Sabtu, 30 Juli 2011

Story of the Thirteenth LanZa_Twenty Third Story

Twenty Third Story

An old man

Coraa : Pemandu?

??? : Yoyoy!

Tamaa : Oleh orang tua yang tidak dikenal sepertimu?

??? : Oh ya, perkenalkan! Namaku Bathu.

Coraa : Aku tidak tertarik. *Berjalan meninggalkan orang tua tersebut.

Bathu : Hey, kau akan menyesalinya!

Sicronizee : Orang tua sepertimu kenapa bisa berada disini?

Bathu : Yah, ceritanya panjang dan tidak penting. Intinya kerah bajuku tersangkut di batu berbentuk kerucut yang melayang terbang tadi. Untung saja batu itu melayang, kalau tidak aku tidak tahu harus berapa lama tersangkut di tembok di belakang sana.

Snatcherr : Memangnya sudah berapa lama?

Bathu : Sekitar..tujuh bulan?

Red, Herzt, Despair, and Rivera : BOHONG !

Bathu : Enak saja~! Aku ini orang yang baik hati, makanya aku ini jujur!

Mirage : Eh kakek tua, kalau tidak salah bukannya kau pengkhianat yang dihukum?

Bathu : *shocked. Pa..Pangeran! Ti..tidaaak!! Kabuuurr!

Mirage : Sudah, tenang saja. Kini aku di pihak mereka. *tersenyum kecil.

Bathu : Pangeran bisa tersenyum ? Mengerikan. *menggigit tangannya.

Mirage : APUAAA!? *mata bersinar dan melempar garpu.

Bathu : UAAAGH! *garpu nyaris mengenai lehernya.

Coraa : Sudah, jangan lama. Baiklah, aku percaya padamu. Kakek tua, kau di depan jadi pemandu.

Bathu : Yow anak muda~

Bathu memimpin perjalanan memasuki dunia kegelapan.

Dunia Kegelapan

Coraa dan kawan-kawan kini telah memasuki dunia kegelapan. Suasana di dunia kegelapan sangat mencengkram. Seperti perpaduan neraka dan kuburan. Sangat banyak lautan api yang terdapat di sekitar mereka, tulang-belulang, tengkorak, kelelawar, dan lainnya yang dapat pembaca bayangkan. Bathu memimpin perjalanan sampai di depan sebuah gerbang. Bathu membuka gerbang tersebut. Jalan yang sempit dan curam di dalamnya terbagi menjadi tiga terowongan.

Coraa : Oke, aku yang bagi.

Tamaa : Tidak setuju.

Coraa : Heh? Jangan macam-macam kau, disini aku ketua! *menatap sinis.

Tamaa : Terserah deh. *menggaruk-garuk kepala dengan mata berkedip-kedip tidak tenang.

Coraa : Di kiri aku, Tamaa, dan Red. Terowongan tengah Sacrificee, Snatcherr, Herzt, dan Despair. Dan di kanan Sicronizee, Rivera, dan kakek tua.

Semuanya : Babak kedua!

Bathu : Ya apalah.

--Left Side--

Coraa, Tamaa, dan Red terus berjalan menelusuri isi terowongan sebelah kiri. Tidak lama, kali ini jalan kembali terbagi menjadi dua terowongan. Coraa, Tamaa, dan Red bingung.

Coraa : Yah.. Apa boleh buat. Red dan Tamaa sebelah ki..

Red : NO!

Coraa : Hah?

Red : Pantang bagiku berduaan dengan putri!

Tamaa : Kau kan sudah bukan guardian di Aibon Kingdom.

Red : Pu..putri memecatku !?

Tamaa : Bukan memecatmu. Tapi, yah.. memang bukan lagi kan?

Red : Putri salah. Walau Six Guardians telah berubah menjadi Four Rhives, Guardians tetaplah Guardians.

Tamaa : Ya sudahlah kalau begitu. Tapi sekarang kan kita semua pejuang, bukan lagi sebagai seorang putri dan BAWAHAN.

Red : *DEG! Ba..bawahan.

Coraa : Kenyataan kok. Ya sudah, Red, kau sendirian saja ke sebelah kanan.

Red : Ya, baiklah. Kalian berdua ke sebelah kiri? Wah jadi ada firasat buruk.

Tamaa : Mau mati?

Red : A..ampun! Oke deh, hamba tidak akan menolak lagi *bersujud.

Dan kini Coraa, Tamaa, dan Red menjadi terpencar.

--Center Side--

Snatcherr : Ada dua terowongan lagi.

Herzt : *mengangkat tangan. Usul!

Sacrificee : Apa?

Herzt : Aku dan Despair ke sebelah kiri, anda berdua ke sebelah kanan.

Despair : Usul ditolak.

Herzt : Kenapa?

Despair : Bagaimana kalau kejadian tadi terulang?

Herzt : Maksudmu?

Despair : Kejadian dimana karena mereka itu sesame petarung jarak jauh jadi gampang dikeroyok dan hampir mati.

Sacrificee : Aku tersinggung.

Herzt : Jadi? Aku dan Snatcherr, kau dan Sacrificee?

Snatcherr : AKU MENOLAAK!!

Despair : Kenapa lagi?

Snatcherr : A..a..aku tidak setuju Sacrificee bersama perempuan lain selain aku!

Herzt : Haiah.. Jadi sulit mengurusnya. Terserah kalianlah. Maunya bagaimana?

Sacrificee : Kejadian tadi tidak akan terulang. Aku janji. Kalau terulang, aku akan mengontak kalian dengan Ric, summon pet dari Snatcherr.

Snatcherr : Ide bagus! *memeluk tangan Sacrificee.

Sacrificee : *tersenyum kecil. Dasar.

Herzt : Baiklah kalah begitu.

Sacrificee, Snatcherr dan Herzt, Despair terpencar menjadi dua kelompok juga.

--Right Side--

Rivera : Terowongan ini sangat panjang.

Sicronizee : Kakek tua, kapan kita sampai?

Bathu : Mana kutahu.

Rivera : Lihat, ada jembatan!

Sicronizee : I..itu jembatan? Sempit banget! Dan terancam seperti mau putus saja.

Rivera : Gampang. Kau healer kan? Kakek tua, kau juga healer seperti Sicronizee kan?

Sicronizee : Yow, aku healer dan juga petarung.

Bathu : Aku healer yang tidak bisa bertarung.

Rivera and Sicronizee : *toeet..

Rivera : Lupakan. Bukankah sebagai seorang healer kalian memiliki jurus yang bisa mengeluarkan malaikat apalah itu dan mengantar kalian melewati jembatan ini? Kalau kita berjalan di atas jembatan ini resikonya banyak.

Sicronizee : Oh ya ada. Tapi hanya bisa untuk dua orang.

Bathu : *mengangkat tangan. Aku tidak mendalami ilmu seperti itu.

Rivera : Tidak apa-apa. Sicronizee, kau bawa saja kakek tua ini. Aku bisa terbang kok.

Sicronizee : Ter..terbang!? Ajarkan aku caranya!!

Rivera : Sembah dulu diriku seratus kali.

Sicronizee : Mati aja.

Dalam waktu yang bisa dibilang singkat, mereka bertiga telah melewati jembatan yang mengerikan itu. Kenyataan memang sangat mengerikan, seakan bila disentuh sedikit bisa saja jembatannya langsung putus (==’’). Tapi siapa yang menyangka, setelah mereka sampai..

