinya. Tampak seperti seluruh tubuhnya terasa sangat sakit.

Shivarivee : Itu baru tingkat pertama. Tusukan kedua..

Snatcherr : HENTIKAAAN!! BURNING ARROW!

Panah berapi yang ditembaki oleh Snatcherr mengenai tangan Shivarivee. Sayangnya, boneka itu tidak terlepas melainkan hanya menambah amarah Shivarivee.

Shivarivee : Selama ada boneka ini aku tidak akan terkalahkan.

Snatcherr terus menembaki tangan Shivarivee hingga sangat banyak panah yang menancap di tangannya. Tetapi hal itu tidak berpengaruh sama sekali. ia tampak seperti tidak merasakan rasa sakit. Setelah tusukan ke delapan, Ayumi tidak dapat menahan rasa sakitnya lagi dan terjatuh tak sadarkan diri. Rohnya tampak seperti keluar dari tubuhnya dan masuk ke dalam boneka kutukan jerami milih Shivarivee. Seketika boneka tersebut tersenyum licik. Semuanya tersentak melihatnya.

Sakura : Ayumi, sadarlah. Ayumi!! *menangis seraya berusaha membangunkan Ayumi.

Tamaa : Be..Brengsek kau! Kembalikan Ayumi!

Sicronizee : Kurang ajar! Ayo semuanya, maju! Golden Hammer!

Sacrificee : Thundara Arrow!

Rivera : All-E Meteor!

Red, Herzt and Despair : Three Combo Attack, Black Fira!

Bathu : Double Speed!

Sakura : Summon, Skeith, Innis, Magnus, Phantom, and Dark Golden Hydra!

Snatcherr : Double Burning Arrow!

Tamaa : HADES !!

Semuanya : WTH!!

Shivarivee : Hah..?! HADES?! APA!?!

Tamaa : Hahaha. Tamatlah kau saat ini. Hades, kuperintahkan kau untuk melenyapkannya sekarang!

Hades : Proses pelenyapan dalam waktu seratus delapan puluh menit.

Red : Gawat! Kini Hades sedang tidak dalam kondisi yang baik. Selama seratus delapan puluh menit ini kita harus bertahan!

Semua : Ayo!

Tamaa : Tunggu saja, dalam waktu dua jam kita akan menang!

Shivarivee : Sebelum itu kau akan kubunuh terlebih dahulu, bocah tengik! Selanjutnya giliranmu! *menunjuk Tamaa.

Sakura : Awas!! *berlari ke depan Tamaa dan melindunginya sebelum ditunjuk oleh Shivarivee.

Shivarivee : Pengkhianat seekor ini memang benar-benar tidak dapat dibilangi, ya? Baiklah, matilah kau bersama dengan sahabatmu itu! Hiah!

Sakura : AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!

Tamaa : Sa..Sakura!!

Setelah tusukan ke lima, Sakura pun ambruk.

Sakura : Tamaa dan..yang lain.. Senang bisa bertemu dengan kali..an..

Sakura tidak sadarkan diri lalu rohnya keluar dan masuk ke dalam boneka kutukan jerami milik Shivarivee.

Bathu : Kurang ajar. Beraninya hanya sama perempuan.

Shivarivee : Kalau begitu inilah akhir hidupmu, kakek tua! *menunjuk Bathu.

Bathu : Apa? Apa? Aku tidak merasakan apapun.

Shivarivee : Hoo. Kau telah mengetahui cara untuk lepas dari kutukan bonekaku ini ternyata. Baiklah kalau begitu. Transform into Cursed Bottle!

Snatcherr : Memangnya bagaimana caranya?

Bathu : Gigit lidahmu. Itu saja. Lalu untuk kali ini..

Shivarivee : Mati kau! *melempar sebuah botol kosong ke Bzzzz.

Bzzzz : Apa ini..? *menangkap botol tersebut.

Bathu : Anak muda, buang botol tersebut! Cepat!!

Survivalee : Kak! Cepat bu..

DUAAARR!!

