Senin, 21 Maret 2011

Story of the Thirteenth LanZa_Eighth Story

Eighth Story

Pirate’s Camp

Coraa, Tamaa dan Sicronizee pergi ke markas bajak laut yang berada di dasar laut.

Coraa : Markas bajak laut itu dimana memangnya?

Tamaa : *terdiam*. Memangnya kamu kira aku tahu ?

Coraa : Lha, jadi kalau kamu tidak tahu bagaimana cara kita pergi ke sana?

Sicronizee : Bego ah. Tanya saja pada penduduk sekitar. Kalian berdua mikirin apa coba kenapa sampai-sampai otak kalian tidak jalan?

Coraa : *lempar batu

Sicronizee : *reflect

Coraa : *pingsan terkena batu yang dilemparnya

Tamaa : Ckckck. Kamu ini, sampai-sampai Coraa pingsan. *menyingkirkan tubuh Coraa yang terletak di permukaan dengan kakinya*, kalau begitu apakah kamu sudah menanyakannya pada penduduk sekitar?

Sicronizee : Tentu saja..Belum.

Tamaa : *memukul kepala Sicronizee*

Sicronizee : *Gubrak*

Tamaa : Sudahlah, cepat tanyakan. Aku mau mengambil air untuk menyadarkan Coraa dulu.

Tamaa mencari sumur terdekat dan menimba seember air disana. Sementara itu, Sicronizee mengelilingi Primetal City dan mencari informasi-informasi.

Tidak lama Tamaa kembali dan menyiram wajah Coraa dengan seember air yang ia bawa. Coraa telah tersadar. Setelah sadar ia berdiri.

Coraa : Apa yang terjadi padaku?

Tamaa : Entahlah.

Coraa : *mengepalkan tangan*

Lima belas menit berlalu akan tetapi Sicronizee masih belum kembali. Coraa dan Tamaa hanya duduk terdiam menunggu kembalinya Sicronizee. Tidak sabar lagi menunggu, Tamaa menendang sebuah kaleng kosong di depannya. Tanpa ia sadari, kaleng yang ia tendang mengenai kepala seseorang yang sedang berlari menuju tempat Coraa dan Tamaa menunggu.

Sicronizee : Aww..

Tamaa : Si..Si..Sicronizee..!?

Coraa : *Terdiam dengan mulut terbuka*

Tamaa : A..Ah.. Maaf! Aku tidak sengaja!

Sicronizee : *Gubrak pingsan*

Tamaa : Hei bangun!!

Coraa : Hei, seember air yang kamu bawa untuk menyiramku masih ada setengah lagi. Siram saja dia.

Tamaa : *menyiram Sicronizee*

Sicronizee : Phuah! Hei! Jangan siram-siram dong!

Tamaa : *pura-pura tidak mendengar*. Bagaimana? Informasi apa yang kamu dapat?

Sicronizee : Ternyata markas bajak laut ada di dasar laut. Tidak banyak orang yang mengetahui itu makanya aku tidak bisa mendapatkan informasi itu dengan cepat.

Tamaa : Di dasar laut? Bagaimana cara kita pergi ke dasar laut?

Coraa : Kapal selam? Bagaimana dengan kapal selam?

Tamaa : Memangnya disini ada kapal selam?

Sicronizee : Ada. Tadi ada penduduk yang bilang, kapal selam tersedia di tepi pantai tapi kita harus mengendalikan kapal selam itu sendiri.

Coraa : Bagus! Baiklah, ayo kesana!

Tamaa : Resikonya banyak lho. Bisa jadi kita tidak bisa kembali ke darat. Kalau kita gagal menghadapi bajak-bajak laut itu maka kita akan terperangkap atau bisa juga dibunuh. Apakah kalian benar-benar mau ikut denganku?

Coraa : Perlu kukatakan lagi? *wajah mengerut

Tamaa : Ti..tidak..

Coraa, Tamaa dan Sicronizee pergi ke pantai yang ditakuti oleh penduduk setempat karena angker dan banyak bajak laut yang sering bermunculan dari dasar laut di daerah sana. Setelah tiba di tepi pantai, mereka sama sekali tidak melihat adanya seorang ataupun lebih bajak laut disana. Mereka menaikin sebuah kapal selam yang terdapat di tepi laut dan berangkat menuju markas bajak laut.

Markas Bajak Laut

Tibalah mereka di Markas Bajak Laut. Coraa, Tamaa dan Sicronizee disambut dengan baik oleh para bajak laut. Mereka memasuki ruangan tengah dari markas bajak laut itu. Seorang bajak laut yang sepertinya merupakan kapten dari bajak-bajak laut itu duduk di tengah-tengah ruangan.

Coraa : Salam, Kapten bajak laut. Kami datang kemari karena ingin merundingkan sesuatu dengan anda.