--Left Side (Right Tunnel)--

Red : Haih.. Semoga Coraa tidak macam-macam pada putri..

??? and ??? : Si..siapa disana!

Red : *Deg! Ada dua orang! Sial, kenapa aku harus sendirian sih!

Red berjalan perlahan mendekati asal suara tersebut. Detak jantungnya semakin kuat karena sedikit takut. Beberapa langka kemudian..

Red : FINAL STRI.. eh?

??? : BURNING KI..loh?

??? : CIRCLE BLA..ah!

Red : Herzt, Despair!

Herzt and Despair : Red!

Red : Syukur, kali ini aku tidak sendirian lagi.

Herzt : Yap. Kalau begini berarti kita bergabung. Ayo, lanjutkan perjalanan.

Red : Yup.

Red, Herzt, dan Despair terus berjalan. Sampai akhirnya mereka berhenti di tepi sebuah sungai yang tidak biasa. Air sungai tersebut berwarna merah. Ya, itu bukan air melainkan darah. Despair pucat melihatnya. Mengapa begitu? Tentu saja karena sebagai seorang PEREMPUAN, ia tidak kuat melihat darah sebanyak itu mengalir.

Red : Sepertinya kita harus melompat supaya bisa melanjutkan perjalanan.

Herzt : Lumayan jauh, tahu. Kau dan aku sih bisa, tapi bagaimana dengan Despair?

Despair : Moon berkatilah aku.. *memejamkan mata.

Herzt : Ah kau ini, santai saja! *menepuk punggung Despair.

Despair : Wawawawa..AAAAAA!!!

Ketika Herzt menepuk punggung Despair, Despair kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke dalam sungai darah tersebut.

Herzt : Des..DESPAIR!!

Despair : TOLOOOONGGG!! AAAAAAAAAAAAAAA!!

Red : BODOH! MAKANYA JANGAN MAIN-MAIN KALAU LAGI MENJALANKAN MISI SERIUS!

Despair terbawa arus entah sampai kemana.

--Left Side (Left Tunnel)--

Tamaa : Huaaah. Gelap!

Coraa : Pegang ujung bajuku, jangan sampai kesasar!

Tamaa : Iya, aku ta..UAAA!!

Coraa : Hei hati-hati! *memeluk Tamaa yang nyaris terjatuh. Banyak batu disini. Hati-hati ya, jangan sampai tersandung lagi.

Tamaa : Y..ya.

Dengan wajah merah padam, Tamaa berjalan mengikuti Coraa. Kali ini sepertinya jantung Tamaa berdetak tidak karuan. Tamaa sendiri bingung. Kenapa ia bisa menjadi seperti ini? Jangan-jangan..Tapi tidak! Tidak mungkin Tamaa menyukai seorang yang tingginya sama dengannya ini! ‘Coraa itu tidak terlalu tinggi, cerewet, jahil, tapi.. ia sangat baik, selalu menemaniku, melindungiku, perhatian, juga.. EH! Kok malah yang bagus-bagus terus,ya?’ pikir Tamaa.

Cukup lama mereka berjalan, kini Tamaa tidak dapat menahannya lagi. Kalau ia menahan apa yang ingin ia katakana pada Coraa, sepertinya kepalanya akan meledak.

Tamaa : Coraa!

Coraa : Apa?

Tamaa : Si..siapa gadis lain yang kau sukai selain Velly itu!

Coraa : Untuk apa kau menanyakannya?

Tamaa : Hanya ingin tahu saja, tidak boleh?

Coraa : Tidak penting. *kembali berjalan.

Tamaa : Eh, tunggu! Ayolah, katakan padaku!

Coraa : Imbalannya? Lagipula tidak ada urusannya denganmu. *menghela nafas.

Tamaa : Tapi..tapi..

Coraa : Sudahlah, tidak penting. Sekarang lebih baik kita terus berjalan saja menjelajahi terowongan ini.

Tamaa : Ya..baiklah. *menundukkan kepala dengan murung.

Setelah cukup lama berjalan, akhirnya mereka tiba di sebuah ruangan yang luas. Tampak ada seorang perempuan yang telah menunggu kedatangan mereka berdua.

??? : Aku telah menunggu kalian daritadi. Lama sekali. *sambil makan wafer.

Coraa : Menunggu? Kau pasukan kegelapan?

??? : Yap. Perkenalkan, namaku Ayumi Vetrana.

Tamaa : Nama yang bagus. Huh. Aku lapar.. Minta wafermu..

Ayumi : Tidak boleh, aku sangat suka pada wafer. Jadi kalau kau makan waferku, jatah waferku akan berkurang.

Tamaa : Ya terserahlah. *menelan ludah.

Coraa : Kau saja yang lawan. Kalian kan sesama perempuan.

Tamaa : Aku haus..

Coraa : *melempar botol air. Tuh minum

Tamaa : *Gluk gluk gluk.

Ayumi : Begin?

Tamaa : Onya, nyungu nyental!! (Oh ya, tunggu sebentar!!)

--Center Side--

Sacrificee : Kau tidak apa-apa? Kenapa sedaritadi kau terus memelukku? Kapan kita jalan?

Snatcherr : Maaf, sebentar lagi. Sebentar lagi saja.

Sacrificee : Ya sudahlah. *mengelus kepala Snatcherr. Memangnya ada apa?

Snatcherr : Maaf. Gara-gara aku..

Sacrificee : Apaaa~? Aku tidak mendengarmu~

Snatcherr : …lupakan. *meninju perut Sacrificee dan berlari.

Sacrificee : OHOK! HEY, SAKIT TAHU! DASAR GADIS JELEK! *mengejar Snatcherr.

Mereka terus berlari hingga akhirnya sampai di suatu tempat yang sangat indah, terdapat banyak pohon dan air terjun yang mengalir dari atas.

Snatcherr : A..lihat!

Sacrificee : Kena kau! *memukul kepala Snatcherr.

Snatcherr : Aw! Sakiit!

Sacrificee : Hah? Eh, itu seperti air terjun. Ayo kesana!

Snatcherr : *mengangguk.

Mereka berjalan di air menuju air terjun. Ketika mereka hampir sampai di depan air terjun tersebut, tiba-tiba ada yang menarik kaki Snatcherr sehingga Snatcherr terjatuh dan tenggelam. Sacrificee yang sadar berusaha menyelamatkan Snatcherr, tapi akar-akar pohon bergerak dan mengikat tangan dan juga kaki Sacrificee. Ia tidak dapat bergerak.

Sacrificee : Snat..SNATCHERR!

Snatcherr : AAAAA!! TOLOOONG!! SA..SACRIFI..*blurp blurp blurp.

Snatcherr telah sepenuhnya tenggelam. Sesaat sebelum pingsan, ia menyempatkan diri untuk memanggil Ric, Summon Pet miliknya. Ric yang telah keluar dari dalam G-Bownya bergegas terbang mencari Herzt dan Despair. Sesaat sebelum Snatcherr pingsan, tampak seorang iblis datang dan membawanya pergi.

--Right Side--

Sicronizee : Menjijikkan. Kelelawar!

Bathu : Untung saja mereka tidak menyerangku.

Sicronizee : Curang!! Kenapa bisa begitu!?

Bathu : Aku kan mantan pasukan kegelapan. *tertawa licik.

Sicronizee : Kalau begitu perintahkan mereka untuk berhenti!

