Senin, 31 Oktober 2011

Story of the Thirteenth LanZa_Twenty Sixth Story

Twenty Sixth Story

What the..?

--Left Side (Left Tunnel)--

Tamaa : CORAAA!!!

Ayumi : A.. Bagaimana ini..?

Tamaa : Mana kutahu! Lakukan sesuatu! Kau sudah lama berada dalam dunia ini, bukan?

Ayumi : Yah tapi aku tidak tahu apa-apa soal jurang ini. Dari dulu aku terus berada dalam ruangan sebelum ruangan ini.

Tamaa : Bo..bodoh.. Coraa!! Jangan bercanda!

Ayumi : Heh, dasar idiot! Percuma saja kau berteriak terus-terusan seperti itu. Kau tidak akan dapat bisa melakukan apa-apa. Biarkan saja dia, lebih baik kita lanjutkan perjalanan kita.

Tamaa : Hey! Jangan bercanda! Kau pikir kau ini siapa, seenaknya saja kau menentukan! Kau bukan siapa-siapa. Kau sadar, tidak!?

Ayumi : Suka-suka aku dong. Ah, percuma saja dia menyelamatkanmu kalau kau mau terjun ke bawah mencarinya juga. IDIOT!

Tamaa : Kau..!

Ayumi : Sekali lagi, Kau mau ikut aku melanjutkan perjalanan atau kau tinggal saja disini?

Tamaa : Huh! Ya sudah! Aku yang pimpin jalan!

Ayumi : Dasar polos.

Tamaa : Hah? Kau bilang apa tadi?

Ayumi : Tidak ada. Kau salah dengar.

--Center Side--

Herzt : Aku..

Snatcherr : Herz..t.. Kau tidak apa-apa..?

Herzt : Kau.. Snatcherr.. Bagaimana kau bisa berada disini..? *Herzt bertanya dengan nada datar dan tatapan mata kosong.

Snatcherr : Maaf.. Karena aku kau sampai datang bersama Sacrificee dan Red.. Sebenarnya yang sedang dibawa oleh Shivarivee itu adalah replikaku dan Red. Aku lupa mengatakan bahwa aku jago dalam membuat replika. Maafkan aku. Kau sampai jadi seperti ini.. *mengelus kepala Herzt dengan tatapan merasa bersalah.

Herzt : Tidak ada gunanya.. Aku.. sudah gagal..

Hertz terduduk tanpa ekspresi di wajahnya. Tampak seperti ia benar-benar putus asa dalam hidupnya karena kehilangan mata kirinya.

Snatcherr : Maaf, Herzt..

Herzt : Dimana.. Red..?

Red : Herzt.. Aku disi..ni..

Herzt : Dimana? Aku tidak dapat melihatmu.

Red : Aku sedang duduk..di sebelah kirimu..

Herzt : Dimana..? Aku tidak dapat melihatmu.. Aku tidak dapat menemukanmu..

Red : Herzt..! Aku disini! Lihat aku! Kau pasti bisa melihatku! Walau tidak dengan mata kirimu, kau masih mempunyai satu mata lagi, mata kananmu! Herzt, jangan putus asa seperti ini!

Herzt : Kau.. Tahu apa kau, hah? Yang mengalami hal ini adalah aku, bukan kau. Kau tidak berhak berkata seperti itu padaku, kau tahu? Ya, aku tidak sepertimu yang pandai dalam segala hal baik pelajaran, ilmu beda diri, sihir, obat-obatan, dan lainnya. Aku memang tidak sesempurna dirimu, ketua. Dan kini kau pasti tertawa dalam hati melihat kondisiku yang sudah lemah seperti ini, bukan!?

Red : Herzt, tolong jangan berkata seperti itu! Aku sama sekali tidak bermaksud seperti itu! Kita kan sudah bersahabat dari kecil. Jadi..tolong.. Jangan berkata seperti itu, Herzt..

Snatcherr : Herzt, sudahlah.. Sebenarnya tadi Red..

Herzt : Diam.. Jangan berkata apa-apa lagi di depanku..

Red : ...Maaf, Herzt. Karena aku kau menjadi seperti ini. Lebih baik aku pergi..

Red keluar dari gerbang air terjun tersebut. Ia duduk dan bersandar di bawah pohon besar yang rindang. Seraya menatap langit, ia memejamkan matanya.

Sementara itu di dalam..

Snatcherr : Herzt, dengarkan aku! Kumohon..

Herzt : Aku tidak ingin mendengar apa-apa. Kalau kau tidak ingin terluka, pergilah. Jauhi aku.

Snatcherr : Tidak akan. Kau harus mendengarkanku, Herzt.

Herzt : Aku serius.

Snatcherr : Aku juga serius, Herzt! Tanpa Red seharusnya kau sudah mati tadi!

Herzt : Di..diam..DIAM!! Apanya yang tanpa Red aku akan mati..tidak mungkin.. Dia saja tidak melindungiku.. Dia sama sekali tidak melindungiku.. Dia..tidak berguna.. Tidak bergu..na..

Snatcherr : Karena terluka seperti ini pikiranmu jadi sempit, ya? Kau tidak melihat bahwa Red telah melindungimu saat Shivarivee menyerang Sacrificee? Seharusnya serangan itu mengenaimu juga, bahkan akan mengenai jantungmu hingga kau mati. Dan kalau dia tidak melindungimu, dia tidak akan terluka hingga seperti tadi. Kau tahu tidak kenapa sekarang ia dapat bergerak bebas? Karena ia telah..

Herzt : Jangan bilang bahwa ia telah..

Snatcherr : Hah? Kau tahu bahwa ia telah..

Herzt : Mengorbankan jurus “Final Strike” agar dapat lepas dari..lumpuh..

Snatcherr : Ia sengaja melakukannya agar kau tidak khawatir padanya, tahu!

Herzt : Red.. Aku..

Tidak lama kemudian, tatapan mata Herzt kembali menjadi seperti semula. Ia melepaskan bandana yang ia kenakan lalu menyihirnya dan berubah menjadi perban yang panjang. Setelah mengenakan perban tersebut pada mata kirinya yang tidak dapat melihat apa-apa lagi, ia bangkit dan menyusul Red keluar dari gerbang air terjun tersebut. Snatcherr yang menyaksikan hanya menepuk jidatnya dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Setelah keluar dari gerbang tersebut, Herzt menemukan Red yang sedang membaringkan dirinya di bawah pohon yang besar. Ia berjalan mendekati Red dan duduk di sampingnya.

Red : Hmm.. Hm.. Eh, loh..? Herzt..?

Herzt : Yup, Red.

Red : Hmm.. Maafkan aku..

Herzt : Seharusnya aku yang meminta maaf, Red. *tersenyum kecil.

Red : Eh..? Untuk apa..?

Herzt : ...Jangan pura-pura nggak tahu, deh! *memukul kepala Red.

Red : Adaaww!! Sakit, tahu! Kubalas kau, yah!

Herzt : Enak saja~! Kau tidak akan bisa! Hahaha!

Snatcherr : Anak kecil.

--Right Side--

Sicronizee : Aku benci labirin..

Despair : Ya apalah. Terbang saja daripada susah-susah.

Bathu : Ide bagus, nona! *seraya mengedipkan mata pada Despair.

Rivera : Fire ball.

Bathu : AUCH AUCH!!

Sicronizee : Makanya jangan menggoda cewek orang.

Bathu : Toh bukan cewekmu.

Rivera : Sstt!!

Despair : Hmm.. Moon..

Bathu : A.. Lupakan! Ngomong-ngomong aku tidak dapat terbang, lho.

Rivera : Biar aku yang membawa kakek tua ini. Despair, kau bawa saja Sicronizee.

Despair : Roger.

Despair membawa Sicronizee terbang disusul oleh Rivera yang membawa Bathu. Sampai di ujung labirin, mereka tiba di tepi sungai darah. Sementara di seberang sungai darah tersebut, mereka bertemu dengan..

Sicronizee : Sacrificee..?!

Sacrificee : Sicronizee, Despair, Rivera, Bathu! Wow! Akhirnya aku bertemu dengan kalian!

Despair : Berarti sungai ini menghubungkan terowongan dua dan tiga. Kalau kita mengikuti arus sungai ini juga percuma saja, buntu.

Rivera : Kalau begitu kita bergabung dan kembali saja ke terowongan pertama dan bergabung dengan Red, Herzt, Coraa, Tamaa, dan Snatcherr.

Sacrificee : Aku sama sekali belum bertemu dengan Coraa dan Tamaa. Tapi aku tahu dimana Red, Herzt, dan Snatcherr.

Bathu : Kalau begitu kita pergi ke tempat Red, Herzt, dan Snatcherr saja!

Despair : Kenapa begitu?

Bathu : Siapa tahu Coraa dan Tamaa sedang ehm..ehm.. Jadi kita tidak boleh mengganggunya~!

Rivera : Meteor.

Bathu : UWAAAAAAAAA!! AMPUUUNNN!!

Sicronizee : Idiot.

Sacrificee : Kupikir juga lebih baik begitu. Red dan Herzt sedang dalam keadaan sekarat.

Despair : Baiklah, ayo kita pergi!

Rivera : Roger.

Rabu, 12 Oktober 2011

Story of the Thirteenth LanZa_Twenty Fifth Story

Twenty Fifth Story

Sprawl


--Left Side (Left Tunnel)--


Ayumi : Sudah lima menit. Mau lewat, atau bernasib sama dengan temanmu ini? *tersenyum kecil.

Coraa : Ayo bertarung.

Ayumi : Ohok! Kukira kau akan memilih untuk lewat. Ckckck. Tadi kau bilang kau tidak akan peduli dengannya. Tidak konstisten ih. Hmph!

Coraa : Cerewet. Sudahlah, ayo bertarung. Aku sudah siap.

Ayumi : Ba-ik-lah~! Ayo kita mulai! Triple Kick!

Ayumi menendang Coraa hingga berputar dua kali. Pada putaran ketiga Coraa berhasil menghindarinya dan mengeluarkan jurusnya yang bernama “Omnislash”. Ayumi dapat menghindarinya dengan mudah. Ia melompat dan menginjak kepala Coraa dengan santainya.

Coraa : Aw!

Ayumi : SCREAM!

Scream merupakan sebuah jurus dimana sang pengguna berteriak melalui microphone yang digunakan sebagai senjatanya ke arah lawan dengan sangat keras. Coraa yang terkena jurus tersebut tidak dapat bergerak dan kepalanya terasa sangat pusing. Memanfaatkan keadaan tersebut, Ayumi melanjutkannya dengan jurus yang lain.

Ayumi : Pretty Virus!

Tiga buah hati yang dilapisi dengan gelembung air terbang dan mengenai Coraa. Baru saja Coraa terlepas dari rasa pusingnya, kini ia merasa sangat lemas dan ia pun terjatuh. Coraa tertunduk dengan wajah pucat.

Ayumi : Dan yang te-ra-khir~! ORACLE !

Tembakan oleh Ayumi menghasilkan ledakan yang luar biasa. Untung saja Coraa dapat menghindarinya. Ia berlari menjauhi Ayumi lalu menenangkan dirinya sejenak. Tidak lama kemudian ia tertawa kecil.

Coraa : Kau cewek yang mengerikan. Haha. Sudah lama aku tidak bertarung dengan Singer. Kalau begitu sekarang giliranku. RISING WEAPON !

Ayumi : Kyaaaa!!

Ayumi terlempar hingga ke sudut arena. Coraa berjalan mendekatinya dan membantunya berdiri.

Ayumi : Kau..!!

Coraa : Sadarlah. Kau ini hanya dikendalikan, bukan?

Ayumi : Apa maksudmu..?

Coraa : Ayumi, Ayumi. Sadarlah. Kau hanya dikendalikan oleh Shivarivee.

Ayumi : Diken..dalikan..? Tidak. Tidak mungkin. Kau jangan bercanda!

Coraa : Aku sudah dengar dari Nave dimana kebanyakan pasukan yang bertato naga di wajah sepertimu itu dikendalikan olehnya. Sadarlah.

Ayumi : Tidak mungkin aku dikendalikan. Kau pasti ingin membohongiku karena takut kalah, bukan?! Jangan kira kau bisa menipuku. Khukhukhu. Kau kira mentang-mentang aku sudah sekarat maka kau bisa dengan mudahnya mengalahkanku?

Coraa : Kalau aku mau aku bisa membunuhmu sekarang. Bukan urusanku dan aku juga tidak peduli pada orang sepertimu.

Ayumi : Lalu bagaimana dengan temanmu? Aku akan mematahkan senjataku dan ia pun akan mati. Khukhukhu.

Coraa : Hei, jangan!

Ayumi : Kalau begitu rasakan ini! ROCK STAR!!

Coraa : AAAAAAAAA!!

Coraa terdorong oleh tembakan api mendadak dari Ayumi. Keadaan berbalik. Ayumi berjalan mendekati Coraa yang terkapar di atas arena. Dengan aturan nafas yang tidak teratur dan tatapan mata yang tajam itu Ayumi mengangkat microphonenya dan berniat untuk menghancurkannya. Coraa terdiam sejenak.

Coraa : Ja..JANGAAAN!!

Tiba-tiba muncullah sebuah cahaya yang bersinar sangat terang dari dalam microphone tersebut. Ayumi terjatuh dan tidak sadarkan diri. Coraa kembali terdiam. Seorang roh keluar dari dalam microphone tersebut.

Roh : Uaagh!! Te..Terima kasih, Coraa! Akhirnya aku bebas!

Coraa : Kau..siapa..?

Roh : Aku? Umm..roh..?

Coraa : Ghost buster..

Roh : HEI!

Coraa : Katakan, siapa kau?

Roh : Aku Ayumi. Terima kasih kau telah membebaskanku dari dalam microphone terkutuk itu. Kini saatnya aku kembali ke dalam tubuh asliku.

Coraa : ..Aku tidak mengerti.

Roh : Shivarivee mengunci rohku ke dalam senjata itu dan memasukkan roh lain di dalam tubuhku saat ini. Karena teriakanmu tadi akhirnya aku tersadar dari tidurku dan berhasil menghancurkan Kristal kegelapan dalam microphone tersebut. Oh iya, ngomong-ngomong ada seorang gadis juga di dalam. Hiaat!

Seorang manusia keluar dari dalam microphone tersebut dan pastilah ia adalah Tamaa. Tapi..

Coraa : Loh..?

Tamaa : Umm.. Huaaaahm.. Apa yang terja..UWAAAAA!! Ke..kenapa ada Coraa mini di depanku?!

Ayumi : Tubuhku memang nyaman. Huaah. Loh? Besar sekali..? (Ayumi telah kembali ke dalam tubuh aslinya)

Coraa : A..a..?

Tamaa : Apa yang terjadi..!?

Coraa : Kau.. membesar..

Tamaa : APA!?!

Benar saja, Tamaa membesar dan tingginya saat ini dua kali dari Coraa.

Coraa : Ayumi, apa yang sebenarnya terjadi..?

Ayumi : Aku..tidak tahu.. *mengedipkan mata berkali-kali dengan tatapan bingung.

--Left Side (Right Tunnel)—

Despair : Hah..hah..

Starkiln : Hanya begitu saja kemampuanmu?

Despair : Belum selesai! Double Mega Slash!

Starkiln : Tidak kena! Haha! Giliranku, BIG BOMB!!

Despair : Aaaaaaa!!

Starkiln : Heah, Blizzard!

Despair yang sedang melayang di udara akibat ledakan big bomb oleh Starkiln membeku. Ia tidak dapat bergerak dalam es yang mengurungnya. Starkiln menghela nafas.

Starkiln : Membosankan. Lebih baik aku mengejar temannya yang lain saja. Hihiy~!

Starkiln berbalik dan berjalan ke tepi sungai darah tersebut. “Kretek, kretek”. Terdapat suatu bunyi aneh di belakangnya. Ketika ia menghadap ke belakang, ternyata kumpulan es yang mengurung Despair retak dan pecah. Starkiln terkejut. Despair keluar dari kumpulan es yang sudah pecah itu dan berjalan menghampiri Starkiln. Starkiln yang tidak menduga bahwa salah satu dari jurus terkuatnya dapat dipecahkan oleh Despair terdiam seribu kata. Dengan wajah pucat, Starkiln mundur menghindari Despair yang terus berjalan dengan senyum di wajahnya menghampirinya. Tanpa ia sadari, ia jatuh ke dalam sungai darah di belakangnya.

Despair : Wanita bodoh. Huh.

Despair berpikir bahwa tidaklah mungkin untuk menyusul Red dan Herzt ataupun melanjutkan perjalanan sendirian. Maka ia putuskan untuk kembali dan memasuki terowongan ketiga yang dilewati oleh Sicronizee, Rivera, dan Bathu.

--Center Side--

Sacrificee : Snatcherr..

Red : Herzt, kira-kira siapa yang akan menang?

Herzt : Entahlah. Sepertinya Starkiln.

Red : Menurutku Despair yang akan menang.

Herzt : Kenapa?

Red : Despair itu.. kebal terhadap sihir.

Herzt : Hah ? Bohong!

Red : Tanyakan saja padanya. Hahaha.

Sacrificee : Lihat, ada sebuah ruangan! Ayo masu..

Red : Kau akhiran saja. Bisa repot kalau kau terkena bahaya lagi. Sebagai petarung jarak jauh kau tidak perlu di depan. Cukup di belakang.

Sacrificee : Hei, sudah cukup sedaritadi kalian menghinaku!

Herzt : Lalu kenapa? Kenyataan kok.

Sacrificee : Kau..!

Red : Sudah, tidak perlu bertengkar. Ayo masuk.

Red membuka pintu ruangan tersebut. Ia terdiam sejenak. Sejauh mata memandang terlihat hanya warna hitam. Dari belakang Herzt dan Sacrificee kebingungan melihatnya. Ketika Herzt menyusul Red dan melihat isi ruangan tersebut, ia juga terdiam.

Herzt : Buntu ya..?

Red : Mungkin..?

??? : Buntu kepalamu.

Red and Herzt : UWAAA!!

Ternyata yang mereka lihat dan mereka anggap jalan buntu adalah tubuh iblis yang membawa Snatcherr pergi.

??? : Kalian pasti datang karena ingin menyelamatkan gadis kecil ini, bukan? *menunjuk ke arah Snatcherr yang diikat di tiang yang berada di atas jurang yang curam.

Sacrificee : Bagus kalau kau tahu!

Red : Ini.. bukan ide bagus.. Sebaiknya kita mundur..

Herzt : Kupikir juga begi..AAAAAAAAAAAAAAAA!!

Iblis itu melumpuhkan tangan kanan Herzt dengan satu serangan kecil.

Red : HERZT, BERTAHANLAH !! SACRIFICEE, CEPAT PERGI !!

Sacrificee : Hah!? Kenapa?!

Red : CEPAT KABUR DARI TEMPAT INI !

Sacrificee : Memangnya kena..

Belum selesai Sacrificee berbicara, iblis itu kembali menunjuk ke arah Sacrificee dan akan melumpuhkan Sacrificee seperti Herzt tadi. Red yang menyadarinya berlari dan melindungi Sacrificee.

Red : AWAAS !! AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!

Seluruh tubuh Red terkena aliran listrik dari iblis tersebut. Ia tidak dapat menggerakkan tubuhnya.

Sacrificee : Re..RED!! Se..sebenarnya siapa dia..!?

Red : Dia adalah..Shivarivee.. Sacrificee.. cepat..pergi.. Tinggalkan tempat ini.. Carilah Des..pa..ir..

Herzt : Biar aku yang menghalanginya dengan kedua kaki dan tangan kiriku yang tersisa! Pergilah!

Sacrificee : Tapi..aku..aku..

Herzt : CEPATLAH PERGI! KAU ADALAH PEJUANG TERPILIH DAN KAU TIDAK BOLEH MATI KONYOL DI TEMPAT INI! PERGI!!

Sacrificee : Ba..baiklah teman-teman! Maafkan aku..selamat tinggal!

Sacrificee berlari keluar dari gerbang air terjun tersebut dengan membawa panahnya dan berlari kembali ke awal terowongan dan memasuki terowongan kedua. Sementara itu Herzt berusaha menghalangi Shivarivee agar tidak mengejar Sacrificee. Red yang telah tidak sadarkan diri tiba-tiba lenyap beserta dengan Snatcherr.

Herzt : Re..Red!?

Shivarivee : Mereka berdua sudah kupindahkan ke tempat lain. Kali ini kau kulepaskan, tapi aku tidak dapat menjamin bagaimana nasibmu apabila bertemu denganku lagi. Sampai bertemu lagi, bocah!

Sebelum menghilang, Shivarivee kembali mengeluarkan aliran listriknya yang dapat melumpuhkan tersebut. Kali ini ia menunjuk ke mata kiri Herzt. Setelah itu ia pergi meninggalkan Herzt dengan membawa Red dan Snatcherr.

Herzt : UAAAAAGH! MATAKU..A..A...SHIVARIVEE! KEMBALI KAAAU!! AAAAAAA!!

Hampa dan gelap. Begitulah yang dirasakan oleh Herzt sekarang. Seraya menahan sakit di mata kirinya dengan tangan kanannya, ia terjatuh dan tertunduk. Dengan mata terbuka lebar dan kedua tangan yang kaku, ia menatap bebatuan di bawahnya.

--Right Side--

Despair : Fuah. Sampai juga. Eeh!? Jembatannya?! Oh sial. Oh, iya! Tadi Red sudah membuka kunci jurus untuk mengeluarkan sayap! Yay! Angel’s Wing!

Muncul sepasang sayap dari punggung Despair. Despair terbang menyeberangi kedua jalan yang dihubungi oleh jembatan yang sudah sekarat tersebut. Sesampainya disana, ia terkejut hingga melompat melihat Sicronizee, Rivera, dan Bathu terkapar dan tidak sadarkan diri.

Despair : Loh..? Apa yang terjadi..?

Sicronizee : Ukh..

Despair : Si..Sicro! Bertahanlah! Apa yang terjadi..?

Sicronizee : Potion..

Despair : Potion..OH! Untung saja aku membawanya. Ini, silahkan diminum. Penambah darah, bukan?

Sicronizee : Ya.. *gluk gluk. Ukh.. Akhirnya, aku sedikit merasa baikan. Berikan juga pada Rivera dan Bathu.

Despair : Baiklah.

Rivera : Uhuk uhuk. Akh.. Sakit sekali! Vampire sialan!

Bathu : Aku lupa bilang, disini ada Vampire setelah kelelawar.. *menundukkan kepala seraya menggaruk-garukkan kepalanya.

Rivera : ... Fireball

Bathu : UAAAAAAAAKH PANAAAAAAS PANAAASS !!

Sicronizee : Sial.. Aku terkena racun.. Despair, apa kau membawa antidote?

Despair : Aku bawa, tapi hanya satu.

Sicronizee : Tidak apa-apa. Aku dapat menyembuhkan mereka dengan manteraku.

Despair : Baiklah, silahkan.

Sicronizee : Sip. *gluk.

Setelah Sicronizee menggunakan antidote dan menyembuhkan racun dalam tubuh Rivera dan Bathu, Despair bergabung dalam dengan mereka. Mereka berempat berjalan lurus dalam terowongan tersebut. Sampai akhirnya tibalah mereka di sebuah labirin yang berliku-liku dan sangat rumit..

--Left Side (Left Tunnel)--

Coraa : Ini..

Ayumi : Aku tidak tahu apa-apa, ya. *menggelengkan kepala dengan kecepatan super.

Tamaa : Uaaa! Kenapa aku jadi raksasa begini..?!

Coraa : Aku.. tidak peduli deh.. *mengalihkan pandangan dan berjalan lurus lalu membuka gerbang di depannya.

Ayumi : Aku tidak tahu apa-apa.. Aku tidak tahu apa-apa..

Coraa : Itu nanti saja. Siapa suruh nekat melawan orang yang lebih kuat darimu. Salah sendiri. Huh. Ayo lanjutkan perjalanan.

Tamaa : Ka..kau! Aku kan..

Ayumi : Sudahlah, tidak perlu dipikirkan. Dia pasti malu-malu. Hahaha.

Coraa : Diam! Cepat jalan!

Tamaa terdiam dengan raut wajah sedih. Menyadari hal tersebut, raut wajah Coraa yang awalnya marah lama-kelamaan seperti terkejut dengan tanggapan Tamaa. Tapi ia tidak dapat berkata apa-apa. Ia melanjutkan perjalanannya dan memasuki gerbang selanjutnya diikuti Tamaa dan Ayumi dari belakang.

Setelah mereka memasuki gerbang tersebut, gerbang tersebut tertutup dengan sendirinya dan mereka mendapati bahwa mereka sedang berdiri di sebuah jalan yang berliku, sempit, dan curam. Salah-salah bisa jatuh ke dalam jurang yang tidak diketahui dimana dasarnya tersebut. Dengan santainya Coraa melangkah mengikuti jalan yang berliku-liku tersebut, begitu pula dengan Ayumi. Tamaa yang berada di belakang dan depan Ayumi kesulitan karena ia tidak terbiasa dengan tubuh raksasanya tersebut. Tanpa ia sadari, ia terpeleset dan hampir saja terjatuh. Untung saja ia sempat memegang tepi jalanan.

Coraa : Tamaa!

Tamaa : Co..Coraa!! Tolongg!!

Ayumi : Astaga.. Bagaimana ini..? Sulit untuk menyelamatkanmu di jalanan yang lebarnya hanya mm.. *mengukur. Oh! Lima belas sentimeter!

Coraa : Diam kau!

Ayumi : Ukh! Aku..

Tamaa : Coraa.. Aku..aku.. Tinggalkan saja aku..

Coraa : Dasar bodoh! Jangan bercanda! Ini semua karenaku.. Seharusnya aku tidak membiarkanmu jalan sendirian hingga kau hampir terjatuh saat ini.. Bertahanlah!

Tamaa : Ini bukan salahmu.. Tenanglah.. Bukan kau penyebab aku terjatuh seperti ini. Ini semua salahku..

Mendengar ucapan Tamaa, Coraa teringat ucapan Velly, mantan kekasihnya sebelum meninggal karena jarum beracun yang menusuknya.

Coraa : Kau..

Tamaa : A..?

Coraa : Bodoh..

Tamaa : Ah, aku memang bodoh sampai bisa terjatuh seperti ini. Hehehe.

Coraa : Jangan berkata seperti Velly, bodoh! Sudah cukup aku kehilangan Velly, kali ini aku tidak mau kehilangan kau! Cepat, naik! Awas saja kalau kau terjatuh, tidak akan kumaafkan!

Tamaa : Ke..kenapa kau menjadi sewot begitu..? Aku kan bukan siapa-siapa..

Coraa : Kau bodoh.. Tidak sadar-sadar juga ya, heh? AKU SUKA KAMU, DASAR IDIOT!

Tamaa : Kau..? Ti..tidak mungkin dong kau menyukaiku kalau kau mengataiku idiot!

Coraa : Ck.. Sudahlah, cepat naik!

Coraa menarik tangan Tamaa ke atas. Tamaa berhasil mendarat dengan sempurna akan tetapi Coraa kehilangan keseimbangannya hingga terjatuh ke dalam jurang tersebut.

Tamaa : CORAAA!!!