Kapten Bajak Laut : Salam, wahai ksatria. Hal apa yang hendak kalian rundingkan dengan saya?

Tamaa : Kami dengar saat ini Primetal City mengalami kesusahan karena para bajak laut bertindak seenaknya. Apakah hal itu benar?

Kapten Bajak Laut : Benarkah? Selama ini saya sama sekali tidak mengurus dunia atas. Saya hanya mengurus peperangan dengan para bajak laut lainnya.

Sicronizee : Begitulah. Para bajak laut terlalu bertindak seenaknya. Saya sebagai perwakilan dari para penduduk Primetal City berharap agar Kapten dapat menghentikan tindakan mereka.

Kapten Bajak Laut : Penasehat, apakah hal yang mereka katakan itu benar?

Penasehat : Tidak, kapten! Mereka hanya asal bicara. Para bajak laut sama sekali tidak pernah bertindak seenaknya di Primetal City. Mereka pasti bersekongkol dengan komplotan bajak laut yang lain untuk memata-matai kita.

Tamaa : Ka..kau.. %$#@!@#$%# !

Kapten Bajak Laut : Kalau memang itu tujuan kalian, pulanglah. Katakan pada kapten kalian bahwa kami tidak berperang dengan cara licik seperti yang sedang kalian lakukan saat ini.

Sicronizee : Kami tidak memata-matai dan kami bukan mata-mata ataupun bajak laut! Yang kami katakan ini serius!

Penasehat : Jangan percayai mereka, kapten! Mereka hanya asal bicara!

Coraa : Kamu yang jangan asal bicara!

Kapten Bajak Laut : Sudahlah, cepat kalian pulang ke asal kalian. Atau akan kupanggil para anak buahku untuk menangkap kalian!

Tamaa : Dengarkan aku! Penasehatmu bersekongkol dengan anak-anak buahmu! Mereka merampas dan menghina penduduk Primetal City seakan mereka yang berkuasa disana! Kami serius!

Penasehat : Kapten, mereka pasti ingin mengacaukan konsentrasi Kapten dalam menyusun rencana untuk berperang dengan bajak laut lain.

Kapten Bajak Laut : Baiklah, semuanya, tangkap mereka!

Senin, 14 Maret 2011

Story of the Thirteenth LanZa_Seventh Story

Seventh Story

Gorge

Coraa, Tamaa dan Sicronizee berangkat menuju ke Primetal City. Menurut Tamaa, Primetal City tidak jauh dari tempat mereka berada sekarang. Di tengah perjalanan, Coraa mengeluh.

Coraa : Primetal City dimana sih..? Sudah lama kita berjalan tapi tidak sampai-sampai.

Tamaa : Kamu ini cowok atau bukan sih? Masa baru sebentar begini saja sudah mengeluh?

Coraa : Ya, aku bukan cowok. Kalau aku cowok aku sudah tahu dari awal kalau kamu ini perempuan.

Tamaa : %$#&#&$!!

Sicronizee : Ah sudahlah. Jangan bertengkar. Tamaa, kira-kira berapa lama lagi kita sampai di Primetal City?

Tamaa : Kita tinggal melewati sebuah jembatan besar. Jembatan itu dijuluki dengan Pirate Bridge.

Sicronizee : Apa itu?

Tamaa : Maksudnya adalah apabila kita jatuh dari jembatan itu otomatis kita akan jatuh ke laut yang merupakan sarang bajak laut.

Coraa : Maksudmu jembatan itu? *menunjuk sebuah jembatan yang berada di depan mereka

Tamaa : Ya bena..eh!?

Sicronizee : A..Ada apa dengan jembatan itu? Jembatannya..putus..?

Tamaa : Begitulah. Huh! Dasar para bajak laut! Selalu saja begitu!

Sicronizee : He? Memangnya kenapa dengan mereka?

Tamaa : Tidak ada apa-apa sih. Hanya saja mereka selalu mengganggu orang dengan cara iseng mereka. Contohnya pada jembatan ini.

Sicronizee : Huh. Jadi bagaimana cara kita pergi ke Primetal City?

Tamaa : Hanya ada satu cara. Ikuti aku.

Tamaa berlari menuju ke arah yang berlawanan. Coraa dan Sicronizee mengejarnya.

Beberapa jam kemudian, mereka telah sampai di suatu tempat yang asing.

Coraa : *hosh..hosh..* WTH! Jauh sekali! Dimana ini!?

Sicronizee : *hosh..hosh...* Air..

Tamaa : Ini jalan kedua untuk sampai ke Primetal City. Namanya adalah Gorge of Primetal. Seperti yang kalian lihat, ini merupakan jalan yang sangat sulit. Huft. Jurang yang curam dan.. apabila kita jatuh maka kita akan ditangkap oleh para bajak laut!

Sicronizee : Air.. air..

Coraa : Dasar mesum! Air melulu. Ya sudah, minum saja air yang ada di tasmu.