Bathu : Aku tidak punya kekuasaan untuk melakukan hal i..AAA !! KENAPA SEKARANG MEREKA JUGA MENYERANGKU!? TOLOOONG!!

Rivera : Rasakan, dasar tua bangka.

Keasyikan mengurus kelelawar-kelelawar yang berjumlah sangat banyak itu, mereka bahkan tidak sadar bahwa ada kawanan vampire yang datang dari belakang mereka. Vampire itu menggigit Sicronizee, Rivera, dan Bathu. Karena tergigit tanpa pertahanan, efek dari gigitan vampire yang bisa dibilang mengandung racun itu memasuki tubuh mereka. Rivera dan Bathu pingsan sementara Sicronizee masih berkunang-kunang. Ia mengambil senjatanya, tetapi karena efek racun tersebut begitu kuat, akhirnya Sicronizee tak berdaya lagi. Ia jatuh dan juga pingsan.

Jumat, 29 Juli 2011

Story of the Thirteenth LanZa_Twenty Second Story

Twenty Second Story

Hyori vs Nave

Nave : Hyori..a..AWAS! JANGAN MENDEKAT..

Hyori : Coraa dan yang lainnya, kalian pergi saja dulu. Melawan Nave adalah tanggung jawabku.

Coraa : Bagaimana kami bisa pergi sementara zombie-zombie aneh ini mengelilingi kita semua.

Hyori : Hah?

Pasukan zombie yang berjumlah sangat banyak bermunculan dan mengelilingi Coraa dan kawan-kawan. Awalnya mereka semua panik, tapi kini tersenyum kecil seraya mengambil senjata masing-masing.

Coraa : Ayo, kita anggap ini babak pertama. Aku, Tamaa, dan Red akan mengurus zombie di bagian utara.

Sicronizee : Aku, Herzt, dan Despair bagian selatan.

Sacrificee : Aku dan Snatcherr bagian timur.

Snatcherr : Kyaaa~!

Sacrificee : *memukul kepala Snatcherr.

Rivera : Biar aku sendiri saja yang mengurus bagian barat.

Coraa : Hah? Kau yakin?

Red : Jangan remehkan dia, dia itu sebenarnya sangat kuat.

Coraa : Bahkan lebih kuat daripada kau?

Red : Enak saja.

Hyori : Baiklah, lakukan sebaik mungkin! Ini adalah langkah awal untuk masuk ke gerbang dunia kegelapan.

Semuanya : Ya, kami tahu.

Terlihat di bagian utara yang ditangani oleh Coraa, Tamaa, dan Red terjadi pertempuran yang sangat mengerikan. Dengan Athena’s Epee dan Aibon’s Claw milik Coraa dan Red, zombie-zombie itu terpotong menjadi banyak bagian dan potongan-potongan tulang zombie itu akhirnya menjadi serbuk-serbuk kecil oleh nyanyian dari Mille’s Ball yang berubah bentuk menjadi Cleo milik Tamaa. Yah, walau pertarungan di bagian utara berjalan lancar, tapi tetap membutuhkan waktu yang lama karena zombie yang mengelilingi mereka sangat banyak.

Bagian selatan yang ditangani oleh Sicronizee, Herzt, dan Despair juga terlihat lancar. Dengan Aibon’s Chammagon dan Aibon’s Dual Sword milik Herzt dan Despair, mereka memancing para zombie sampai menjadi 1 garis. Dengan Skill terbaru milik Sicronizee bernama “Fire Blast” yang ia dapat dari Survivalee Magina, lawan sebelumnya, ia melempar tombak yang dilapisi oleh aura berwarna ungu dan sekumpulan zombie itu bisa dibilang menjadi “rata” (LOL). Tapi masih banyak kawanan zombie yang tersisa, dan mereka juga membutuhkan waktu yang lama seperti Coraa dan lainnya.

Sementara di bagian timur yang ditangani oleh Sacrificee dan Snatcherr tampak sedikit terdesak karena keduanya merupakan petarung jarak jauh. Tiba-tiba, panah milik Snatcherr terjatuh. Sacrificee yang tidak bisa tinggal diam melihat panah milih sang kekasih terjatuh langsung melindungi Snatcherr yang nyaris diserang oleh zombie-zombie tersebut. Karena keadaan yang terdesak, Sacrificee memeluk Snatcherr. Awalnya Snatcherr sempat senang dan memancarkan aura bahagia ketika dipeluk Sacrificee. Tetapi semua itu langsung lenyap ketika Snatcherr melihat raut wajah Sacrificee yang tampak kesakitan dan tangannya yang memeluk Snatcherr semakin erat. Ternyata zombie-zombie itu mencabik, menyayat, meninju, memukul, menendang, menebas, dan menusuk-nusuk punggung Sacrificee.

Snatcherr : Sa..Sacrificee..?

Sacrificee : Akh! Ka..kamu tidak apa-apa..?

Snatcherr : Sa..Sa..Sacri.. Lepaskan! Kamu tidak perlu melindungiku! Lepaskan, nanti kamu mati!

Sacrificee : Tidak apa..apa.. *tersenyum.

Snatcherr : Lihat dirimu sekarang! Sacrificee! Sudah..lah.. hiks..

Sacrificee : Bodoh, jangan menangis! *berkeringat dingin. Tidak apa-apa, aku akan melindungimu, bodoh.

Snatcherr : Kau yang bodoh. Seharusnya kau tidak perlu melindungiku. Ini salahku yang tidak hati-hati.

Sacrificee : Ini kewajiban..ku.. sebagai..

Ucapan Sacrificee terputus sampai disana. Ia tidak sadarkan diri, mungkin akibat mengeluarkan banyak darah.

Snatcherr : Sa..Sacrificee.. Bangun! Seseorang tolong kami!!

??? : DEEP IMPACT!

Meteor-meteor besar berwarna biru kegelapan berjatuhan dan memusnahkan para zombie tersebut. Orang itu berbalik dan menatap Snatcherr dan Sacrificee.

Rivera : Kau tidak apa-apa?

Snatcherr : Hu..huhu.. Terima kasih telah menolong kami.. Huwaaa.. Sacrificee..

Rivera : Tugasku adalah melindungi putri. Maka melindungi teman-teman putri juga merupakan tugasku.

Snatcherr : Hiks..hiks.. Kau Rivera kan? Tolong, sembuhkan Sacrificee! Ia sudah sekarat karena zombie-zombie tadi!

Rivera : Maaf, tapi aku tidak mempelajari ilmu pengobatan. Lebih baik kita beristirahat saja dulu disini menunggu yang lain. Aku akan menambah darahnya untuk sementara. Cure!

Snatcherr : Ya.. hiks.. Tapi bagaimana dengan bagianmu di barat?

Rivera : Sudah selesai.

Snatcherr : *terdiam.

Dan bagaimana dengan Hyori dan Nave?

Nave yang dikuasai oleh kutukan Shivarivee menjadi seseorang yang penuh dengan aura kegelapan di sekelilingnya. Hyori tampak sedih karena ia harus melawan sahabatnya sejak kecil, juga orang yang sangat ia sayangi. Karena dirinya lah Nave menjadi seperti ini. Ya, mengembalikan Nave seperti semula adalah tanggung jawabnya. Maka ia harus melawan Nave dengan segenap tenaganya.

Nave : DRAGON SLASH!