Survivalee : Ka..kak..

Bzzzz tergeletak tak sadarkan diri. Sementara Red, Herzt, dan Despair yang berada di dekatnya juga terkena dampak dari bom botol tersebut hingga juga tergeletak dan tak sadarkan diri.

Bathu : Oh, tidak.. Tenang! Mereka tidak mati! Rohnya hanya diambil oleh Shivarivee! Ya, hanya diambil..

Survivalee : Kakak.. Kau.. Shivarivee.. HIAAAH!! Chaos Spear!!

Tamaa : Red, Herzt, Despair!

Rivera : Hell..

Shivarivee : *tepat mengenai Shivarivee. Aku mempunyai sepuluh nyawa. Kalian tidak akan sempat mengalahkanku. Hahahaha!

Tamaa : Falling Meteor!

Sicronizee : Hammer!

Sacrificee and Snatcherr : Twin Arrow!

Rivera : All-E Beam!!

Shivarivee : Hahahaha! Tidak terasa sedikit pun. Transform into Cursed Cloud!

Tamaa : Kali ini hanya jangan dihirup, bukan?

Bathu : Aku tidak tahu. Aku..belum pernah melihat yang ini sebelumnya!

Survivalee : Gawat. Bagaimana seterusnya? Apa kita semua akan mati?

Shivarivee : Untuk versi senjata kali ini akan kubagikan kepada kalian semua! Hahahaha!

Senjata berupa asap yang menggumpal tersebut terbagi dan berpencar menuju Tamaa, Sicronizee, Sacrificee, Snatcherr, Rivera, Survivalee, dan Bathu. Walau mereka berniat menghindari gumpalan asap yang mengejar mereka, tetap saja asap tersebut mengikuti mereka hingga tidak ada satupun yang dapat menghindarinya. Setelah mengenai targetnya, asap tersebut membesar dan memberikan halusinasi pada masing-masing orang.

---

Coraa : Hey, kebo! Lama banget sih tidurnya!

Sicronizee : Loh? Eh? A..apa yang terjadi..Coraa! Kau sudah kembali!

Coraa : Hah? Memangnya aku pergi kemana?

Sacrificee : Bangun, jangan ngelamun!

Snatcherr : Siang-siang ngelamun. Ayo, kita mau pergi ke restoran yang baru dibuka itu, kan?

Sicronizee : Hah?! Bukannya kita sedang bertarung melawan..

Coraa : Apa maksudmu? Kita kan sedang diberi cuti seminggu dalam berperang. Mimpi ya?

Sicronizee : Ini..dimana..? Ini di Savior World, kan?

Snatcherr : Pfftt..

Sacrificee : Bruakakaka!!

Coraa : Kita di Ares World! Jangan mimpi, dong! Siang-siang gini malah mimpi. Huahaha!!

Sicronizee : Kalau tidak salah tadi terakhir kali Bzzzz beserta tiga orang itu terkena bom botol, lalu apalagi, ya..?

Snatcherr : Sadar! Jangan kebawa mimpi terus!

Sacrificee : Sudahlah, ayo pergi ke restoran baru itu!

Coraa : Ngigau aja. Dasar idiot.

Sicronizee : Ah sudahlah. Sepertinya semuanya hanya mimpi.

Snatcherr : Ya, hanya mimpi. Tenang saja.

Sicronizee : Huh? Kenapa nada bicaramu aneh begi.. *menghadap ke belakang. Ka..kalian kenapa..?

Coraa, Sacrificee, dan Snatcherr mengelilingi Sicronizee. Sicronizee yang berada di tengah kebingungan kini sadar semuanya hanyalah halusinasi milik Shivarivee. Ia mengambil tombaknya.

---

Sicronizee : Sacrificee, Snatcherr! Kalian tidak apa-apa?

Sacrificee : Hah? Loh..?

Snatcherr : A..?

Sicronizee : Huh? Ada apa? Apa yang sakit?

Sacrificee : Ini dimana? Kenapa kita berada di padang rumput yang luas?