Sicronizee : Kamu kali yang mesum. Grr! *mengambil air* *gluk gluk*

Tamaa : Sama saja mesumnya! Dasar kalian mesum!

Coraa : Aaaa! Sudahlah, lupakan saja dulu! Lebih baik kamu menjelaskan bagaimana cara melewati jurang-jurang yang curam ini!

Tamaa : Kamu kira aku ini apa? Mana aku tahu. Menurut sejarah belum pernah ada orang yang bisa melompat sejauh itu. Aaaa! Jauh sekali jarak antar bukit ini!

Coraa : Kukira kamu tahu. *menghela nafas*. Sicronizee, kamu ada ide tidak?

Sicronizee : Jarak seperti ini tidak jauh kok. Kenapa susah?

Coraa and Tamaa : *terdiam*

Sicronizee : Lihat ini ya.

Sicronizee berdiri di tepi jurang yang curam itu. Ia mengangkat tangannya ke atas. Beberapa orang malaikat turun dan membuat sebuah jembatan.

Coraa : Wow, ajaib!

Sicronizee : Malaikat pun berpihak padaku~. *tersenyum pepsoden*

Tamaa : *memukul kepala Sicronizee* terus kenapa?

Sicronizee : Aw! Dasar tidak tahu terima kasih. Ah sudahlah lebih baik aku pergi sendiri saja.

Tamaa : Aaa aku hanya bercanda!

Sicronizee : Terus kenapa?

Coraa : Sudahlah. Jangan membuang waktu. Hei Tamaa, lebih baik kamu yang pertama. Cepat pergi ke seberang dengan jembatan yang dibuat oleh Sicronizee! Sicronizee, kamu setelah Tamaa.

Sicronizee : Hei Coraa! Tidak bisa begitu, dong! Aku baru ingat, jembatan ini hanya bisa membawa dua orang. Bagaimana dengan dirimu?

Coraa : Aku akan mengandalkan lompat tinggiku. Mau bagaimana lagi? Hanya ini cara yang tersisa.

Sicronizee : Hei jangan bercanda!

Coraa : Aku tidak bercanda!

Sicronizee : *terdiam sejenak* Tapi bagaimana caranya kamu bisa melompat sampai ke seberang?

Coraa : Kamu tidak lihat? Ada bukit-bukit kecil di tengah-tengah perjalanan untuk sampai ke seberang.

Sicronizee : Kemungkinanmu bisa selamat sampai ke seberang itu hanya 1%, bego.

Tamaa : Ah kalian ini. Dari tadi ribut saja. Sudahlah, biar aku saja yang tinggal. Lebih baik kalian berdua pergi mencari teman-teman kalian.

Coraa : Ta..Tamaa!

Tamaa : Sudahlah. Pergi! Dan tolong, selamatkan Savior World dari kegelapan.

Tamaa membalikkan badannya seraya melambaikan tangan pada Coraa dan Sicronizee seakan mengucapkan selamat tinggal. Tamaa berjalan kembali menuju arah yang berlawanan. Ketika ia mengira bahwa Coraa dan Sicronizee telah pergi, ia kembali ke Gorge of Primetal itu. Betapa terkejutnya Tamaa, ia mendapati Coraa dan Sicronizee masih berada di tepi jurang itu.

Tamaa : Ke..kenapa.. kenapa kalian masih disini..?

Coraa : Kami tidak akan pergi tanpamu, Tamaa!

Tamaa : Bo..bodoh! *menundukkan kepalanya*

Sicronizee : Sudahlah, memangnya kamu tidak mau pergi bersama kami? Kemana kamu akan pergi setelah itu?

Tamaa : Bu..bukan! Aku bukannya tidak mau pergi bersama kalian! Hanya saja..

Coraa : Kamu tidak percaya dengan lompatanku?

Tamaa : Aku bukan tidak percaya padamu. Tapi..badanmu kecil, kamu pendek, ya aku tidak bermaksud bahwa aku lebih tinggi daripada kamu sih..

Coraa : *jleb, jleb* Ka..kau ini..!

Tamaa : Sudahlah. Lagi pula untuk apa aku ikut? Toh aku tidak bisa melakukan apa-apa.

Sicronizee : Hanya kamu yang tahu isi Savior World ini!

Coraa : Kamu mau kami tersesat atau ditangkap oleh orang yang tak dikenal?

Tamaa : E..eh.. Kalau dipikir-pikir gawat juga sih. Ya sudahlah, aku ikut.

Tamaa dan Sicronizee menyeberangi Gorge of Primetal yang curam itu. Sementara Coraa melompati bukit-bukit kecil yang menjadi perantara antar seberang dan seberang.

Tidak lama kemudian Coraa, Tamaa dan Sicronizee berhasil menyeberangi Gorge of Primetal itu dengan selamat. Coraa menghela nafas sejenak. Ia sedikit berkeringat dingin.