Sempat terkejut sebentar, tetapi Hyori dapat menghindari serangan tiba-tiba dari Nave. Tapi bagaimanapun juga Hyori bingung. Bagaimana cara membalas serangan-serangan Nave sementara ia tidak tega melukai Nave?

Hyori mengambil langkah pertama, lalu dengan kecepatan mengerikan berlari mendatangi Nave. Tapi ketika Hyori telah mendekati Nave, dengan tombaknya yang panjang Nave menggunakan jurusnya yang kedua. “Tornado Swing”. Hyori tidak pernah melihat jurus itu sebelumnya. Ia melompat tapi tetap saja kakinya terkena tombak yang berputar-putar itu. Sebelum Hyori terjatuh, ia meninju wajah Nave dengan Secra’s Gauntletnya, senjata legendaris urutan ke delapan.

Ketika ditinju oleh Hyori, mata Nave terbelalak. Bukan tersadar kembali sebagai Nave-Myn yang Hyori kenal, tetapi malah bertambah ganas. Matanya membara dan menjadikan Hyori sebagai targetnya untuk dibunuh. Hyori menelan ludah sebentar, tapi.. Yah, Nave tidak dapat dihentikan. Ia dikuasai oleh kegelapan.

Nave : Kau kira kau siapa? Kau berani meninjuku? Aku ini pangeran kegelapan, kau tahu?

Hyori : Bukan..bukan! Kau bukan pangeran kegelapan! Kau Nave-Myn yang benci terhadap ayahmu, Shivarivee!

Nave : Gadis kurang ajar! Beraninya kau menghina Shivarivee sang raja kegelapan! Matilah kau!

Hyori : Nave, kau tidak mungkin bisa membunuhku.

Nave : Hah? Omong ko..

Ucapan Nave kali ini terputus ketika ia melihat kalung yang Hyori kenakan. Kalung bertuliskan “Myn”, yang pada saat itu ia berikan pada Hyori.

Nave : Myn..

Hyori : Nave, sadarlah! Jangan mau dikuasai kegelapan!

Nave : Hyo..ri..

Hyori : Nave, kau sudah sadar?

Nave : Jangan..jangan.. Hyori.. cepat pergi! Shivarivee akan membunuhku, cepat..pergi!

Hyori : A..apa maksudmu..?

Nave : Pergi!

Kebetulan pada saat bersamaan, zombie-zombie di seluruh bagian telah tuntas dibereskan oleh Coraa dan kawan-kawan walau Sacrificee masih dalam keadaan tidak sadarkan diri. Tapi sebuah batu besar berbentuk kerucut dengan sudut yang tampak sangat tajam muncul dan terbang melesat mengarah pada Nave. Coraa, Tamaa, Sicronizee, Snatcherr, Red, Herzt, Despair, dan Rivera hanya terdiam melihat kejadian tersebut. Nave hanya bisa pasrah.

JLEB!

Coraa : Ti..tidak..

Tamaa : A..

Sicronizee : Tidak mungkin!

Snatcherr : Ba..bagaimana ini.. kenapa..

Red, Herzt, Despair, and Rivera : Astaga..

Nave : Hyo..HYORI BODOH!

Yang terkena batu berbentuk kerucut tersebut bukanlah Nave, melainkan Hyori yang segera berlari melindungi Nave. Batu berbentuk kerucut dengan diameter kira-kira dua puluh sentimeter menembus perut Hyori. Pada saat-saat terakhir itu, perutnya terasa sangat..sangat sakit. Jauh lebih sakit dibandingkan dengan delapan tahun yang lalu saat ia melindungi Mirage. Tapi kini senyum tulus tergambarkan di wajahnya, karena kali ini ia bisa melindungi Nave, orang yang paling ia sayangi.

Nave : Bodoh! Kenapa kau tidak biarkan saja aku yang mati! Kau sudah cukup menderita sejak delapan tahun yang lalu! Kali ini kenapa kau melindungiku lagi, kenapa!?

Coraa : Ba..bagaimana ini..? Hyori..Hyori.. Sicronizee, sembuhkan dia! Cepat!

Sicronizee : Aku tidak mempunyai kemampuan itu, bodoh! Bagaimana dengan Tamaa? Tamaa, panggil Hades!

Tamaa : A..aku tidak tahu bagaimana cara memanggilnya!

Red : Rivera, tidak adakah yang bisa kau lakukan?

Rivera : Ti..tidak.

Nave : Bodoh! Jawab pertanyaanku!

Suasana menjadi sepi, sunyi. Di tengah-tengah Nave menangis, memangku kepala Hyori yang sedang sekarat. Hyori terus berusaha tersenyum agar tidak membuat Nave sedih.

Hyori : Karena dengan ini aku bisa menebus kesalahanku pada delapan tahun lalu yang membuatmu sengsara disini sampai sekarang, Nave-Myn.

Nave : Siapa bilang aku sengsara? Walau aku sudah bebas, tapi.. tidak ada artinya tanpa kau, Hyori!

Hyori : Kau yang bodoh. Jangan menangis. Aku tidak apa-apa, kok.

Nave : Tidak mungkin kau tidak apa-apa! Huh.. gadis..bodoh..

Hyori : Sudahlah, aku tidak ingin kali ini seperti kejadian delapan tahun lalu, aku tidak ingin melihatmu menangis. Sekarang, kalung ini.. kukembalikan padamu, Nave.

Nave : Aku.. aku.. Hyori.. kau menyebalkan.. Kenapa selalu saja kau yang melindungiku.. *menundukkan kepala seraya menahan tangisannya lagi.

Hyori : Aku sudah pernah mengatakannya. *tersenyum tulus. Aku suka..

Nave : Cukup! Jangan katakan hal itu lagi! Kau hanya boleh mengatakannya apabila kau dalam keadaan sehat.. jadi.. aku mohon.. Hyori, kali ini bertahanlah! Hiks..

Hyori : Kemarilah.. Nave..

Nave : Aku..aku.. *menghapus air mata dan mendekatkan kepalanya ke Hyori, seperti delapan tahun yang lalu.

Dengan kekuatan terakhirnya yang tersisa, Hyori berusaha mengangkat tangannya dan memegang wajah Nave. Ia mendekatkan wajahnya dan mencium Nave. Yaa..siapa sangka ternyata kali ini.. Ia mencium bibir Nave? Mungkin pembaca sedikit terkejut? Yap, Hyori mencium bibir Nave, karena itulah ciuman dari Hyori untuk yang terakhir kalinya, dan juga sebagai penutup. Setelah itu semua tenaga ataupun kekuatan Hyori berpindah ke tubuh Nave. Hyori tidak bertenaga lagi dan terjatuh dalam pelukan Nave. Nave hanya bisa meneteskan air mata sedikit demi sedikit, dan memeluk orang yang selama ini ia sayangi. Menyaksikan orang yang setelah delapan tahun baru berjumpa kembali yang mati di hadapannya sendiri, menyaksikan orang yang selama ini ia sayangi mati demi melindunginya, merasakan tubuh Hyori yang semakin mendingin, dan juga mendapatkan ciuman terakhir perpisahan dari Hyori. Cahaya dalam mata Nave semakin meredup. Ia seperti mendapatkan shock yang luar biasa. Bagaimanapun juga, menyesal juga sudah terlambat. Hyori tidak bisa hidup kembali karena sudah pernah mati sekali. Nave tidak bisa berbuat apa-apa.

Coraa seperti turut merasakan apa yang dirasakan oleh Nave. Ia tersenyum, tapi entah kenapa senyumnya terlihat sedih. Coraa berjalan perlahan dan duduk di samping Nave yang sedang memangku Hyori.