Snatcherr : Tadi Bzzzz, Red, Herzt, dan Despair sudah kalah karena bom botol Shivarivee, lalu..?

Sicronizee : Kalian bicara apa? Shivarivee itu apaan? Bzzzz Red Hertz Vespa itu juga apaan?

Sacrificee : Jangan bercanda! Kita kan sedang berjuang mengalahkan Shivarivee!

Sicronizee : Ngigau lagi deh ni anak. Sudahlah. Ayo ikut aku.

Snatcherr : Kemana?

Sicronizee : Pesta darah. *berbalik.

Sacrificee : Dia bukan Sicronizee!

Snatcherr dan Sacrificee mengambil panah masing-masing.

---

Red : Oleh karena itulah kita harus melindungi putri!

Herzt : Lyechee, kamu tidak apa-apa? Tadi kan kamu terjatuh di tangga.

Rivera : Eh? Loh? Aku dimana?

Despair : Hah? Apa yang terjadi padamu? Sudah sadar dari tidurnya? Atau masih ngigau?

Moon : Masih ngigau kali ni anak.

Lyechee : Hahaha. Dasar Rivera.

Rivera : Sudahlah. Sepertinya hanya mimpi. Ayo lanjutkan saja. Badanku terasa sangat capek.

Red : Istirahat saja dulu. Jangan paksakan dirimu.

Rivera : Ya. Aku pergi ke ruang istirahat dulu. Selamat tinggal.

Red : Selamat menikmati hujan darah, teman-teman.

Rivera : Hujan da..*berbalik ke belakang. Kau..bukan Red, kan?

Herzt : Ya, dia bukan Red.

Rivera : Kalian semua.. *mengambil senjatanya

---

Coraa : Kenapa bengong saja?

Tamaa : Co..Coraa?! Kau sudah kembali? Apa..ada yang sakit..?

Coraa : Aku memang baru kembali dari berburu. Tapi sepertinya khawatirmu berlebihan.

Tamaa : Berburu?

Coraa : Kau kenapa? Apa tadi ada yang mengganggumu selama aku pergi?

Tamaa : Tidak, kok.

Coraa : Lalu kenapa? Katakan saja masalahmu padaku. Kan kita sudah berjanji, tidak ada rahasia.

Tamaa : Umm.. Bukannya tadi kau jatuh ke jurang kematian dan aku sedang melawan Shivarivee, ya?

Coraa : Hah? Phftt..Huahahaa! Kau bermimpi? Tadi kau ketiduran, ya? Jelas-jelas kita sedang berkemah di hutan ini. Apa itu Shivarivee? Aneh-aneh saja.

Tamaa : Tapi.. tapi..

Coraa : Sudahlah, lupakan saja hal-hal aneh itu. Aku ingin membawamu ke suatu tempat yang indah. Ayo, berdiri.

Tamaa : Iya, deh.

Coraa : Jangan berwajah seperti itu. Tersenyumlah. Kalau cemberut begitu kau terlihat jelek, loh.

Tamaa : Umm..

Tamaa mengikuti Coraa menelusuri hutan tersebut. Daritadi Coraa terus menggenggam tangan Tamaa. Wajah Tamaa memerah. Sampai di puncak pegunungan..

Tamaa : Ini..tempat apa..?

Coraa : Hehe. Aku menemukan tempat ini tadi. Indah, bukan?

Tamaa : Ya, indah sekali. *tersenyum.

Coraa : Nah, kau terlihat cantik jika tersenyum seperti itu. Ini kan kencan kita yang ke duapuluh. Jangan cemberut terus, dong.

Tamaa : Kencan ke duapuluh..?

Coraa : Loh? Nah pasti lupa deh.

Tamaa : (‘Sepertinya ini mimpi. Sudahlah, walaupun mimpi jalani saja.’) Aku ingat kok.

Coraa : Benar? *menatap wajah Tamaa.

Tamaa : I..iya. Aku ingat.. *wajah Tamaa memerah seperti tomat.

Coraa : *memeluk Tamaa. Tamaa, aku..

