Senin, 19 September 2011

Story of the Thirteenth LanZa_Twenty Fourth Story

Twenty Fourth Story

Next


--Left Side (Left Tunnel)--

Ayumi : Lama sekali! *menghabiskan wafer keduapuluh.

Tamaa : Iya sebentar! Hup hup, nah, ayo mulai!

Coraa : Kalau kalah kau akan mati.

Tamaa : *melirik. Memangnya kamu bisa melawannya? Belum tentu kamu bisa. *meludah.

Coraa : Mau mati ya *melirik.

Tamaa : Apa? Nantang?

Coraa : Kalau iya kenapa?

Tamaa : Cowok saja belagu.

Coraa : Terus kenapa? Gak senang? Mentang-mentang cewek doang juga. Aku tidak takut padamu!

Tamaa : Jadi? Ngajak berantem?

Coraa : Kalau iya kenapa?

Ayumi : Hei!

Coraa and Tamaa : BERISIK !!

Ayumi : Mau bertarung tidak, sih?!

Tamaa : Iya! Ayo bertarung! Hei cowok pendek, lebih baik kau menjauh saja! Pergi!

Coraa : Dasar sombong. Awas saja kalau nanti kau membutuhkan bantuanku. Sampai kau matipun aku tidak akan peduli padamu!

Tamaa : Pegang ucapanmu!

Coraa : Baik! Aku tidak takut!

Tamaa berbalik dan berjalan menuju ke arena yang telah disediakan. Coraa hanya menghela nafas dan menggelengkan kepala. Ayumi yang telah berdiri di atas arena itu mengepalkan tangannya karena kesal telah lama menunggu Coraa dan Tamaa yang terus berdebat.

Sampailah Tamaa di arena yang terlihat sangat luas itu. Ayumi menghela nafas sejenak.

Ayumi : Sudah siap?

Tamaa : Yap. Ayo kita mulai.

Ayumi berdiri di tengah arena. Tamaa diam dan hanya memperhatikan gerak-gerik Ayumi sejenak. Ayumi menarik nafas.

Ayumi : Center Stage!

Tiba-tiba muncul panggung dengan Ayumi di atasnya. Tamaa merasa bahwa Ayumi seakan meremehkan Tamaa dan memberikan keringanan. Tamaa berlari menaiki panggung dan mengubah Mille’s Ball miliknya menjadi sebuah sabit yang panjang dan tajam. Ia melompat dan hendak menyerang Ayumi yang sedang menari sambil menyanyi di atas konsernya dari belakang. Tatapan Tamaa berubah menjadi sangat tajam. Seraya bernyanyi, Ayumi tertawa kecil. Sampai ketika Tamaa akan melancarkan serangannya, Ayumi menghadap belakang dengan tersenyum kecil.

DUAR !

Panggung tersebut meledak. Asap-asap akibat ledakan panggung tersebut menutupi arena. Dari kejauhan Coraa terdiam melihat tersisa seorang saja yang berdiri di tengah panggung yang tersisa. Dan ketika asap-asap tersebut mulai menipis..

Ayumi : Sudah ketahuan pemenangnya, bukan? *tersenyum.

Coraa : Loh..? *berlari menuju arena. Tamaa mana?

Ayumi : Menurutmu? Hihi.

Coraa : Hei, kau jangan bercanda!

Ayumi : Apakah aku terlihat seperti sedang bercanda?

Coraa : Tapi.. tidak mungkin..

Ayumi : Ayo katakan, menurutmu dimana dia?

Coraa : Aku..aku..

Ayumi : Tenang, dia tidak mati kok. Hihi.

Coraa : Hah!? Jadi..?

Ayumi : Dia disini. *menunjukkan senjatanya yang berupa sebuah microphone panjang. Kalau kau ingin menyelamatkannya, kalahkan aku. Tapi bukankah tadi kau bilang tidak akan peduli padanya? Bagaimana? Jika kau tinggalkan dia disini, aku akan membiarkanmu melewatiku dan melanjutkan perjalananmu untuk mengalahkan Lord Shivarivee. Tapi bila kau tetap tinggal dan berniat untuk menyelamatkannya, aku tidak menjamin keselamatanmu.

Coraa menelan ludah sejenak. Ia bingung. Bagaimanapun juga ia tetap harus memegang ucapannya. Akan tetapi ia tidak bisa tidak peduli dengan Tamaa. Selain Five Heroes, kunci untuk mengalahkan Shivarivee adalah dengan kekuatan samer milik Tamaa.

Ayumi : Kuberi waktu lima menit. Pikirkan apa keputusanmu, segera!

--Left Side (Right Tunnel)--

Red : KEJAR! CEPAT!

Herzt : IYA AKU JUGA SEDANG MENGEJARNYA, TAHU! KAU KIRA GAMPANG MELEWATI JALAN YANG PENUH BATUAN BESAR INI?

Red : KALAU AKU BISA KENAPA KAU TIDAK?? SUDAHLAH! AYO CEPAT! NANTI KITA KEHILANGAN JEJAKNYA!

Herzt : IYA AKU TAHU! TAPI LIHAT DEPANMU, BUNTU! AYO MELOMPAT KE BAWAH, MUMPUNG ADA BEBATUAN DI SUNGAI!

Red : KAU DULUAN!

Herzt : Hup!

Herzt melompat ke bawah dan menginjak bebatuan yang ada di tengah sungai disusul oleh Red.

Red : Tidak ada bebatuan lain di depan.

Herzt : Red, ayolah! Kali ini kita benar-benar terdesak! Gunakan “itu”!

Red : Ah.. Baiklah. Sekali ini saja, ya.

Herzt : Ya!

Red : Locked Skill, Angel’s Wing !

Muncul sayap di belakang Red dan Herzt. Mereka terbang dan mengejar Despair yang terhanyut entah kemana. Red dan Herzt terus mengejar Despair sampai akhirnya Despair terbawa ke tepi sebuah daratan yang penuh dengan pasir seperti pantai. Red dan Herzt turun dan sayapnya menghilang.

Herzt : Despair, kau tidak apa-apa?

Red : Gara-gara kau sih. Tanggung jawab tuh, dia penuh dengan darah yang kita tidak tahu asal-usulnya.

Herzt : Dia pasti shock.

Despair : Uhuk!

Herzt : Despair!

Despair : Ghah.. Red.. Red..

Red : Apa?

Despair : Apa kau.. bawa Hero Poti..uhuk!

Red : Hero Potion? Aku bawa. Minum satu botol, ya. *memberikan sebuah botol.

Despair : *Gluk gluk.

Herzt : Memangnya untuk apa Hero Potion itu?

Despair : Sungai darah itu..berbahaya! Kalau aku terbawa lebih lama lagi..mungkin aku akan mati.

Red : Kukira kau akan menangis karena ketakutan. Ternyata kau masih bisa bicara.

Despair : *melotot.

Red : *menundukkan kepala.

Herzt : Memangnya ada apa di dalam sungai itu?

Despair : Coba kau celupkan tanganmu di sungai itu.

Herzt berjalan ke tepian dan mencelupkan tangannya ke dalam sungai tersebut. Tiba-tiba seakan ada aliran listrik mengalir di dalam tubuhnya. Herzt menggigil. Red menarik Herzt menjauh dari sungai tersebut.

Herzt : A..apa itu tadi..?

Despair : Begitulah. Menurut analisaku, kalau kau terbawa arus dan hampir tenggelam seutuhnya seperti aku tadi, satu jam saja kau sudah tidak dapat mengenali dirimu sendiri. Kau akan dikendalikan oleh orang yang membubuhkan obat pengendali di sungai darah itu. Untung kalian masih mau menyelamatkanku. Terima kasih.

Red : Sudah, tidak perlu berterimakasih. Toh karena Herzt kau jatuh ke sungai itu.

Herzt : Umm.. Maaf.

Despair : Tidak apa-apa. Aku kan tidak mati. Setidaknya aku masih sela..sst ! Ada orang!

Red : Siapa disana?! Keluar!

??? : Ternyata kalian menyadari kehadiranku.

Herzt : Siapa kau?

??? : Aku pasukan kegelapan. Akulah sang pembubuh obat pengendali di sungai darah yang kau maksud, nona kecil. Hihihihi.

Despair : Jadi kau orangnya yang bisa membuat ramuan tingkat tinggi itu. Aku ingin tahu seperti apa kau bertarung. Kulihat kau sangat TUA, PENDEK, KURUS, BERKERIPUT, dan.. aduh, sama sekali tidak seperti perempuan layaknya.

??? : Banyak omong saja kau, nona kecil. Baiklah kuperkenalkan dulu. Namaku Starkiln. Aku adalah peramu khusus untuk Raja Shivarivee.

Despair : Aku tidak ingin tahu namamu. Toh tidak penting. Ayo semuanya, langsung sikat saja!

Red : Roger nona kecil.

Herzt : *menahan tawa.

Despair : *meninju perut Red.

Starkiln : Dasar anak muda zaman sekarang tidak sabaran. Rasakan ini! Killer Cloud !

Red : AWAS !

Herzt : Despair! *mendorong Despair.

Red : Kau juga awas, bego! *mendorong Herzt.

Despair : Lalu kau?

Red : Teleport!

Dalam sekejab Red menghilang dan muncul di belakang Herzt dan Despair. Jurus Killer Cloud yang dikeluarkan oleh Starkiln tidak mengenai mereka bertiga. Starkiln tertawa seraya memegang kepalanya.

Starkiln : Hahaha!! Dasar bodoh. Melindungi diri sendiri saja tidak bisa! Hanya satu orang yang bisa? Hahaha!!

Despair : Menyebalkan. CHAOS SAVIOR!

Chaos Savior merupakan sebuah jurus dimana sang pengguna berputar seperti ballerina yang memegang dua pedang berapi kematian. Setelah berputar sebanyak limabelas kali hingga naik ke langit, Ia akan membanting gelombang energy yang kuat ke musuh di bawahnya.

Kebetulan pada saat itu karena tidak dapat menahan tawanya, Starkiln terjatuh dan terus tertawa seraya memukul-mukul daratan berupa kumpulan pasir. Jurus Chaos Savior yang dikeluarkan oleh Despair mengenai Starkiln secara telak. Red dan Herzt hanya terdiam menyaksikannya.

Tampak Starkiln telah terkapar di atas pasir-pasir berwarna putih kemerahan. Ketika Red, Herzt, dan Despair berniat untuk melanjutkan perjalanannya, muncul bunyi-bunyi aneh seperti bunyi kayu yang dibelah perlahan-lahan. Ketika mereka berbalik, ternyata kulit Starkiln yang terkapar itu terbelah dan muncul sosok wanita yang sangat tidak mirip dengan Starkiln keluar melepaskan kulit-kulit tua tersebut. Wanita ini sangat tinggi, bahkan melibihi tinggi Red. Wajahnya tampak sangat dewasa dengan rambut bergelombang dan kulit yang putih cerah.

Despair : Kau..?

Starkiln : Akulah sosok Starkiln yang asli. Ternyata sangat sulit bertarung dengan wujud tua seperti tadi. Baiklah, cukup main-mainnya. Ayo kita serius. *menepuk tangannya sekali.

Despair : Tidak mungkin.. Tadi itu jurusku yang terkuat.. *tertunduk lemas.

Starkiln : Kau masih mau mengatakaiku tua jelek dan segala macamnya?

Despair : Ukh.. Tahu ah! Tidak penting! Huh!

Herzt : Dia ngambek.

Red : Ya, dia ngambek.

Herzt : Jadi? Kita ikut bertarung juga?

Red : Yap. Awalnya kukira kita biarkan saja pertarungan sesame perempuan. Tapi ia tampak sangat kuat.

Tiba-tiba sesosok monster terbang yang kecil menghampiri Herzt dan Despair.

Ric : KYUUU!! KYUUU!!

Herzt : Loh, ini kan..Ric, summon pet dari Snatcherr!

Red : Huh?

Despair : Berarti Sacrificee dan Snatcherr mendapatkan bahaya. Gawat, aku tidak punya muka untuk menemui putri. *down.

Red : Lebay.

Despair : Red, Herzt. Kalian kembali saja untuk menyelamatkan mereka berdua. Serahkan wanita berwujud dua ini kepadaku.

Starkiln : Kau tidak akan menyesal membiarkan temanmu pergi dan melawanku sendirian?

Despair : Yup.

Herzt : Kupikir tidak mungkin.

Red : Setuju.

Despair : Wanna die?

Red : Ayo kita pergi, Herzt.

Herzt : WTH!! Kau takut padanya?!

Red : Sudahlah. Kali ini kita serahkan padanya.

Despair : *tersenyum kecil.

Red : Ayo!

--Center Side--

Dengan sayapnya Red dan Herzt terbang dengan cepat menuju terowongan yang dimasuki Sacrificee dan Snatcherr. Betapa terkejutnya mereka mendapati Sacrificee tergeletak di atas rerumputan yang hijau dengan kaki dan tangan terikat oleh akar-akar pohon yang erat hingga kulitnya tersobek. Sepertinya ketika masih sadar ia memaksakan akar pohon itu untuk lepas dari ikatan di tangan dan kakinya.

Red : Sacrificee! Sacrificee! Sadarlah!

Herzt : Benar saja selalu mereka yang paling sial. Eh, dimana Snatcherr?!

Red : Hilang. Sudahlah, lebih baik kita sadarkan yang satu ini dulu!

Herzt : Kau bisa ilmu pengobatan, tidak?

Red : Gunakan jurusmu. Kau punya satu jurus pengobatan yang masih terkunci.

Herzt : Kenapa tidak kau saja?

Red : Aku sudah menggunakan jurusku yang terkunci tadi. Sekarang giliranmu!

Herzt : Ya, baiklah kalau begitu. Locked Skill, Recovery!

Sacrificee : Uh..Snat..Snatcherr.. SNATCHERR!

Red : Sudah sadar sepenuhnya?

Sacrificee : Dimana Snatcherr!?

Herzt : Justru kami yang harusnya bertanya padamu. Dasar pasangan lemah. Makanya sudah kukatakan kalian itu tidak bisa dalam satu kelompok! Ah merepotkan saja.

Sacrificee : …Maaf.

Red : Sudahlah. Terakhir kali dimana kau melihat Snatcherr?

Sacrificee : Dia tenggelam karena ada yang menariknya ke dalam sungai di depan air terjun ini. Lalu..oh iya! Ada seorang iblis datang dan membawanya memasuki air terjun itu! Aaaah!!

Herzt : Apa yang ia lakukan hingga bisa memasuki air terjun itu?

Sacrificee : Ia berkata “Shiva Waterfall”…

Sejenak setelah itu air terjun yang mengalir dengan sangat deras tersebut berhenti mengalir. Awalnya mereka sempat terdiam. Tapi tidak lama kemudian mereka memasuki ruangan dalam air terjun tersebut.