Coraa : Nave, sebagai sesama lelaki aku tahu perasaanmu. Karena aku juga pernah mengalami kejadian yang sama sepertimu.

Tamaa : Hah? *shocked.

Sicronizee : Sst! Diam saja dulu. Sepertinya luka lama di hati Coraa terbuka kembali.

Nave : Apa maksudmu?

Coraa : Namanya Velly Lediz. Anak perempuan dari ketuaku di Thirteenth.

---Dua tahun lalu, di Ares World--

Coraa : Hei, Velly! Jangan bermain disini, bahaya! Jurang ini sangat dalam!

Ya. Pada saat itu Velly sedang bermain-main di tepi jurang. Ia menganggapnya sebagai tantangan, padahal hal tersebut sangat berbahaya. Jurang itu dinamai dengan jurang kesialan, karena setiap kali orang yang pergi kesana selalu mati. Bukan karena jatuh, tapi entah kenapa selalu ditemukan mayat di tepi jurang tersebut.

Ketika itu Velly tetap tidak mau mendengarkanku. Aku berjalan mendekatinya dan berusaha menariknya untuk kembali. Tapi ia tetap saja hanya cengar-cengir, tidak mau mengikutiku.

Velly : Sudahlah, kita harus membuktikan bahwa gosip tentang jurang ini hanya buatan orang saja!

Coraa : Velly, ini sudah sore! Nanti ketua khawatir padamu.

Velly : Hey, disini sangat menarik, kau tahu? Ayolah, sebentar saja!

Coraa : Tidak bisa!

Velly : Kenapa?

Coraa : Aku..mencemaskanmu.

Velly : *memukul dada Coraa. Kau bohong.

Coraa : Aku tidak berbohong. Aku serius.

Velly : Lalu kenapa pada saat aku dimarahi ayah, kau tidak menyelamatkanku?

Coraa : Eh, itu kan berbeda!

Velly : Ya sudahlah. *memeluk Coraa.

Coraa : He..hei, Velly! *wajah memerah.

Velly : Sebentar saja. Ya?

Coraa : … Yah, baiklah. *kembali memeluk Velly.

Velly : Hangat. *tersenyum.

Coraa : Yaa.. kau juga. *wajah memerah seperti tomat.

Velly : Coraa.. kapan kau akan melamarku pada ayahku?

Coraa : *mengelus kepala Velly. Sekarang belum waktunya. Tunggulah, aku pasti akan melamarmu.

Velly : Kau janji?

Coraa : Tentu saja. Ini janjiku padamu.

Velly : Baiklah, akan kutunggu. *tersenyum riang.

Singkat cerita, pada waktu itu aku sudah berpacaran dengan Velly. Pada saat itu aku turut senang ketika melihat wajah Velly yang tersenyum bahagia. Tapi kebahagiaan itu menghilang ketika sebuah jarum beracun jatuh dari langit dan nyaris mengenai bahuku. Velly yang menyadarinya segera melindungiku. Ia terkena racun yang mematikan. Setelah kucoba periksa, racun itu merupakan jenis racun yang termasuk dalam lima kategori racun terkuat. Racun yang mengenai bahu Velly dapat menyebabkan kematian dalam waktu tiga jam, dan tidak mempunyai obat penawar. Aku panik. Sangat panik. Ketika hendak kubawa dirinya kembali ke markas, ia menghalangiku. Ia mengatakan lebih baik menghabiskan waktunya bersamaku pada saat-saat terakhir.

Dalam hati ini masih terasa rasa penyesalan. Seharusnya pada waktu itu aku langsung memaksanya untuk pulang. Dan, kenapa sebagai seorang lelaki aku dilindungi oleh wanita? Seharusnya lelaki lah yang melindungi wanita. Aku malu, dan sedih. Tiga jam terakhir kuhabiskan bersama dengannya di taman bunga yang paling ia sukai. Kata-kata terakhir darinya, “Jangan pernah merasa bahwa kau adalah penyebab semua ini, karena akulah yang datang ke jurang tersebut dan akhirnya aku yang menerima kesialan ini.” Ia bilang, ia ingin dibawa pergi dengan senyum. Yap, pada detik terakhirnya aku tersenyum, dan tersenyum.

---

Nave : Sampai sekarang apa kau masih menyukai Velly?

Coraa : … *tersenyum kecil. Ya.

Tamaa terlihat shock mendengar jawaban Coraa. Ia memegang dadanya yang terasa sangat sakit. Wajahnya tampak ingin menangis. Ia hanya menunduk.

Coraa : Tapi.. mungkin Velly tidak akan memaafkanku karena aku sudah menyukai seseorang yang lain.

Nave : Siapa itu?

Coraa : *menatap Tamaa. Kupikir kau tidak perlu tahu, ini rahasiaku. *tersenyum licik.

Tamaa : *blush!

Nave : Baiklah kalau begitu. Kalian.. pergi saja ke dunia kegelapan terlebih dahulu. Kalian hanya perlu masuk ke dalam gerbang itu. Aku..ingin menemani Hyori.

Coraa : Baiklah. Sicronizee, obati Sacrificee dulu.

Sicronizee : Yo!

??? : Hohoho! Sepertinya kalian tidak boleh masuk tanpa diriku! Biarkan aku menjadi pemandu kalian.

Story of the Thirteenth LanZa_Twenty First Story

Twenty First Story

Cursed City

Coraa : Yataaa! Kita sudah sampai di Cursed City !

Tamaa : Kupikir sepertinya kau terlalu senang. Dasar aneh. Salah-salah kau bisa dibunuh, tahu.

Sacrificee : Tamaa benar. Ini adalah akhir dari pertempuran.

Sicronizee : Akhir dari pertempuran? Kupikir tidak begitu. Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi berikutnya.

Snatcherr : Kita tidak tahu akhir dari perjuangan kita. Tapi..

Hyori : Tapi apa?

Snatcherr : Walau harus mati, aku akan ikut mati bersama SacrificeeY~

Sacrificee : Kau saja yang mati! *meninju Snatcherr hingga terbang ke angkasa dan tak terlihat lagi.

Red : Berhenti main-main! *melotot.

Herzt : Hei, siapkan diri kalian masing-masing.

Rivera : Kenapa?

Despair : Karena pertarungan akan dimulai.

??? : Rupanya kau menyadari kehadiranku.

Coraa : Siapa kau.

??? : Namaku Nave Simphonia. Aku adalah anak dari Shivarivee Simphonia.

Tamaa : Wah cakep juga.

Coraa : *shocked.

Hyori : Hey?? Kau bukankah..

Nave : *memalingkan wajah dari Hyori. Perkenalkanlah diri kalian agar aku bisa mengingat nama kalian satu persatu.

Coraa : Coraa Takeba.

Tamaa : Aku Tamaa Saviorinia Y~!

Nave : Tamaa..?

Tamaa : Hey Coraa, jangan-jangan dia tertarik padaku! Aku kan cakep!

Coraa: Ngarep.

Sicronizee : Sicronizee Rainy.

Sacrificee : Sacrificee Kurou.

Snatcherr : Snatcherr Archnova, pacar Sacrificee Y~

Sacrificee : *memukul kepala Snatcherr.

Red : Red Foria.

Herzt : Herzt Foria.

Despair : Despair Foria.