Tamaa : Co..Coraa.. *wajahnya terasa sangat panas.

Coraa : Aku.. *mendekatkan wajahnya ke wajah Tamaa.

Tamaa : Coraa..

Jarak antara wajah Coraa dan wajah Tamaa kini sangat dekat. Coraa kini mendekatkan bibirnya ke bibir Tamaa. Jantung Tamaa berdebar sangat kencang. Dalam setengah sentimeter lagi bibir mereka akan saling bersentuhan. Tamaa memejamkan matanya.

Cup!

Coraa mencium pipi Tamaa lalu memeluk Tamaa dengan erat. Tamaa memegang pipinya dengan sedikit kecewa.

Coraa : Aku..

Tamaa : Coraa, umm.. Sudah berapa lama kita jadian?

Coraa : Lima puluh hari.

Tamaa : Be..begitu. Kalau begitu di hari ke lima puluh ini, aku ingin..

Coraa : Ingin apa..?

Tamaa : Aku..boleh minta dicium sekali lagi, tidak..?

Coraa : Pfft.. Dasar aneh. Tentu saja boleh.

Coraa kembali mencium pipi Tamaa. Tamaa menghela nafas.

Coraa : Kenapa? Masih mau?

Tamaa : Tidak, kok. Hahaha. Aku hanya bercanda.

Coraa : Tamaa.

Tamaa : Ya..?

Coraa : Menikahlah denganku.

Tamaa terkejut hingga terjatuh.

Tamaa : A..apa..?

Coraa : Menikahlah denganku, Tamaa.

Tamaa : Kau..serius..?

Coraa : Tentu saja.

Tamaa : Aku..umm.. *wajah memerah hingga klimaks.

Coraa : Apa kau mau menerimaku?

Tamaa : Aku tidak tahu.. *pingsan.

Coraa : Tamaa!! Pfft.. Gadis bodoh ini pingsan juga. Lebih baik kupermainkan sedikit lagi. Setelah itu baru kubunuh dia. Hahahaha.

Pagi harinya di dalam tenda..

Tamaa : Umm..Coraa.. Loh..? Aku dimana..? Sepertinya ini di dalam tenda. Dimana Co..Eh..!? Di..di..dimana bajuku..?

Coraa : Tamaa? Kamu kenapa?

Tamaa : *menarik selimutnya. Dimana pakaianku?!

Coraa : Kamu kenapa? Lupa dengan apa yang baru saja kita lakukan? *wajah memerah.

Tamaa : Memangnya apa yang ki..kita lakukan..?

Coraa : Aku dan kamu..ummm.. Kamu ingat-ingat saja dulu. Sebentar aku ambilkan pakaian barumu. *meninggalkan tenda.

Tamaa : Jangan-jangan aku dan Coraa..? *menggelengkan kepala dengan cepat. Tidak mungkin!! Tapi..bukan tidak ada kemungkinannya, sih.. Aduh.. Jangan-jangan kemarin aku ada minum alkohol? *memukul kepalanya.

Coraa : Kamu sudah ingat belum?

Tamaa : Kyaaa!! *menarik selimutnya. Umm.. Su..sudah..

Coraa : Tidak perlu malu seperti itu, kali. Kemarin kan aku sudah melihat semuanya. *tertawa kecil.

Tamaa : Ya tapi.. Umm.. *wajah memerah.

Coraa : Aku sangat sayang padamu, Tamaa. *mendekati dan memeluk Tamaa yang dilapisi oleh selimut.

Tamaa : Co..Coraa.. Jangan sedekat ini, aku malu. Kau keluar saja dulu sebentar.

Coraa : Sebentar lagi. Aku tidak ingin berpisah denganmu. *kembali mencium pipi Tamaa.

Tamaa : Coraa.. aku..

Coraa : Ya..?

Tamaa : Aku.. umm.. sudahlah, keluar saja dulu. Aku malu.

Coraa : Baiklah.