Tamaa : Hei, lihat! *menunjuk ke depan*

Sicronizee : Apa apa? Ada apa?

Coraa : Itu..itukah..?

Tamaa : Yeah, Primetal City.

Mereka pun berjalan memasuki Primetal City. Primetal City yang mereka lihat tampak sangat luas. Bangunan-bangunan di dalam wilayah Primetal City tampak seperti mudah roboh. Atap-atapnya terbuat dari jerami dan bangunannya terbuat dari kayu tua. Seluruh penduduk Primetal City mengenakan pakaian yang lusuh.

Tamaa : Lho? Apa yang terjadi?

Coraa : Apakah Primetal City memang seperti ini?

Sicronizee : Padahal, menurut kabar yang kudengar dari penduduk yang berkunjung ke rumahku untuk berobat waktu itu, Primetal City adalah sebuah kota yang rata-rata penduduknya berpenghasilan tinggi. Tamaa, apakah kita tidak salah kota?

Tamaa : Tidak mungkin kita salah. Lihat papan nama itu. Disana tertulis “Primetal City”. Sebenarnya apa yang terjadi?

Coraa : Bagaimana kalau coba kita tanya saja pada penduduk disini?

Tamaa : Baiklah. Sebentar, hmm. Ada kain tidak?

Sicronizee : Kain? Untuk apa?

Tamaa : Sudah, jangan banyak tanya!

Sicronizee memberikan sebuah kain yang panjang berwarna merah muda kepada Tamaa. Tamaa menutupi wajahnya dengan kain tersebut. Sicronizee dan Coraa hanya terdiam dan bingung melihatnya. Tamaa berjalan mendekati seorang dari penduduk Primetal City.

Tamaa : Hei, apa yang terjadi dengan Primetal City?

Penduduk : Akhir-akhir ini banyak bajak laut yang ingin menguasai darat. Kabarnya mereka telah memilih seorang kapten baru yang sangat hebat. Akan tetapi ia sama sekali tidak mengurus anak buahnya.

Tamaa : Maksudmu..bajak laut itu yang bertindak seenaknya?

Penduduk : Ya begitulah. Raja Aibon, Dex sudah hampir tidak dapat mengurus pemerintahan karena putrinya kabur dari istana.

Sicronizee : Siapa putrinya? Siapa tahu kita dapat mencari putrinya agar ia kembali ke istana dan Raja Dex dapat mengurus pemerintahan lagi.

Coraa : Ide bagus!

Penduduk : Benarkah? Kami penduduk Primetal City sudah satu minggu mengalami kesusahan dan penghinaan dari para bajak laut itu. Aku mewakili seluruh penduduk Primetal city untuk memohon pada kalian, kumohon, carilah Putri..

Tamaa : Sudahlah. Lebih baik kita cari cara sendiri untuk menyelamatkan penduduk disini tanpa bantuan Raja Dex.

Coraa : Kenapa begitu? Bukankah akan lebih mudah dengan bantuan Raja Dex?

Tamaa : Lupakan. Aku berani menjamin ia tidak akan bisa mengurus masalah ini.

Penduduk : Tapi..tapi.. kalau begitu bagaimana cara yang nona pikirkan?

Tamaa : Serahkan saja pada kami. Ini semua atas nama Tamaa. Sampaikan pada penduduk lain.

Penduduk : Ta..Tamaa..? Kau..!

Tamaa : Sudah. Diam saja. Serahkan pada kami.

Penduduk : Ba..baiklah!

Coraa : Kamu ngomong apa sih? Aku tidak mengerti.

Tamaa : Lupakan. Sekarang demi para penduduk disini, langsung saja kita pergi ke markas bajak laut.

Sicronizee : Kamu yakin? Eh ngomong-ngomong bukannya seharusnya disini banyak bajak laut?

Tamaa : Ya seharusnya memang banyak. Tapi yang seharusnya terjadi adalah bajak laut itu hanya berada di toko-toko atau penginapan. Bukan merampas seperti ini. Ini tanggung jawabku. Makanya, kalau kalian tidak mau ikut juga terserah. Aku sama sekali tidak memaksa kalian.

Coraa : Tentu saja kami ikut. Kita kan teman.

Tamaa sedikit terkejut mendengar kata ‘teman’ yang diucapkan oleh Coraa.

Tamaa : Teman? Kamu..

Sicronizee : Ah! Coraa, dia tidak menganggap kita sebagai teman!

Coraa : A..apa!? Ternyata..teganya dirimu..teganyaa!!

Tamaa : Hei! Jangan mengarang begitu dong! Aku bukannya tidak menganggap kalian sebagai teman! Tapi.. memangnya kalian mau berteman dengan orang sepertiku?

Sicronizee : Tentu saja! Mengapa tidak?