Rivera : Rivera Foria. Kuperingatkan kau, jangan coba-coba melawanku atau kau akan mati dalam sekejab. *mengacungkan jempol ke bawah.

Nave : Justru kau yang jangan macam-macam. Belagu.

Hyori : Aku Lee Hyori.

Nave : *DEG! Lee..Hyori..?

Hyori : Ya. Kau lupa padaku..Nave-Myn?

Coraa : Myn? Apa itu Myn Myn? Rasa Mint?

Hyori : Bukan. Myn itu singkatan namaku, Mirage, dan Nave.

Nave : A..apa yang kau bicarakan! Tidak mungkin.. Mirage seharusnya sudah mati dan Hyori.. bukankah.. kau sudah mati ketika itu..

Hyori : Tidak, Nave. Ketika itu aku memang melindungi Mirage, tapi..

--Kilas cerita, delapan tahun yang lalu--

Mirage : Hyori, awas!

Hyori : Nave!! Hati-hati!!

Nave : Tenang saja, aku kuat! Kini aku akan melindungi kalian semua! Mirage, jaga Tamaa adikmu!

Mirage : Ya, aku tahu itu! Tapi.. Kau jangan ceroboh! Lihat sekelilingmu, kau dikepung!

Hyori : Nave, sudahlah! Lebih baik biarkan aku mengikuti mereka daripada kau mati..

Nave : Ukh.. Tidak! Tak akan kubiarkan kau ikut dengan mereka! Kau tahu, jika kau mengikuti mereka maka kekuatanmu akan diserap sampai habis dan kau akan mati! Aku tidak mau kehilangan seorangpun dari kalian!

Hyori : Biarlah.. Lebih baik aku mati daripada kau mati.

Mirage : Hyori..

Nave : Tidak akan kubiarkan! Mirage, tahan Hyori!

Mirage : Roger!

Nave : Dasar pasukan kegelapan.. MUSNAHLAH KALIAN !! DRAGON SLASH !!

Pasukan-pasukan kegelapan : UAAAGH !

Shivarivee : Cukup, mundur.

Nave : ..!! Kau..!

Shivarivee : Lama tidak berjumpa, Nave. Sepertinya membiarkanmu menjalani kehidupan seperti orang biasa disini hanya membuatmu terpengaruh.

Hyori : A..apa maksudnya itu..

Nave : Hyori, Mirage, cepat pergi dan ingat, jaga Tamaa baik-ba..AAAAAA !!

Hyori : Na..NAVEEEEE!!

Shivarivee menepuk tangannya sekali dan keluarlah sebuah bola yang gelap dan mengurung Nave didalamnya. Nave terlihat sangat tersiksa di dalam bola yang berwarna hitam dan ungu tersebut. Ia terus berteriak sambil memegang kepalanya yang kesakitan tak tertahankan.

Nave : Hyo..ri.. cepat..pergi..

Mirage : BAGAIMANA MUNGKIN KAMI BISA MENINGGALKANMU! Tamaa, cepat kembali ke istana!

Tamaa : Ya..Ya kak!

Shivarivee : Diam kau! *melempar pisau ke Mirage.

Mirage : Aaa! *pisau tersebut mengenai lengan Mirage.

Tamaa : Kau.. APA YANG KAU LAKUKAN PADA KAKAKKU! HIAAAAH!

Hyori : Ke..kekuatan samer itu muncul..

Shivarivee : Apa ini.. kekuatan samer..? Kenapa aku tidak bisa bergerak.. dan seperti ada yang menyetrumku!

Nave : Lepaskan aku dari sini!

Hyori : Nave! Aku akan melepaskanmu! Hiah! Dragon Uppercut!

Bola tersebut pecah dan Nave dapat keluar dari bola tersebut.

Mirage : Hyori, Nave, cepat kemari!

Mirage and Hyori : Ya! *berlari.

Shivarivee : I..itu kan..Hades..?

Tamaa : MATI KAU! HADES, EKSEKUSI DIA!

Hades : Apa imbalanku untuk kali ini..?

Tamaa : Apa yang kau mau?

Hades : Cewek cakep. Ada tidak?

Tamaa : Ya! Di istana banyak! Sekarang eksekusi dia!

Shivarivee : Ma..Majolicca! Panggil Jigoku Shoujo!

Majolicca : Ya!

Jigoku Shoujo : *diseret oleh Majolicca. He..hei! Apa salahku! Aku tidak mau ma.. AAAAAAAA!

DUAR ! Hujan darah terjadi.

Hades : Wah, Tamaa. Bukan salahku jika aku salah mengeksekusi lawan, tetapi kau tidak menyebutkan namanya maka aku hanya mengeksekusi orang yang berada di lokasi yang kau tunjuk.

Tamaa : Bodoh kau. Ya sudahlah, aku tidak punya kekuatan untuk mengeksekusi dua orang sekaligus. Kembalilah, Hades.

Shivarivee : Ah! Bocah tengik! Rasakan ini! Shadow Spear!

Muncul dua buah tombak berukuran besar dengan aura yang sangat tidak enak dirasakan dan terbang melayang mengarah ke Mirage. Hyori yang tidak bisa tinggal diam mendorong Mirage dan kedua buah tombak berukuran besar itu tepat mengenai perut Hyori.

Tamaa : Ka..KAK HYORI!

Nave : Hyori!

Mirage : H..Hyo..HYORI!!

Shivarivee : Haha..HAHAHA! RASAKAN ITU! BURNING SPEAR!

Nave : MIRAGE AWAAAASS!!

Tapi malang, kini sebuah tombak yang juga berukuran besar itu juga mengenai Mirage. Mirage yang dari awal memang dikatakan LEMAH ini langsung terjatuh dengan tidak sadarkan diri.

Tamaa : Ka..kakak! Jangan bercanda! Hu..ukh.. *meneteskan air mata. Kakak.. jangan bercanda, bangun!

Nave : Hyori!

Hyori : Nave.. Kemari.. ada yang ingin ku..sampai..kan..

Nave : Ya..apa..? *mendekatkan kepalanya ke Hyori.

Hyori : Tolong.. jaga keluargaku.. dan juga Tamaa..

Nave : Y..Ya! Aku pasti akan melakukannya! Tenang saja! *meneteskan air mata.

Hyori : Bodoh.. Jangan menangis.. *tersenyum kecil. Kau ini kan..cowok..

Nave : Biarkan saja! Memangnya cowok tidak boleh menangis? *menghapus air matanya.

Hyori : Boleh..kok.. ukh! Perutku sakit..

Nave : Hyori, bertahanlah! Jangan mati disini!

Hyori : Aku..tidak mungkin bisa bertahan.. Nave..

Nave : Jangan berkata begitu.. Aku..aku.. *air mata semakin deras mengalir.

Hyori : Lihat tampangmu sekarang.. *juga menangis. Kau seperti anak kecil..

Nave : Aku tidak peduli! Hyori..Hyori..!

Hyori : Sudahlah, jangan pedulikan aku..

Nave : Aku tidak bisa tidak mempedu..

Hyori : Aku suka kamu, Nave. *mencium pipi Nave.

Nave : Hyo..Hyori.. hiks.. aku.. Aku juga suka kamu, jadi jangan mati! Hyori..

Hyori : Maaf, tapi aku tidak bisa. Aku tidak kuat lagi.. *tersenyum.

Perlahan-lahan Hyori mulai tidak sadarkan diri. Tetesan air mata Hyori yang terakhir jatuh membasahi kalung yang dikenakan oleh Mirage yang bertulisan “Myn”.

Nave : Hyo..hyori! Bangun! Ja..jangan mati! Hyori.. HYORI! BANGUUUN!! BUKA MATAMU!!

Tamaa : Kak Hyori.. juga.. ukh .. kurang ajar!!

Nave : Ayah! Apa maumu!?

Tamaa : A..Ayah..? Jadi..!

Shivarivee : Dasar anak durhaka! *menampar Nave. Ayo, ikut aku pergi!

Nave : Ti..tidak akan, dan tidak akan pernah!

Shivarivee : Kau pilih salah satu. Anak berambut pink itu juga akan mati seperti kedua temanmu, atau kau kembali bersamaku?

Nave : ..! A..aku..

Tamaa : Kak Nave.. Jangan ikut dengannya, lebih baik aku mati saja bersama kak Mirage dan kak Hyori. *meneteskan air matanya.

Nave : Aku..aku..

Shivarivee : Kau lebih memilih keluarga atau mayat dari teman-temanmu!?

Nave : Aku..aku.... *terjatuh ke tanah. Berikan aku waktu berpikir.

Shivarivee : Lima menit, tidak lebih, boleh kurang.

Nave : Ya..

Tamaa hanya menundukkan kepalanya di atas tubuh Mirage. Nave berjalan mendekati Hyori. Ia melepaskan kalung bertuliskan “Myn” yang ia kenakan dan mengenakannya ke Hyori. Setelah itu ia mencium dahi Hyori. Tiba-tiba ia teringat pesan Hyori, yaitu jaga keluarganya dan jaga.. Tamaa! Ya, kali ini ia sudah dapat memutuskannya. Ia akan pergi mengikuti Shivarivee, ayah kandungnya yang ia benci sejak kecil.

Nave : Aku telah memutuskannya.

Tamaa : Ka..kak! Aku..aku..

Nave : Sudahlah. Selamat tinggal, Tamaa. Jaga dirimu baik-baik. Katakan saja pada semua orang bahwa aku, Nave-Myn sudah mati bersama Lee Hyori-Myn dan Mirage-Myn Saviorinia.

Nave mengikuti Shivarivee pulang ke asalnya, Cursed City. Tamaa hanya menangis melihat kakaknya dan Hyori mati menggenaskan di bawah titik-titik air hujan yang semakin lama semakin deras. Tapi, tiba-tiba ia mendapatkan satu ide.

Tamaa : Hades, keluarlah!

Hades : Kau mengganggu makan siangku saja. Ada apa kau memanggilku?

Tamaa : Tolong! Kumohon, dengan cara apapun, hidupkan Kak Mirage dan Kak Hyori! *berlutut seraya memohon-mohon kepada Hades.

Hades : … Ah, baiklah. Sekali ini saja, ya. Tapi imbalannya..bagaimana kalau imbalannya umurmu?

Tamaa : Ya! 30 tahun, tidak! 50 tahun pun akan kuberikan! Kumohon, hidupkan.. mereka.. hiks..

Hades : Tenang, aku tidak sejahat itu. Aku hanya meminta 5 tahun darimu.

Tamaa : A..apa kau yakin..?

Hades : Ya. Apa kau lupa? Hanya kau yang bisa mengendalikanku. Jadi kau adalah tuanku. Berikan aku perintah, bila imbalan seimbang maka aku akan melakukannya. *menepuk tangannya.

Tamaa : Ha..Hades.. Terima kasih. Hiks..

Hades : Baiklah, aku pergi makan siang dulu. Bawalah mereka ke istanamu untuk dirawat. Beberapa hari kemudian mereka akan sadar.

Tamaa : Hades! Bawa kami ke istana!

Hades :

Beberapa hari kemudian..

Hyori : Ukh.. Ini dimana..?

Tamaa : Kak Hyori! Ini di istana, kakak sedang sakit, lebih baik kakak istirahat saja, jangan banyak gerak. Kak Mirage juga belum sadar.

Hyori : Bukankah aku sudah mati..?

Tamaa : Karena keajaiban kakak kembali hidup. *tersenyum.

Hyori : *melihat kalung yang ia kenakan. Ka..kalung ini.. Ah! Dimana Nave?!

Tamaa : Kak Nave.. Ia.. sudah mati..

Hyori : A..Apa.. tidak mungkin.. kenapa bi..sa..?

Tamaa : Maaf.

Hyori : Sudahlah. Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi. Aku mau pulang ke Rii Forest.

Tamaa : Ta..tapi!

Hyori : Katakan pada kakakmu untuk datang ke rumahku minggu depan. Aku ingin merayakan pesta ulang tahunku dan juga kematian Nave, sahabatku. Selamat tinggal.

--Kembali ke masa sekarang--

Coraa : Ce..ceritanya panjang sekali..

Tamaa : Jadi.. sebenarnya kak Nave belum mati? Lalu aku mengatakannya mati? Loh..loh..?

Nave : *bingung. Apa yang terjadi pada Tamaa? Ia tidak ingat?

Herzt : Ah! Princess Tamaa kehilangan ingatannya ketika hendak diculik oleh Shivarivee Simphonia.

Nave : Apa!? Ayah sialan. Sudah kukatakan jangan menyentuh Tamaa dan keluarganya. *mengepalkan tangan.

Despair : Dan ketika itu Prince Mirage juga berhasil ditangkap oleh Shivarivee dan dijadikan pasukannya.

Nave : Itu berarti pada hari itu.. benar-benar.. Mirage dan..Hyori..?

Hyori : *meneteskan air mata. Sudah kuduga, itu pasti kau! Ketika itu kau yang membukakan jalan keluar untukku. Nave.. *memeluk Nave.

Nave : Hyori.. syukurlah, kau masih hidup..

Coraa : Pemeran utama siapa sih..

Sacrificee : Yah, biarlah. Yang penting mereka senang. *tersenyum.

Snatcherr : Kali ini aku setuju, Sacri. Perpisahan mereka memang sangat menyedihkan, akan tetapi pertemuan kembalinya sangat membahagiakan semua pihak.

Sicronizee : Aku tidak mengerti apa yang kau katakan.

Tamaa : Aku juga.

Snatcherr : Lupakan.

Red : Kukira Hyori menyukai Prince Mirage. *terkejut.

Hyori : Menjaga Mirage hanya kewajibanku *melotot.

Nave : Tapi, Hyori.. maaf. Kini kita adalah musuh, dan tugasku adalah.. menghalangi dan membunuh kalian disini.

Herzt : Bukankah kita sudah menjadi sekutu? Kenapa masih saja kau mau membantu Shivarivee untuk menghalangi kami?

Rivera : *memberikan pandangan sinis.

Nave : Aku tidak bisa.. Kalau..kalau aku melanggar.. Maka Aibonia Kingdom akan diserang lagi!

Despair : Aku mengerti *mengangkat tangan.

Coraa : Kalau begitu, siapa yang akan melawannya?

Hyori : Ta..tapi.. Nave-Myn! Kita semua tidak bisa berakhir dengan ada salah satu yang mati!

Nave : A..aku juga tidak tahu.. tapi.. *tiba-tiba kepala Nave terasa sangat sakit. UAAAKHH! AYAAH! HENTIKAN! AKU..AKU AKAN MELAWAN MEREKA! KUMOHON HENTIKAN!

Hyori : Nave-Myn! Apa yang terjadi..!?

Coraa : Lihat! Auranya berubah!

Sicronizee : Se..sebenarnya apa yang terjadi..?

Sacrificee : Hey, Sicro! Apa kau tidak bisa menyembuhkan sakit kepalanya itu?

Sicronizee : Itu bukan sakit kepala biasa. Sepertinya Shivarivee memberikan sebuah kutukan kepada Nave.

Hyori : Baiklah, biar aku yang melawannya!

Kamis, 14 Juli 2011

Story of the Thirteenth LanZa_Twentieth Story

Twenteenth Story

Truth

Hyori : Apa yang mau kau katakan?

Mirage : Aku minta maaf. Waktu itu..aku tidak sengaja tidak menghadiri pesta ulang tahunmu. Maaf membuatmu lama menu..

Hyori : Cukup! Aku tidak peduli dengan hal itu!

Mirage : Tapi..Hyori..

Hyori : Sudahlah! Aku tidak mau mendengar apapun darimu! Aku mau pergi saja!

Mirage : Hyori dengarkan aku!

Hyori : …

Mirage : Sebenarnya pada hari itu..aku sudah berusaha kabur dari istana dan berusaha pergi ke rumahmu yang terletak di Rii Forest. Tapi..ketika aku telah sampai di Primetal City, aku..

Hyori : Aku sudah tahu. Maafkan aku, Mirage. Seharusnya waktu itu aku tidak memaksamu untuk datang. Aku..aku..

Mirage : Kau..tahu..? Kenapa kau bisa tahu..?

Hyori : Karena aku menyaksikannya sendiri. Pada hari itu aku tidak sabar menunggumu jadi aku berniat untuk menjemputmu saja. Ketika melihatmu aku sangat senang dan ingin menghampirimu tapi.. tiba-tiba aku melihat pasukan kegelapan mendatangimu. Aku segera bersembunyi. Maaf, seharusnya pada saat itu aku menolongmu. Ini semua salahku.

Mirage : Akh.. Kejadian itu ..

Hyori : Maaf.. hiks..*mulai menangis.

Mirage : Sudahlah, jangan menangis. Ayo kita masuk ke dalam.

Hyori : Yah ..

Mirage : Eh, ngomong-ngomong..!

Hyori : ..a..?

Mirage : *memegang kedua bahu Hyori. Kau..

Hyori : *deg-degan. A..?

Mirage : Kau benar-benar menyukai Coraa..?

Hyori : *Gubrak! Tentu saja tidak!

Mirage : *Blush! Lalu tadi itu..?

Hyori : Hanya memancingmu saja kok. Bweek. *berlari masuk ke dalam istana.

Mirage : Hey, tunggu! *mengejar Hyori.

Mirage mengejar Hyori sampai ke dalam istana. Tiba-tiba mereka melihat segerombolan orang berkumpul di satu tempat. Karena penasaran, mereka mendatangi segerombolan orang tersebut.

Mirage : Permisi permisi. Apa yang terjadi..?

Coraa : A.. Kalian sudah datang. Ini..

Mirage : Kenapa si..WAH! Lyechee, Moon!

Red : Kurang..ajar.. Ini semua gara-gara Shivarivee! Aku tidak akan memafkannya! Aku harus mendatanginya sekarang juga!

Herzt : Red, jangan terburu-buru seperti itu!

Red : Diam! Kau tahu apa?!

Despair : Justru kau yang tahu apa, Red!

Red : Kalian yang kenapa! Kenapa masih bisa diam setelah melihat teman sendiri dibunuh seperti ini!?

Herzt : Lyechee itu pacarku! Nekad pergi mendatangi dan bertarung dengan Shivarivee tanpa persiapan hanya akan membuatnya sedih! Pokoknya kalau kau memang bersikeras mau pergi, aku dan Despair tidak akan ikut!

Rivera : Aku juga .

Despair : *memalingkan wajah.

Tamaa : *berbisik pada Coraa. Mereka pasti merasa sedih.

Coraa : Lebih baik kita diam saja.

Red : Kalian benar. Seharusnya aku tidak terburu-buru seperti tadi. Maaf.

Herzt : Sudahlah, lupakan saja. Lebih baik sekarang kita menyusun rencana.

Coraa : Baiklah, Five Heroes dan Six Aibon’s Guardians bergabung!

Mirage : Eeee! Aku juga!

Sicronizee : Tidak perlu deh. Kau keliatan sangat lemah.

Despair : Ya, Prince sangat lemah. Ayo kita tinggalkan dia saja, kita pergi ke ruangan rapat.

Semuanya : Ayo.

Mirage : Eeh! Tu..tunggu! Aih.. ya sudahlah, memang kenyataan kok. Pergi ke tempat ayah saja deh.

Di ruang rapat..

Tamaa : Kurasa Kak Mirage sudah pergi.

Snatcherr : Ya, kurasa juga begitu.

Sacrificee : Tapi apa kita benar-benar akan rapat?

Sicronizee : Untuk apa? Seperti orang bodoh saja rapat segala. Lebih baik kita jalankan sebisa kita. Rapat hanya akan mengganggu konsentrasi.

Coraa : Aku setuju.

Red : Dan kini Six Guardians of the Aibonia’s Kingdom juga sudah tidak ada lagi ..

Tamaa : Apa maksudmu?

Red : Yah, kami harus membuat kelompok baru.

Herzt : Lyechee.. huft. Aku tak menyangka waktu itu adalah pelukan terakhir dan terakhir melihatmu.

Despair : Aku juga. Moon itu.. walau kasar, gendut, bodoh, ceroboh, tapi.. sebenarnya dia itu baik.. *mulai menangis.

Rivera : Sudah, jangan menangis. Apa gunanya menangis? Lyechee dan Moon akan sedih bila melihat kalian seperti ini.

Red : Rivera benar. Lebih baik sekarang kita pikirkan nama kelompok baru kita .

Coraa : Bagaimana kalau..Four Rhaves?

Sicronizee : Apa itu?

Sacrificee : Red Herzt Rivera Despair?

Coraa : Bingo!

Snatcherr : Tapi bagaimana kalau menjadi..Four Rhives saja?

Tamaa : Wah itu lebih bagus!

Red : Yah aku sih setuju-setuju saja.

Herzt : Me too.

Despair : No problem.

Rivera : Baiklah begitu saja.

Coraa : Kalau begitu ayo siapkan bekal untuk besok! Besok kita langsung pergi ke… Eh, kemana ya ?

Semuanya : GUBRAK!

Tamaa : Bodoh. Ke Cursed City, Cursed City.

Coraa : Oh, ya! Itu dia!

Hyori : Ngomong-ngomong kenapa aku harus ikut?

Sacrificee : Eh, aku sampai lupa ada Hyori.

Semuanya : Aku juga.

Hyori : … Aku pergi deh.

Coraa : Eee jangan!

Hyori : Why?

Coraa : Kami membutuhkanmu karena kau juga salah seorang pemilik senjata legendaris!

Hyori : Yah, fine . Kalau begitu lebih baik sekarang kita semua istirahat untuk besok.

Semuanya : Yaa!

Setelah beristirahat, esok harinya mereka semua yang berjumlah sepuluh orang bersama-sama pergi ke Cursed City untuk menghancurkan Shivarivee. Nah, akankah mereka semua dapat kembali dengan selamat? Saksikan legendanya pada story berikutnya. Hanya di Story of the Thirteenth Lanza!