Coraa keluar dari tenda. Tidak lama kemudian, Tamaa menyusul Coraa keluar dari dalam tenda tersebut. Coraa menggenggam kedua tangan Tamaa.

Coraa : Tamaa, aku ingin menikah denganmu!

Tamaa : Co..co..Coraa..?

Coraa : Kau bersedia, bukan? *tampang memelas.

Tamaa : A..aku.. umm..

Coraa : La..lagipula memangnya selain aku, kau ingin menikah dengan siapa?

Tamaa : Ti..tidak ada..umm.. Ba..baiklah..

Coraa : Be..benarkah..!? Yeah! Akhirnya! Terima kasih, Tamaa. *memeluk Tamaa dengan erat.

Tamaa : Umm.. Coraa.. Jangan seperti itu.. *wajah memerah. Akh!

Coraa : Kenapa? Apa yang sakit?

Tamaa : Kau..kenapa..?

Coraa : Hah? Aku kenapa? Oh! Pisaunya kurang tajam, ya..?

Tampak sebilah pisau menancap di punggung Tamaa.

Tamaa : Aku terlalu terbuai oleh jurus Shivarivee tampaknya.

Coraa : Baguslah kalau kau sadar. Cewek murahan.

Tamaa : Berarti kita akan bertarung, bukan? *menarik pisau yang menancap di punggungnya.

Coraa : Tentu saja, nona muda. *menjilati darah yang mengenai tangannya.

Tamaa : Sebelumnya aku ingin menanyakan sesuatu. Apakah kemarin malam..

Coraa : Tenang, itu semua hanya rekayasaku.

Tamaa : Tapi kau benar-benar telah melihatnya! Hiaaaah!! Aku maraaah!!

Coraa : Hey hey! Aku ini hanya ilusi, tidak bernyawa!

Tamaa : Tapi tetap saja aku harus mengalahkanmu!

Coraa : Bagus. Aku sangat tertarik.

Ilusi Coraa itu mengambil beberapa pisau di kantongnya dan melemparnya sekaligus dan melakukannya berulang-ulang. Tamaa menangkap semuanya lalu melempar kembali ke ilusi Coraa. Terjadilah lempar tangkap pisau antara kedua belah pihak.

Tamaa : Sonic Wave!

Coraa : Mystic Shield!

Tamaa : Thunder!

Coraa : Counter mode on! Hiaaah!

Tamaa : Hah..? Kyaaaa! *terbawa tekanan angin hingga terbang jauh.

Coraa : Enak, bukan? Bisa terbang seperti itu.

Tamaa : A..apa itu tadi..?

Coraa : Itu hanya seperempat dari jurus asliku.

Tamaa : Apakah setelah mengalahkanmu aku dapat kembali ke dunia semulaku? Aku masih harus mengalahkan Shivarivee. Kumohon.

Coraa : Apa kau sebegitu inginnya mengalahkan Shivarivee? Jujur saja aku juga tidak menyukainya. Akan tetapi apa boleh buat karena ia adalah majikanku.

Tamaa : Kalau senjata itu jatuh ke tanganku apa kau akan berhenti mengikutinya?

Coraa : Jelas lah. Aku hanya diwajibkan mengikuti pemilik senjata itu.

Tamaa : Kumohon. Biarkan aku kembali. Aku tidak akan dapat mengalahkanmu. Setidaknya, berikan aku syarat.

Coraa : Aku tidak memerlukan apapun. Aku hanya ingin bebas.

Tamaa : Setelah aku keluar, aku akan merebut senjata itu untukmu!

Coraa : Walau begitu bukan tidak ada jaminan kau tidak akan mati.

Tamaa : Kenapa begitu..?

Coraa : Setelah Shivarivee, masih ada lawan lain.

Tamaa : Siapa..?

Coraa : Kau tidak boleh mengetahuinya. Maaf.

Tamaa : Kumohon. Setidaknya, biarkan aku keluar.. *menundukkan kepalanya.

Coraa : Baiklah. Tapi ada syaratnya, seperti yang kau inginkan.