Tamaa : Baiklah. Kita semua adalah teman! *tertawa riang*

Coraa : *berbisik pada Sicronizee* Ada yang aneh semenjak kita ingin pergi ke Primetal City.

Sicronizee : *berbisik pada Coraa* Ya, aku juga merasa begitu.

Tamaa : Tunggu apa lagi? Ayo kita pergi, teman!

Sabtu, 12 Maret 2011

Story of the Thirteenth LanZa_Sixth Story

Sixth Story

Is that You?


Tamaa dan Coraa akhirnya berkelana bersama. Sudah tiga hari dua malam mereka berjalan dan tidur dengan berkemah di dalam hutan. Akhirnya setelah tiga hari dua malam ini mereka dapat keluar dari hutan itu. Tibalah mereka di depan sebuah rumah yang terbuat dari kayu. Coraa yang hendak mengetuk pintu rumah kayu itu dihentikan oleh suara seseorang.

??? : Jadi kamu, Coraa Takeba dari Ares World..

Coraa : *berbalik menghadap ke asal suara* siapa kau?

??? : Kasar sekali. Ternyata kau tidak tahu siapa diriku. Baru pertama kali aku bertemu dengan orang sepertimu.

Tamaa : Ka..kau..!

Seorang yang melayang di langit dan tidak diketahui namanya itu menunjuk Tamaa seraya membacakan suatu mantra misterius. Ucapan Tamaa terhenti. Beberapa kali Tamaa berusaha untuk berbicara tapi tidak bisa. Suaranya tidak keluar.

Coraa : Hei! Siapa kau! Apa yang kau lakukan pada Tamaa!?

??? : Namaku tidaklah penting. Yang harus kulakukan sekarang adalah melenyapkanmu sebelum kau melakukan hal yang mengganggu di dunia ini.

Orang itu mengangkat tangannya ke atas lalu muncullah beberapa meteor berwarna biru yang berjatuhan tepat ke arah Coraa dan Tamaa

Coraa : Tamaa, awas! *memeluk Tamaa untuk melindunginya.

Tamaa : *wajah memerah* Co..raa..jangan!!

Meteor-meteor itu melahap tubuh Coraa sampai habis.

??? : Namaku Shivarivee Simphonia. Akulah penguasa kegelapan di dunia ini.

Lalu orang yang tidak diketahui namanya itu pergi meninggalkan Tamaa dan Coraa yang seluruh tubuhnya terkena luka bakar dan nafasnya yang terhenti.

Jadi? THE END kah? Oh tidak bisa~!

Seorang lelaki yang tampak sedikit lebih tua daripada Coraa dan Tamaa keluar dari rumah kayunya dan membawa Coraa dan Tamaa masuk ke dalam rumahnya. Ia membaringkan Tamaa dan Coraa di kasurnya. Setelah itu ia mengobati luka bakar yang didapati oleh Tamaa dan Coraa. Pertama-tama ia mengobati luka yang didapatkan oleh Coraa dengan ilmu penyembuhannya. Wah, sungguh ajaib! Luka-luka yang didapati oleh Coraa tertutup. Tidak lama, Coraa telah sadar.

Coraa : Ini..dimana..?

??? : Ah, kau sudah sadar. Ini rumahku, tepat di depan tempat kalian tidak sadarkan diri tadi. Kalian siapa, kenapa bisa berurusan dengan raja kegelapan?

Coraa : Ehm.. sepertinya itu nanti saja. Tolong, obati dia dulu.

??? : Baiklah. Reeva!

Coraa : Riva? Reeva? Heh? Apa itu?

??? : Itu adalah mantra penyembuhan. Tapi kenapa ya tidak bekerja? Biasanya mantera ini selalu bekerja pada lelaki yang terluka parah.*membuka jubah yang menutupi tubuh Tamaa* AAA!! *segera menutupnya*

Coraa : Heh? Ada apa? *mendekati Tamaa

??? : Stop! Jangan mendekat!

Coraa : Ada apa sih? *terus mendekat

??? : Hei mesum!

Coraa : Hah? Apa katamu? Sejak kapan aku mesum? Hei!

??? : Hentikaan!! Kau jangan pura-pura tidak tahu!!

Coraa : Hei! Ada apa siih!! Aku jadi penasaran, tahu! *terus mendekat

??? : Hei! Jangan..akh! Telat!

Coraa : AAAAAAAAAAAAAA!!

??? : Sudah kuperingatkan kau untuk tidak mendekat !

Coraa : Ma..maaf! Aku tidak tahu!!

??? : Dasar kau..grr…grr..S..Sudah berapa lama kau mengenalnya?

Coraa : Ba..baru sekitar enam hari..

??? : *mengepalkan tangan* sudah enam hari..kau..hei kau ini cowok atau bukan sih! Masa tidak tahu kalau dia ini perempuan!?

Coraa : Mana kutahu! Selama ini tubuhnya saja selalu tertutup oleh jubahnya, jadi mana bisa kulihat bentuk badannya! Huh, pantas saja selama ini kalau dia mau mandi di sungai sellau menyuruhku untuk mencari bahan makanan.

??? : Aduh, aku tidak tahu harus berkomentar apa. Cepat, ambil perban di laci untuk menutupi badannya! Kalau seperti ini terus aku tidak bisa mengobatinya ! *wajah memerah*

Coraa : I..i..iya!!

Pengobatan yang dilakukan dalam waktu lama itu akhirnya selesai juga. Beberapa hari kemudian, Tamaa telah sadar. Tamaa berusaha untuk berdiri tapi karena luka yang parah itu ia tidak sanggup untuk berdiri. Ketika ia melirik ke kiri dan ke kanan, ia merasa sangat asing. Dimana ia berada sekarang?

Dalam posisi tidurnya karena ia tidak sanggup untuk berdiri, ia mencoba untuk meraba sebelah kiri-kanannya. Di sisi kanan nya terdapat sebuah benda dengan rambut yang lebat. “Apa ini?” pikirnya. Ketika ia melihat ke tempat benda yang ia raba tadi, ternyata benda yang dia raba adalah kepala Coraa.

Tamaa : Co..co..Coraa..??

Coraa : Um..um..ukh..Eh, Tamaa..? Kamu sudah sadar?

Tamaa : Ya, begitulah. Ukh, badanku sakit semua. Eh, di..dimana jubahku!?!

Coraa : Ukh.. Soal itu..

Tamaa : Jangan-jangan kau.. DASAR MESUUUUM!!

Coraa : Hei dengarkan dulu penjelasanku!!

Tamaa : MESUUUM!! KELUAAARR !!

Orang yang tidak dikenal itu datang memasuki kamarnya karena mendengar teriakan Tamaa.

??? : Eh? Ada apa? Apa yang terjadi?

Tamaa : Dia mesum!! Bawa dia keluar ! Eh, kamu siapa?

??? : Aku? Aku yang menolong kalian berdua. Kenapa dia mesum?

Tamaa : Dia melepaskan jubahku!

??? : Eh..? Umm..maaf, aku yang melepaskan jubahmu. Awalnya aku tidak tahu kalau kamu itu..perempuan.

Tamaa : Ja..jadi kalian semua..MESUUUUUUUM!! KELUAAAAAR !

??? : He..hei, tunggu dulu. Kamu masih terluka parah. Lebih baik kamu jangan banyak bergerak.

Coraa : Iya Tamaa, kami bukan sengaja, awalnya kami hanya ingin mengobati..mu.. *pingsan*

Tamaa : Jangan banyak alasan deh! Mesu..eh? Coraa? Hei Coraa!

??? : Wah wah, akhirnya dia pingsan juga. Huft.

Tamaa : Eh? Loh? Apa yang terjadi?

??? : Huft. Anak ini sudah berhari-hari menemanimu tanpa makan dan minum.

Tamaa : Hah? Memangnya sudah berapa hari aku tertidur?

??? : Sekitar..enam hari?

Tamaa : Apa!? Lama sekali!

??? : Begitulah.

Tamaa : Ah sudahlah. Apa kamu punya cara untuk membangunkannya?

??? : Tentu saja ada. Gini-gini juga sihirku jauh lebih kuat daripada sihir asal-asalanmu.

Tamaa : %#$%&@#!!

Orang tak dikenal itu memegang dahi Coraa sambil mengucapkan sebuah mantera. Beberapa saat kemudian, Coraa telah sadar.

Coraa : Ukh..um.. AH! Loh? Aku ketiduran ya? Hehe..

Tamaa : *GUBRAK!* Ketiduran kepalamu! Ah sudahlah. Dasar bodoh.

Coraa : Hei! Apa maksudmu!

??? : *tertawa kecil

Coraa : Oh iya, aku belum tahu namamu, om.

??? : Enak saja om om. Aku masih muda tahu. Namaku Sicronizee Rainy.

Coraa : Namaku Coraa Takeba..EH!? Sicronizee..!??

Sicronizee : Coraa? Loh? Sepertinya aku pernah dengar. Tidak asing bagiku..

Coraa : Si..Sicronizee! Apakah kamu tahu siapa diriku..?!

Sicronizee : Apa maksudmu? Ah! Jangan-jangan.. kita saling mengenal..?

Coraa : Mungkin begitu. Tapi sekarang aku..amnesia..

Sicronizee : Begitu juga dengan diriku. Huh.

Tamaa : Jadi kamu juga salah satu dari four heroes from Ares World?

Sicronizee : Ares World? Itu nama lencanaku! *menunjukkan lencana yang bertuliskan Ares World, Four Heroes.

Coraa : Ter..ternyata benar.. *mengeluarkan selembar foto bersama dari kantongnya.

Sicronizee : Foto apa itu..Eh..? Ini kan aku!

Coraa : Ya! Berarti kita mempunyai hubungan sebelum terkena amnesia!

Sicronizee : Begitulah. Tapi..hubungan apa?

Coraa : Petunjuk kita hanya Ares World dan Four Heroes!

Tamaa : Yang jelas, Ares World itu dunia asal kalian. Karena kalian datang ke Savior World inilah makanya kalian mendapatkan amnesia.

Sicronizee : Jadi begitu. Setelah tersadar begitu tiba di dunia ini, yang kuingat hanya namaku.

Coraa : Begitupula dengan diriku.

Tamaa : Sudahlah. Kalau begitu, apa yang akan kita lakukan berikutnya?

Coraa : Sicronizee, maukah kamu ikut bersama kami untuk mencari Sacrificee dan Pamoppox lalu bersama-sama menghancurkan kegelapan di Savior World?

Sicronizee : Hmm, sepertinya aku ini orang penting ya? Baiklah! Aku ikut!

Coraa : Bagus! Lalu, uhm..Tamaa..?

Tamaa : Apa?

Coraa : Jubahmu..

Tamaa : Ada apa dengan jubahku?

Sicronizee : Uhm.. Sudah kubongkar jahitannya menjadi selimut yang kamu pakai sekarang.

Tamaa : Hah..? Hei! Jadi apa yang akan kupakai nanti! Dasar kalian mesuum!

Sicronizee : Eh,,eh eh, te..tenang saja. Kemarin aku sudah pergi ke kota untuk membelikan sepasang pa..pakaian untukmu. *memberikan sebuah ransel kecil berisi pakaian kepada Tamaa.

Tamaa : Mari kita lihat. Hei! Apa-apaan ini! Ini kan untuk..Dancer!

Coraa : Yah, kamu kan perempuan. Kalau terus-menerus menggunakan jubah seperti itu tidak manis, dong.

Tamaa : A..aku memang tidak manis, kok!

Coraa : Sudahlah. Setiap perempuan itu pasti ingin terlihat manis, bukan? Sana tukar pakaian kusammu itu.

Tamaa : Aku..bukan mauku menggunakan pakaian kusam ini. Ini semua karena ayah..

Coraa : Ayah?

Tamaa : Eh, bukan apa-apa kok! Sudahlah, keluar sana!

Coraa dan Sicronizee keluar.

Tamaa : Ayah..ukh! Tidak boleh! Aku tidak boleh kangen padanya!

Sementara itu, di luar ruangan..

Sicronizee : Ternyata Coraa adalah seorang yang mesum!

Coraa : Heei!! Apa salahku!?

Sicronizee : Bodoh. Waktu itu aku sudah menyuruhmu untuk tidak mendekat,bukan?

Coraa : Waktu itu kan aku tidak tahu! Grrr!!

Sicronizee : Haha. Sudahlah, bahas yang lain saja. Menurutmu dimana Sacrificee dan Pamoppox?

Coraa : Kita belum mempunyai petunjuk. Yang bisa kita lakukan hanya mencari mereka sambil berkelana kesana-kemari.

Sicronizee : Ya, benar juga katamu. Baiklah, bagaimana kalau tujuan pertama kita adalah Primetal City? Di sana sangat banyak terdapat bajak laut.

Coraa : Ide bagus!

Tamaa : Hah? Primetal City? Tapi itu..

Coraa : Loh Tamaa..? Cepat sekali.. Wah! Kamu terlihat manis sekali dan wow! Rambutmu ternyata panjang! Baru pertama kali kulihat!

Tamaa : Jelas saja. Orang amnesia sepertimu sih..

Coraa : Ah iya juga ya. Haha..

Tamaa : Ah aku jadi lupa mau bilang apa. Sudahlah, Primetal City kan? Ayo persiapkan bekal selama perjalanan.

Sicronizee : Serahkan padaku!

Rabu, 09 Maret 2011

Story of the Thirteenth LanZa_Fifth Story

Fifth Story

Finally, Start from now

Coraa telah sampai ke permukaan. Ketika ia naik ke tepi sungai, kedua pedangnya menari-nari melihat Coraa.

Coraa : Jangan-jangan..kamu sengaja mendorongku agar aku mengingat sebagian masa laluku ?

Tiba-tiba, keluarlah roh yang tampak berwarna kebiruan mendekati Coraa. Kedua pedang itu berhenti menari-nari seakan roh itulah yang mengendalikan kedua pedang itu sehingga sewaktu roh itu keluar maka tidak ada lagi yang mengendalikan kedua pedang itu.

Coraa : Kau..Chasper..!?

Chasper : Hey Coraa! Akhirnya kau membawaku ke Savior World!

Coraa : Ya..yah, begitulah. Jujur saja aku belum begitu mengingat siapa dirimu. Yang kutahu hanya sebagian kecil itu saja.

Chasper : Sudahlah, itu tidak penting. Kamu bisa mengingatnya lain kali. Ngomong-ngomong, ini sudah dua hari loh.

Coraa : Dua hari? Terus kenapa..AH! GAWAT! Aku belum menemukan cara untuk menggundulkan hutan bambu itu!

Chasper : Salahmu. Siapa suruh kamu bermimpi terlalu lama.

Coraa : Memangnya siapa yang menyuruhku untuk pergi ke Savior World sehingga aku kehilangan ingatan dan siapa yang mendorongku jatuh ke sungai?

Chasper : Oh ya? Terus kenapa?

Coraa : Dasar tidak tahu terima kasih. Padahal aku sudah membawamu ke Savior World.

Chasper : Iya deh. Lagipula juga bukannya tidak ada tujuan aku menyuruhmu ke Savior World

Coraa : Memangnya apa tujuanmu?

Chasper : Aku ingin kalian berempat membunuh Raja kegelapan, Shivarivee Simphonia.

Coraa : Apa itu? Berempat? Oh iya! Kamu kan tahu masa laluku, Beritahukan padaku!

Chasper : *menghela nafas* Haaaaaaaaah. Raja kegelapan adalah awal dari alasan mengapa dunia ini terpisah menjadi Savior World dan Ares World. Namamu Coraa Takeba. Kamu adalah seorang dari Four Heroes yang berasal dari Ares World. Selain kamu, tiga orang lagi bernama Sacrificee Kurou, Sicronizee Rainy dan Pamoppox Archnova. Diantara semuanya, kamulah yang paling terlibat dalam alasan mengapa kalian disebut sebagai Four Heroes.

Coraa : Tu..tunggu! Kalau begitu, dimana mereka bertiga ? Dan apa alasannya mengapa aku yang paling terlibat?

Chasper : Makanya dengarkan aku sampai selesai! Sepertinya, mereka berada di tempat lain. Yang jelas mereka pasti juga berada di Savior World. Kamu harus berkelana mencari mereka, lalu berlatihlah hingga kamu dapat membunuh Shivarivee Simphonia. Alasan mengapa kamu yang paling terlibat? Sepertinya itu lain kali saja. Sekarang kamu harus menggundulkan hutan bambu ini dulu. *tertawa kecil*.

Coraa : Huh. Bagaimana caranya?

Chasper berlutut menghadap ke Coraa sambil menundukkan kepalanya.

Chasper : Ucapkanlah mantra yang terbayang di kepala tuanku. Chasper menunggu perintah.

Coraa : E..Eh..? Apa maksudmu? Aku tidak mengerti.

Chasper tidak menjawab apa-apa.

Coraa : ‘Apa yang terbayang di kepalaku? Aku tidak tahu. Sebenarnya apa yang..ia katakan..?’

Chasper : Chasper menunggu..perintah.

Tiba-tiba, Coraa merasa ada sesuatu yang meledak di dalam dirinya. Matanya yang awalnya mengecil karena bingung kini terbuka lebar. Ia berkeringat dingin. Kata-kata dari Chasper membuat dirinya seperti sedang berusaha untuk mengingat suatu hal. Memorinya yang hilang seakan berusaha untuk kembali. Coraa terjatuh dan tertunduk. Tapi setelah itu ia bangkit kembali.

Coraa : V..Va..Va..Valkryie Atan!

Chasper yang tadinya hanya berlutut dan menundukkan kepala kini telah masuk kembali ke dalam kedua pedang tersebut. Kedua pedang itu kini menari-nari mengelilingi hutan bambu itu. Walau terlihat hanya menari, tanpa disadari pepohonan bambu itu terbelah menjadi kecil-kecil. Dalam waktu yang tidak lama, hutan itu telah habis tak bersisa.

Beberapa saat kemudian, Tamaa datang untuk melihat keadaan Coraa dan hutan bambu itu. Pada awalnya ia berpikir bahwa Coraa tidak mungkin dapat melakukannya. Tapi setelah ia tiba di hutan bambu tersebut, ia sangat terkejut. Hutan bambu itu telah habis tak bersisa. Ia segera berlari mencari Coraa.

Tamaa : Co..Coraa !

Coraa yang mendengar suara teriakan Tamaa yang mencarinya segera berlari menghampiri Tamaa.

Coraa : Ya, ada apa?

Tamaa : Ka..Kau yang melakukan semua ini?

Coraa : Begitulah.

Tamaa : Ba..bagaimana caranya dalam tiga hari..

Coraa : Sudahlah, lupakan. Lebih baik sekarang kau mengatakan bahwa kau telah mengizinkanku untuk berkelana bersamamu.

Tamaa : Ukh..Ya sudah. Siapkan barang-barangmu, kita akan berangkat besok.