Tamaa : Benarkah!? Apa syaratnya..? Yeah! Tidak perlu capek-capek bertarung!

Coraa : Pertama, rebut senjata itu dari Shivarivee. Kedua, peluk aku.

Tamaa : Hah?! Hmm, sepertinya kau ini ilusi yang mesum, ya?

Coraa : Sudahlah! Toh aku wujud orang yang kau sukai, bukan? *tersenyum licik.

Tamaa : Yah, sekali ini saja, ya!

Tamaa berjalan mendekati ilusi Coraa. Sebelum Tamaa sempat mengulurkan tangannya, ilusi Coraa terlebih dahulu memeluk Tamaa dengan lebih erat dibanding sebelumnya dan kembali mencium pipi Tamaa. Tamaa kembali terdiam seribu bahasa.

Coraa : Itu ciuman terakhir dariku. *tertawa licik.

Tamaa : Ka..kau.. Sialaaan!! *mengejar ilusi Coraa yang berlari.

Coraa : Hey hey! Ah, kembalilah kau ke duniamu!!

---

Sicronizee : Tamaa!

Snatcherr : Hey, akhirnya kau kembali juga!

Sacrificee : Lama sekali kami menunggumu. Hey, Shivarivee! Kami menang taruhan, bukan?

Tamaa : Loh? Memangnya hanya aku yang terjebak ilusi bodoh itu?

Sicronizee : Tidak. Kami semua juga kena. Tapi, kami telah menunggumu selama sepuluh menit. Sementara Rivera, Survivalee, dan Bathu..

Sacrificee : Mereka bertiga telah kalah oleh ilusi tersebut dan roh mereka juga diambil.

Shivarivee : Hmm. Sekarang sisa kalian berempat saja. Sangat mudah bagiku untuk mengalahkan kalian. Gravity Ball!

??? : Cans !

Shivarivee : Loh..? Kenapa jurusku tidak keluar..? Hmm.

Tamaa : Kau..

Sicronizee : Bodoh! Akhirnya kau kembali!

Sacrificee : Walau dengan kondisi sekarat dan mengerikan seperti itu.

Snatcherr : Coraa!

Coraa : Yo, I’m back!

Coraa datang dengan kondisi yang sukar disebutkan dengan kata-kata. Rambutnya yang berwarna hitam pekat kini berubah sedikit kepirangan. Matanya yang awalnya juga berwarna hitam layaknya manusia biasa kini menjadi warna ungu keemasan. Sorot matanya menjadi tajam. Sekujur tubuhnya penuh dengan luka dan robekan tak terkecuali dimanapun. Dan ciri terakhir adalah..

Sicronizee : Coraa, jangan-jangan..kau..masih Coraa, kan?

Coraa : Tenang. Aku masih dapat mengendalikan diriku sendiri.

Tamaa : Naga.. Sisik naga.. Sebenarnya apa yang kau alami? Rambut, mata, sisik.. Jangan-jangan kau hampir dimakan oleh jiwa naga dalam tubuhmu..?

Coraa : Sudahlah. Sisiknya hanya mengenai tanganku dan itupun sedikit. Aku tidak akan kalah semudah itu! Nanti juga akan kembali ke semula.

Shivarivee : Hoo. Bagus, bagus. Kalau begitu ayo kita lanjutkan pertarungannya.

Tamaa : Coraa, kita harus menghentikan Shivarivee dalam lima belas menit lagi! Setelah itu Hades akan mengeksekusikannya.

Coraa : Lima belas menit? Baiklah. Ayo, akan kukejar ketinggalanku dalam lima belas menit itu!

Shivarivee : Dan dalam sepuluh menit kau akan menjadi naga terlebih dahulu. Hahahaha!

Coraa : Baik! Ayo kita taruhan!

Bagaimanakah yang akan terjadi selanjutnya? Apakah Coraa akan menjadi naga dan Shivarivee akan dieksekusi oleh Hades atau hanya salah satu yang akan terjadi? Saksikan dan baca cerita selanjutnya hanya di Story of the Thirteenth Lanza!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar